Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Partai Demokrat dan Partai Gerindra secara terbuka menyatakan keinginan untuk berkoalisi dalam pemilihan presiden 2019. Meski demikian, dalam pertemuan tadi malam, elite kedua partai ini menyatakan belum memutuskan nama calon wakil presiden untuk mendampingi Prabowo Subianto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan terlalu cepat jika memutuskan nama calon wakil presiden sekarang. Langkah lanjutan koalisi hijau ini adalah meyakinkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional agar bersama dalam satu barisan. "Setelah ini, kami akan membahas secara lebih mendalam dan substantif," kata Susilo dalam konferensi pers, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut SBY-panggilan akrab Susilo Bambang Yudhoyono-peluang De-mokrat berkoalisi dengan Gerindra terbuka lebar saat ini. Ia mengaku dalam setahun terakhir telah membangun komunikasi dengan Presiden Joko Widodo untuk bergabung dengan pemerintahannya. Namun pembicaraan de-ngan partai-partai pendukung Jokowi tidak berjalan mulus. "Sedangkan untuk membangun koalisi harus dalam iklim yang baik, muncul respect dan trust," kata dia.
Kemarin, setelah sempat tertunda, SBY menerima Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di rumahnya di Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Seorang petinggi Partai Demokrat yang menghadiri pertemuan tadi malam mengatakan Prabowo sepakat maju dalam pilpres mendatang bersama Agus Harimurti Yudhoyono. Adapun Partai Keadilan Sejahtera, yang sejak dulu terlihat kompak dengan Gerindra sebagai oposisi, akan ditawarkan jabatan strategis lain di pemerintahan agar mau mengusung Prabowo dan AHY. "PKS, dalam pembicaraan di luar forum ini, juga setuju saja," katanya.
Meski demikian, kata sumber yang sama, kedua elite partai ingin bersikap realistis. Sulit memenangi pemilihan jika memasangkan calon presiden yang berlatar belakang sama dengan calon wakil presiden, yakni dari militer. Karena itu, dalam pertemuan selanjutnya, kedua partai akan membahas kemungkinan mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, atau bekas Panglima TNI Gatot Nurmantyo sebagai calon presiden atau calon wakil presiden.
Adapun Prabowo Su-bianto telah menyiapkan diri untuk maju sebagai calon presiden. Kemarin, Badan Intelijen Keamanan Kepolisian RI menerbitkan surat keterangan catatan kepolisian (SKCK) untuk modal Prabowo mendaftar sebagai cawapres. Mengenai cawapres, ia akan memutuskan bersama partai pendukungnya. "Saya butuh orang yang kapabel dan bisa berkomunikasi dengan generasi muda karena mayoritas pemilih di bawah usia 40 tahun. Kalau nama AHY, why not?"
Ketua DPP Partai PKS, Muzzammil Yusuf, mengatakan partainya menyam-but baik keinginan Demokrat dan Gerindra untuk berkoalisi. "Semakin banyak, semakin baik," kata dia. BUDIARTI UTAMI PUTRI | INDRI MAULIDAR
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo