Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kisah Pilu Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Terkapar Memeluk Alquran

Wahyu menolong dengan menarik tubuh bocah itu tapi pergelangan kaki korban copot akibat kebakaran depo Pertamina Plumpang.

5 Maret 2023 | 07.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ingatan Wahyu Indra tentang dua bocah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, belum pupus.

Wahyu, 15 tahun, menyaksikan anak-anak ketiban puing dan tiang listrik. Ia berhasil menarik seorang bocah, tapi di perjalanan pegangan anak nahas tadi terlepas.

"Kaki kanannya sudah enggak ada. Sama telapak tangannya sudah enggak ada," kata Wahyu kepada Tempo di Rumah Sakit Mulyasari, Jalan Plumpang Semper Nomor 19, Jakarta Utara, pada Sabtu dini hari lalu, 4 Maret 2023.

Peristiwa tragis dua bocah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang tadi yang terakhir dilihat Wahyu. Karena stamina tubuhnya menurun, dia pingsan. Ketika tersadar, dia sudah terbaring lemas di ranjang rumah sakit.

Seorang perawat di ruang Unit Gawat Darurat pelan-pelan mencucuk jarum infus ke pergelangan tangannya.

"Dia salah satu saksi. Dia sempat menyelamatkan orang-orang ke rumah sakit," kata seorang perawat di dekat ranjang Wahyu.

dr. Aditiya Rachman (34) yang merawat Wahyu pun menimpali. "Dia dibawa ke sini oleh seorang laki-laki karena kedapatan pingsan."



Cerita bermula ketika Wahyu terpelanting dari sepeda motor. Saat itu dia dan dua sahabatnya, Rahman dan Amat, memboncengi sepeda motor Honda Beat. Mereka akan menuju sebuah kios di Jalan Koramil, Tanah Merah, untuk membeli rokok.

Wahyu bercerita, sehabis petir dan hujan bau bahan bakar minyak dan gas begitu tajam menyelusup ke hidung. Tak lama berselang terdengar bunyi ledakan dari kejauhan karena kebakaran Depo Pertamina Plumpang.

Ledakan dengan suara lebih besar tiba-tiba muncul. Ketiga remaja tanggung tadi terkejut sampai mereka terpelanting dari motor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Motor teman saya katanya terbakar," ucap remaja bertubuh gemuk itu.

Kemudian Wahyu melihat 0rang-orang berlarian dari arah Depo Pertamina Plumbang. Mereka berdesak-desakan. Wahyu turut lari tunggang langgang. Sedangkan Rahman dan Amat mengekor di belakangnya.

Ketika jalanan bertambah padat diisi banyak orang, Wahyu, Rahman, dan Amat terpisah jalan.

Sebelum memasuki sebuah gang, dia melihat seorang lelaki meminta tolong. Korban itu memejamkan mata dengan luka bakar di wajah.

"Saya gendong dibawa ke ambulans lalu diantar ke rumah sakit," tutur dia.



Turun dari ambulans, Wahyu lantas berlari akan menuju ke rumahnya di Jalan Sawah RT 17/RW 03. Namun, dia keliru masuk lorong sehingga kembali ke tempat semula di kawasan Tanah Merah.

Saat itulah Wahyu melihat seorang bocah yang meminat tolong. Dia menarik tangan bocah itu untuk berlari bersama. Tapi pegangan tangan terlepas karena bocah tadi terpeleset kemudian terjatuh terjatuh, lalu ketiban tiang listrik.

"Saya langsung minggir dulu, takut kesetrum," ujar Wahyu.

Wahyu kembali menolong dengan menarik tubuh anak itu tapi pergelangan kaki korban putus.

"Kaki kanannya copot."

Menurut Wahyu, tubuh bocah itu bengkak dan sulit bernafas. Bocah tadi berusia 5-6 tahun yang hanya mengenakan popok sekali pakai karena pakaiannya habis terbakar.

Wahyu mengatajan pada saat menarik anak itu kulit badan dan tangan sudah terkelupas.

Wahyu berlari bersama anak kecil itu, yang berlari mengandalkan satu kaki. Tiba-tiba dia jatuh, di dekatnya ada bocah perempuan lain telanjang telungkup di dekat akuarium.

"Maaf, ya, saya enggak bisa nolongin," ujar Wahyu kepada dua anak kecil tersebut.

Wahyu memutuskan meninggalkan keduanya untuk menyelamatkan dirinya yang mulai lemah.

Wahyu menyesal karena tak berhasil membawa bocah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang itu keluar dari perangkap massa dan api.

"Udah kuangkat tapi darahnya keluar semua. Pas darahnya keluar, dia langsung jatuh. Saya tinggalin langsung," kata dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski begitu, Wahyu bisa menyelamatkan empat orang lalu membawanya ke rumah sakit.

Selepas menolong anak kecil, Wahyu berlari memasuki sebuah gang meski tubuhnya semakin lemas. Dia lantas menerobos masuk ke sebuah rumah. Dia menyaksikan tiga orang tergelepar di lantai.

Menurut Wahyu, tiga orang itu masih bernapas tapi luka bakar penuh di badan. Mereka terbaring sembari memeluk Alquran.

Wahyu tak bisa keluar dari rumah itu sebab gagang pintu mulai panas sehingga pintu tak bisa dibuka.

Dia akhirnya lolos setelah seorang pria mendobrak pintu. Pendobrak ternyata teman Wahyu. Keduanya lalu berlari ke luar.

Wahyu lalu berdiri sebentar hanya sekitar 30 meter dari lokasi seorang bocah tertimpa tiang listrik.

Wahyu pun tumbang, tersungkur ke tanah. Pingsan, tak ingat apapun.

Pilihan Editor: Kronologi Kebakaran Depo BBM Pertamina Plumpang 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus