Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ledakan bom di sebuah unit rumah susun di Wonocolo, Sidoarjo, pada Ahad malam lalu mengguncang kesadaran AR, 15 tahun, yang tinggal bersama keluarganya di unit rusun itu. Gara-gara ledakan tersebut, ayahnya, Anton Ferdiantono; ibunya, Puspita Sari; dan kakak perempuannya, Aulitan Rachman; terkapar bersimbah darah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di tengah kepanikan, AR meraih dua adiknya, masing-masing berusia 11 tahun, lalu bergegas ke luar unit. "Dia sangat panik, langsung ke lantai dasar rusun," kata juru bicara Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Frans Barung Mangera, mengisahkan kembali insiden di unit rusun Blok B lantai 5 itu, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Polisi menduga Anton tak sengaja memencet alat aktivasi (switch) bom rakitan jenis triacetone triperoxide (TATP). "Ledakan pertama ini karena kecelakaan oleh Anton," kata Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian. Menurut dia, TATP berbeda dari jenis bom lain karena bisa meledak hanya dengan guncangan ataupun perubahan suhu. "Daya ledaknya tinggi," kata Tito. "Kelompok ISIS menyebutnya The Mother of Satan."
Menurut Frans, polisi yang bergegas ke rusun itu sempat membawa AR dan dua adiknya ke Rumah Sakit Khadijah, Sidoarjo. Ketiganya lalu dipindahkan ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur, "Untuk pemeriksaan kesehatan serta ditanya ihwal kedua orang tuanya."
Seorang tetangga rusun dari Blok A, Kasmadi, termasuk yang datang pertama ke lokasi ledakan. Dia memberi kesaksian bahwa seorang anak yang selamat dari ledakan mengalami luka pada kaki. Dia datang setelah mendengar ledakan yang disebutnya mirip ban truk meletus.
Kasmadi bertemu dengan petugas satuan pengamanan rusun yang mengatakan ledakan berasal dari tabung elpiji. Tapi, begitu masuk ruangan dan melihat tabung gas masih utuh, dia langsung curiga yang meledak adalah bom. "Lho, ini bom, langsung saya keluar," kata dia. AJI NUGROHO | HUSSEIN ABRI DONGORAN | NURHADI | ARTIKA RACHMI | KUKUH HADI SANTOSO | MUSTOFA BISRI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo