Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan pihaknya telah membahas soal pergerakan pejalan kaki dan pesepeda di Simpang Santa, pertemuan antara Jalan Wijaya I - Jalan Wolter Monginsidi-Jalan Suryo (lampu merah Simpang Santa) Jakarta Selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Jadi yang kami bahas adalah bagaimana agar terjadi pergerakan menerus pejalan kaki dan pesepeda,” kata Syafrin saat ditemui di Stasiun KAI Pasar Senen, Rabu, 19 April 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dia mengatakan setelah simpang Santa yang pergerakan belok kanan dari Jalan Wijaya ditutup, keseluruhannya untuk fasilitas pejalan kaki dan pejalan sepeda tertutup. Namun, beberapa hari lalu pihaknya kembali membuka area tersebut.
“Setelah pertemuan dengan rekan-rekan komunitas pada Ahad,16 April, malamnya itu juga langsung kami lakukan upaya penataan, di mana penyebrang itu bisa langsung masuk,” ujarnya.
Syafrin menyebutkan bahwa Dishub DKI fasilitas pejalan kaki dan pesepeda tetap difasilitasi untuk bisa melintas di kawasan Simpang Santa, Jalan Wijaya I - Jalan Wolter Monginsidi-Jalan Suryo. Untuk pejalan kaki tidak lagi dipasang pelican crossing lantaran saat ini mengikuti waktu siklus dari traffic light yang ada.
“Pada saat itu kan baru masih tetap ditutup, sehingga kami siapkan pelican crossing untuk menambah dan sekarang setelah dikembalikan semula,” kata Syafrin
Kepala Dishub DKI itu menyebutkan bahwa pihaknya melibatkan para komunitas, seperti Bike to Work (B2W), Koalisi Pejalan Kaki, dan lainnya untuk menyusun desain penataan.
“Kami tentu dalam menyusun desain melibatkan partisipasi mereka semua, sehingga kita dapatkan pergerakan yang efisien dan efektif dari pejalan kaki maupun pesepeda motor,” kata dia.
Ia mengatakan bahwa dirinya akan mendesain ulang soal pergerakan pejalan kaki dan pesepeda yang akan melintasi kawasan itu.
“Kami desain ulang, sehingga prinsip pergerakan mereka itu semua, perpindahan dia dari sisi utara kemudian tiba di pulau lalu lintas di jalan Wolter Monginsidi atau di median jalannya. Kemudian menyebrang ke sisi selatan, itu aman,” ucapnya.
Desain Simpang Santa tersebut akan dilakukan setelah kondisi normal pergerakan lalu lintas. “Tentu tadi setelah kami mendapatkan kondisi ideal traffic di Jakarta. Kemudian baru bisa didesain. Jangan juga kami mendesain kemudian ternyata volumenya tdk sesuai dengan volume ideal. Nanti malah keliru,” katanya.