Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Konflik Kampung Bayam, Sahroni NasDem ke Heru Budi: Tidak Pantas jadi Pemimpin

Sahroni berkata Pj Gubernur DKI hanya mengalihkan tanggung jawab.

25 Januari 2024 | 10.28 WIB

Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni menanggapi pernyataan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata  soal dugaan aliran dana korupsi dari Syahrul Yasin Limpo ke partai itu. Sahroni menggelar konferensi pers di  NasDem Tower, Jakarta Pusat, Sabtu, 14 Oktober 2023.
Perbesar
Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni menanggapi pernyataan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata soal dugaan aliran dana korupsi dari Syahrul Yasin Limpo ke partai itu. Sahroni menggelar konferensi pers di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Sabtu, 14 Oktober 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni menanggapi solusi yang diberikan Penjabat atau Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono kepada eks warga Kampung Bayam yang sedang berkonflik dengan Jakpro. Menurut Sahroni, solusi Heru Budi sangat zalim, mengalihkan tanggung jawab, dan membuat warga semakin lama terkatung-katung tanpa kepastian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dia juga menolak solusi tersebut. "Pak Heru, terima kasih sudah merespons sikap saya bersama masyarakat Kampung Bayam, jadi kami tidak usah repot-repot menagih jawaban bapak," kata politikus NasDem itu dalam keterangan resminya, Kamis, 25 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya, Heru Budi berencana membangun rumah susun (rusun) di Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara untuk warga Kampung Bayam. Pembangungan dilakukan 2025. Sambil menunggu, ia meminta warga menempati Rusun Nagrak dan Rusun Pasar Rumput.

Menanggapi hal itu, Sahroni berkata Pj Gubernur DKI hanya mengalihkan tanggung jawab. "Sejujurnya respons bapak sangat mengecewakan dan zalim karena bapak hanya mengalihkan tanggung jawab saja. Kasihan warga diberi ketidakpastian lagi,” ujarnya.

Politikus NasDem ini menuturkan solusi tersebut sangat aneh karena sudah adanya Kampung Susun Bayam dan tinggal proses serah-terima kunci. Menurutnya, rencana pembagunan rusun baru justru membuat warga menderita lebih lama. “Aneh banget, kan tinggal serah terima saja. Ada rusun di depan mata, kenapa harus bangun baru? Jadi ini benar-benar Pak Heru enggak ada hati sama warga Jakarta, warga Tajung Priok. Bapak sangat zalim dan enggak pantas jadi pemimpin,” kata dia.

Ahmad Sahroni kembali mengingatkan Heru Budi bahwa kebijakan pemindahan ini sangat tidak pro rakyat apalagi Presiden Jokowi selaku pemimpin negara adalah presiden yang sangat pro rakyat. Dia berkata Heru Budi adalah sosok pemimpin yang tidak layak dicontoh. "Sangat berbeda dengan motto Presiden Jokowi yang sangat perhatian dan peduli sama masyarakat. Tapi Pak Heru mengabaikan itu,” ucapnya.

Mutia Yuantisya

Alumnus Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Padang ini memulai karier jurnalistik di Tempo pada 2022. Ia mengawalinya dengan menulis isu ekonomi bisnis, politik nasional, perkotaan, dan saat ini menulis isu hukum dan kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus