Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Jadwal pengoperasian kereta cepat terancam kembali mundur.
Kementerian Perhubungan masih melakukan sertifikasi kereta cepat.
Kereta pengumpan dari Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung sudah siap.
Tak sampai setengah jam, Perdana Menteri Cina Li Qiang sudah bisa bolak-balik antara Stasiun Halim dan Stasiun Karawang yang berjarak sekitar 41 kilometer dengan menumpang kereta cepat. Orang nomor dua di Cina itu menjajal sepur berkecepatan 350 kilometer per jam tersebut bersama Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan serta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Li Qiang juga meninjau kesiapan sarana dan prasarana moda transportasi tersebut sebelum mulai beroperasi komersial pada Oktober mendatang. "Di kereta api, kami banyak berdiskusi mengenai detail kereta ini dan merasakan bersama bahwa kualitas keretanya cukup bagus. Kami merasakan kecepatan hingga 326 kilometer per jam," ujar Luhut setelah menjajal kereta cepat.
Namun Luhut belum memastikan kapan kereta cepat Jakarta-Bandung bakal diluncurkan. Ia hanya mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo ingin masyarakat di sekitar jalur kereta cepat menjajal lebih dulu kereta berteknologi anyar tersebut sebelum masuk tahap komersial.
Pemerintah telah beberapa kali memundurkan waktu peluncuran kereta cepat beserta rencana uji coba pra-operasinya. Semula Jokowi mencanangkan kereta cepat meluncur komersial pada Juni lalu. Target itu kemudian diubah. Pemerintah lantas merencanakan uji coba pra-operasi beserta soft launching dilakukan pada 18 Agustus lalu.
Target itu kembali tak tercapai. Belakangan, mencuat rencana Jokowi akan meresmikan sekaligus menjajal kereta cepat Jakarta-Bandung pada 8 September ini. Tapi rencana tinggal rencana. Menteri Budi Karya Sumadi beberapa waktu lalu mengatakan soft launching direncanakan dilakukan pada 1 Oktober mendatang berbarengan dengan dimulainya masa komersial kereta cepat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hingga kemarin, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) belum bisa memastikan kapan tepatnya uji coba pra-operasi akan dilaksanakan. Direktur Utama PT KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, hanya menyebutkan uji coba gratis untuk penumpang pasti dilakukan sebelum periode komersial dimulai. "Sekarang sudah banyak yang mendaftar pakai surat. Nanti kami umumkan pendaftaran secara online," kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rangkaian kereta inspeksi kereta cepat Jakarta-Bandung tiba di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 22 Juni 2023. TEMPO/Prima Mulia
Dwiyana juga tak bisa memastikan kereta cepat bisa meluncur pada 1 Oktober mendatang. Musababnya, saat ini proses sertifikasi sarana, prasarana, sumber daya manusia, serta sistem keselamatan kereta cepat Jakarta-Bandung masih berlangsung bersama Kementerian Perhubungan. Ia mengatakan, sebagai kereta cepat pertama di Indonesia, proses sertifikasi mesti dilakukan dengan hati-hati dan pendekatannya harus konservatif.
Dwiyana berharap proses sertifikasi dan perizinan bisa rampung sesegera mungkin. Sebelum proses sertifikasi dimulai, kata dia, KCIC telah melakukan uji coba dan hasilnya baik. "Kami sudah diaudit oleh konsultan independen dari Tiongkok. Ada tiga konsultan yang membuat laporan dan kami jadikan sebagai dasar dalam pengajuan sertifikasi ke Kemenhub," kata dia.
Sumber Tempo yang mengetahui seluk-beluk kereta cepat menuturkan perkara perizinan menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sebelum kereta cepat mulai meluncur komersial. Hingga akhir Agustus lalu, proses perizinan untuk infrastruktur kereta cepat baru mencapai 87 persen. Perizinan yang belum rampung, antara lain, adalah izin operasi infrastruktur dan perjanjian implementasi infrastruktur perkeretaan.
Di samping itu, perizinan untuk sarana kereta atau rolling stock baru mencapai 74 persen. Perizinan yang belum kelar, antara lain, adalah izin operasi kereta, persetujuan operasi untuk fasilitas perawatan kendaraan rel, serta persetujuan operasi peralatan atau kendaraan khusus. Di luar perizinan, perseroan juga masih harus memastikan kesiapan operasi dan perawatan kereta cepat.
Pada sisi konstruksi, kemajuan investasi untuk konstruksi prasarana kereta cepat mencapai 100 persen. Sedangkan kemajuan pembangunan fisiknya sekitar 98 persen. Salah satu pekerjaan yang tengah dikebut adalah pembangunan Stasiun Padalarang yang pengerjaannya sudah mencapai 83 persen pada akhir Agustus lalu. Pembangunan stasiun di Bandung Barat ini menjadi yang terlambat dibanding tiga stasiun lainnya.
Stasiun Padalarang Hampir Selesai
Proyek pembangunan Stasiun Kereta Cepat Padalarang di Bandung Barat, Jawa Barat, 8 Agustus 2023. TEMPO/Prima Mulia
Berdasarkan tinjauan Tempo ke Stasiun Padalarang, kemarin, fasad stasiun tersebut sudah terlihat jelas. Sebulan lalu, bagian depan bangunan stasiun masih tertutup jalinan rangka besi. Kini, rangka besi sudah dilepas sehingga bentuk muka bangunan Stasiun KCJB Padalarang terlihat jelas. Bangunan stasiun itu didominasi warna putih dengan aksen garis merah dan bagian ujung yang melengkung.
Beberapa penanda, seperti tulisan "KCIC" dan "Padalarang", sudah terlihat. Bangunan lain yang sudah jadi adalah skybridge alias jembatan yang menghubungkan ke stasiun yang sudah ada. Saat menyusuri pintu masuk stasiun anyar tersebut, Tempo melihat beberapa papan petunjuk arah sudah terpasang, misalnya penunjuk arah menuju "KA Jarak Jauh-Intercity Train", "Keberangkatan-Departure", "Mesin Tiket-Ticket Machine", dan "Layanan Pelanggan-Customer Service".
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 2 Bandung, Mahendro Trang Bawono, mengatakan kereta pengumpan yang menghubungkan Stasiun Padalarang dengan Stasiun Bandung sudah siap. “Kami sudah siap semua, tinggal menunggu dari KCJB karena tidak mungkin kami jalan sendiri,” kata dia kepada Tempo, kemarin.
Mahendro mengatakan kereta pengumpan Padalarang-Bandung akan langsung dioperasikan berbarengan dengan pengoperasian kereta cepat. Sedangkan jadwalnya akan disesuaikan dengan jadwal kereta cepat di Padalarang. “Dia akan mengikuti jadwal KCJB," ujarnya.
Kereta pengumpan itu nantinya berhenti di tiga stasiun, yakni Stasiun Padalarang, Stasiun Cimahi, dan Stasiun Bandung. Kereta itu akan menempati jalur terpisah dengan kereta penumpang reguler. Di Stasiun Bandung, misalnya, kereta pengumpan kereta cepat akan mendapat jalur khusus di area utara.
Pengajar Program Profesi Insinyur Universitas Lampung, Aleksander Purba, mengatakan kesiapan sarana, prasarana, dan pengoperasian harus menjadi pertimbangan seluruh pemangku kepentingan sebelum memulai operasi sepur kilat. "Lebih baik menunda jika memang belum siap sepenuhnya. Kita belajar dari LRT Jabodebek yang belum sepenuhnya siap saat beroperasi secara penuh," kata dia.
Sebaliknya, Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran), Deddy Herlambang, yakin operasi kereta cepat akan lebih mulus dibanding pengoperasian LRT Jabodebek yang masih diwarnai insiden. Alasannya, pengoperasian kereta cepat masih lebih banyak dilakukan secara manual oleh masinis. Hal itu berbeda dengan LRT Jabodebek yang didesain serba otomatis. Kendati demikian, ia menegaskan kereta cepat baru boleh beroperasi jika telah menyelesaikan berbagai sertifikasi dan mengantongi izin operasi.
CAESAR AKBAR | KHORY ALFARIZI | AHMAD FIKRI (BANDUNG) | ANTARA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo