Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kematian Laurentius Panggabean, mantan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan Jakarta yang diduga akibat virus corona hingga kini belum ada kepastian. Saat Laurentius meninggal pada 12 Maret 2020, keluarga diberitahu penyebab kematian bukan karena COVID-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi keluarga tahunya sakit paru-paru," ujar putra Laurentius, Guido Panggabean kepada Tempo pada Selasa, 7 April 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laurentius meninggal di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Cibubur, Jakarta Timur. Menurut Guido, ayahnya dirawat di rumah sakit sejak 9 Maret 2020.
Saat jenazah ayahnya disemayamkan untuk menunggu dikuburkan, keluarga mendapatkan kabar lain ihwal sebab kematian ayahnya. "Jadi ibu saya dapat telepon dari seseorang, ternyata ayah positif Corona," kata dia.
Namun Guido tidak mengetahui secara pasti siapa yang menyampaikan informasi tersebut kepada ibunya. Dia juga tidak tahu kapan ayahnya dites. "Sampai saat ini kita juga tidak dapat hasil tesnya," kata dia.
Setelah Laurentius dikuburkan, keluarganya menjalani tes swab di rumah. Guido mengatakan, ibu, abang dan adiknya dinyatakan positif COVID-19. Sedangkan Guido dinyatakan negatif.
Keluarganya sempat diisolasi di RS Persahabatan, Jakarta. "Setelah itu isolasi mandiri di rumah," kata dia.
Guido berujar, ayahnya bukan dokter yang menangani pasien COVID-19. Dia juga tidak mengetahui bagaimana ayahnya bisa tertular virus corona tersebut.
"Sejak dirawat itu, Ayah gejalanya demam. Batuknya itu hanya pas sebelum meninggal," kata dia.
Menurut laporan Ikatan Dokter Indonesia atau IDI yang dimuat Koran Tempo edisi 6 April 2020, terdapat 24 dokter yang meninggal sejak virus Corona menjangkit Indonesia. Salah satu korbannya adalah Laurentius Panggabean.
Beberapa dokter disebut memang terinfeksi karena merawat langsung pasien COVID-19. Namun beberapa orang tidak mengetahui bahwa pasien yang ditangani ternyata mengidap penyakit akibat virus corona.
Karena itu, banyak ditemukan kasus dokter gigi yang meninggal dunia karena Corona. Menurut data Persatuan Dokter Gigi Indonesia, ada enam dokter gigi yang meninggal dunia setelah menangani pasiennya. Para pasien yang mengunjungi dokter gigi ternyata terinfeksi virus corona walau tidak menunjukkan gejala.