Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kiat Livi Zheng Menghibur Diri, Tak Putus Asa Ditolak 32 Kali

Livi Zheng berpesan bekerja harus bergairah. Jika tidak maka tak akan pernah betah dan akhirnya berganti pekerjaan terus.

14 November 2017 | 17.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Livi Zheng pernah merasakan bagaimana sakit ketika karyanya ditolak sampai 32 kali. Penolakan sebanyak itu mungkin lebih parah ketimbang putus cinta. Kepada Tempo di Jakarta, Sabtu 11 November 2017, sutradara muda asal Blitar, Jawa Timur  ini mengaku sering menerima penolakan pada awal berkarier di dunia film.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kamu sudah kerja keras banget. Setiap hari sampai kerja 19 jam dan itu terjadi selama seminggu atau berbulan-bulan. Lalu kerja keras dan idemu terus-terusan ditolak. Intinya harus selalu siap," kata Livi Zheng.

Ketika baru masuk ke industri film, Livi Zheng membutuhkan waktu untuk pemulihan selama sekitar 3 minggu setelah naskahnya ditolak. "Sedihnya sekitar 3 minggu," ujarnya. Namun sekarang dia memberi batas waktu untuk patah hati. "Sekarang sedihnya cukup 2 jam saja. Setelah itu lanjut bekerja lagi," katanya.

Kini Livi Zheng sudah kebal dengan jawaban tidak alias penolakan. "Saya sudah bisa menghadapi jawaban “no” dengan lebih baik," katanya. Ketika merasakan kesedihan sampai 3 minggu lamanya, Livi Zheng merasa dirinya akan lebih tidak produktif. Padahal orang yang menolaknya bahkan sudah melupakan kejadian itu. Kalau begini, siapa yang rugi?

Livi Zheng (kiri), Sutradara asal Indonesia yang membuat film Hollywood, Brush with Danger. (musicshow.info)

Dari pengalaman itu, Livi Zheng menyadari kalau siapapun tak akan meraih sukses dalam sekejap. Butuh waktu yang lama dan kerja keras yang tidak ada habisnya. "Karena itu kita bekerja harus ada gairah. Kalau tidak ada gairah, tidak akan betah dan akhirnya berganti pekerjaan terus," kata perempuan kelahiran Blitar ini.

Livi Zheng baru membuat film pertamanya setelah 7-8 tahun berkecimpung di industri film. Film pertama Livi Zheng berjudul "Brush With Danger" tayang pada 2014. Meski cerita ini telah ditolak 32 kali, Livi Zheng meyakinkan setiap orang kalau film tersebut sangat berarti, terutama untuk memahami tantangan yang dihadapi para imigran. "Betapa sulitnya menjadi seorang imigran di negara orang lain seperti pengalaman yang saya jalani," ucapnya.

CATATAN KOREKSI: Berita ini diubah pada 8 September 2019 untuk memperbaiki akurasinya.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus