Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kota Tua Jakarta Terus Berdandan, Anies Baswedan Pernah Ingin Ubah Namanya Jadi Batavia

Kawasan Kota Tua Jakarta terus berdandan agar lebih indah. Gubernur Anies Baswedan ingin mengubah sebutan kawasan itu menjadi Batavia.

31 Juli 2022 | 07.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -  Siang hari itu kala mentari tepat di atas kepala di kawasan Kota Tua Jakarta, namun tidak menghalangi sejumlah orang untuk tetap beraktivitas di bawah sengatan matahari yang membuat butiran keringat menggelincir dan tenggorokan dahaga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terlihat beberapa pekerja tekun memperindah trotoar di kawasan Kota Tua Jakarta. Sementara itu, petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) mengawasi situasi dan pengunjung bergembira menikmati destinasi wisata itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kota Tua memang sedang merias diri agar lebih cantik, nyaman, tertib, dan aman sehingga membuat pengunjung semakin antusias untuk berkunjung dan menikmati destinasi wisata di daerah Kota itu.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) Imron mengatakan bahwa pihaknya menjalankan revitalisasi Kota Tua agar destinasi wisata tersebut menjadi nyaman bagi pengunjung.

Dalam melakukan revitalisasi, Pemkot Jakbar melakukan upaya penataan dan mempercantik trotoar atau pedestrian di kawasan Kota Tua. Pemkot Jakbar telah memerintahkan pihak terkait untuk melakukan perbaikan agar pedestrian Kota Tua menjadi rapih dan tertata termasuk merelokasi keberadaan pedagang kaki lima (PKL).

Saat ini menurut Imron, hal paling penting adalah terkait dengan penataan pedagang di Kota Tua, agar direlokasi ke lokasi binaan (Lokbin) Kota Intan.

Ke depannya Pemkot Jakbar berencana akan meramaikan lokbin tersebut dengan sejumlah kegiatan yang memberikan isyarat kepada pengunjung dengan menyediakan wisata kuliner dan belanja untuk membeli cenderamata.

Pemkot Jakbar juga berencana untuk menggelar kegiatan budaya, musik, hiburan dan seni supaya bisa digelar di lokbin sehingga paling tidak untuk menarik para pengunjung di sana untuk berkunjung ke Lokbin Kota Intan.

Pemkot Jakbar bersama perangkat melakukan kajian rekayasa lalu lintas supaya lalu lintas pengunjung ke Kota Tua diarahkan untuk melewati Lokbin Kota Intan. Tujuannya agar pengunjung Kota Tua bisa melintasi atau bahkan berkunjung dan berbelanja di lokasi tersebut.

Infrastruktur Lokbin Kota Intan juga akan dirapikan seperti penyediaan toilet, mushola dan pemisahan wastafel dengan tempat cuci piring, pemasangan kipas supaya terlihat lebih bagus dan menambah kenyamanan bagi pengunjung kota tua.

Selain itu penataan ini juga bertujuan agar pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang berjualan di Lokbin Kota Intan bisa mematuhi aturan yang ada. Pemkot Jakbar juga akan memasang penerangan lampu-lampu jalan.

Pemkot Jakbar juga meminta Satpol PP untuk konsisten menjaga kawasan kota tua supaya PKL yang telah mendaftar untuk dipindahkan ke Lokbin Kota Intan agar tidak kembali berdagang di jalan.

Mengunjungi Lokbin Kota Intan

Pemkot Jakbar berupaya untuk mengarahkan pengunjung Kota Tua melintasi Lokbin Kota Intan. Ini terlihat dari rencana pemkot setempat melarang masyarakat memarkirkan kendaraan pribadi di kawasan objek wisata Kota Tua. Imron meminta setiap kendaraan pengunjung menuju Kota Tua untuk diarahkan ke area parkir di Lokasi Binaan Kota Intan.

Di samping itu Pemkot Jakbar juga mengarahkan Unit Pelaksana Teknis (UPT) parkir agar jam operasional parkir di area Lokbin Kota Intan tidak hanya sampai pukul 18.00 WIB. Pemkot mengimbau agar jam operasional parkir ditambah hingga pukul 23.00 WIB. Upaya revitalisasi Kota Tua akan dilakukan semaksimal mungkin supaya menjadi lebih baik lagi, membuat pengunjung merasa lebih nyaman, para pedagang juga mendapatkan kepastian lokasi berusaha, kondisi keamanan di sana juga akan lebih baik.

Saat ini Pemkot Jakbar fokus untuk mengarahkan dan menata para pedagang di sekitar Kota Tua ke lokbin Kota Intan, termasuk melihat dan mengkaji untuk memanfaatkan gedung-gedung di jalan yang bisa dimanfaatkan untuk penampungan para pedagang.

Upaya revitalisasi Kota Tua mendapatkan sambutan baik dari pengunjung dan penjaja jasa sewa sepeda ontel yang mendukung upaya ini karena telah membuat destinasi wisata ini lebih tertata serta rapi.

Muhammad Ayub, pengunjung Kota Tua, mengatakan hal menarik dari kawasan ini adalah keberadaan bangunan bersejarah yang khas. Dirinya mendukung dengan adanya revitalisasi agar Kota Tua lebih rapi.

Ayub melihat proses revitalisasi Kota Tua dalam kondisi lebih bagus, lebih rapih dan tidak kotor dibandingkan sebelum pembenahan dilaksanakan. Sementara itu pengunjung lainnya Nabila juga mendukung revitalisasi Kota Tua. Kota Tua menjadi destinasi wisata yang menawarkan ruang yang luas dan suasana sejuk, serta menjadi alternatif berlibur selain ke mal.

Nabila ingin kembali berkunjung ke kota tua setelah revitalisasi selesai karena kawasan kota tua akan menjadi lebih rapih dan nyaman bagi pengunjung.

Dukungan UMKM

Dukungan revitalisasi juga datang dari pedagang dan pelaku UMKM di Lokbin Kota Intan. Mereka mendukung penataan Kota Tua karena akan membuat Lokbin Kota Intan menjadi ramai dikunjungi pengunjung nantinya.

Rofiah, pelaku UMKM yang sudah berdagang sejak 2018, menuturkan bahwa Lokbin Kota Intan ramai didatangi pengunjung sebelum COVID-19. Setelah pandemi, kebanyakan pengunjung dengan bus pariwisata yang sering mendatangi lokbin tersebut.

Dirinya mendukung jika parkir pengunjung Kota Tua dikonsentrasikan di Lokbin Kota Intan karena akan berdampak meramaikan situasi di kawasan tersebut. Rofiah juga berharap agar parkir bus pariwisata bisa diperluas, selain parkir kendaraan lainnya mengingat pengunjung lokbin didominasi wisatawan yang menggunakan bus pariwisata. Dia juga sangat ingin lokbin kota intan diramaikan dengan berbagai kegiatan musik, hiburan, seni dan budaya karena dapat menarik minat pengunjung Kota Tua untuk berkunjung.

Hal senada juga disampaikan pelaku UMKM lainnya, Sahrial yang sudah berdagang sejak 2017. Lokbin Kota Intan biasanya diramaikan oleh para pengunjung yang menggunakan bus-bus pariwisata. Ada mahasiswa, pelajar, masyarakat umum dari Serang atau daerah-daerah di Jawa

Sahrial sangat mendukung jika kawasan Kota Tua disterilkan dari parkir kendaraan dan pedagang, dan kedua hal tersebut dikonsentrasikan di Lokbin Kota Intan karena akan membuat lokasi menjadi ramai pengunjung.

Dia juga berharap rencana lalu lintas pengunjung Kota Tua diarahkan ke Lokbin Kota Intan bisa terwujud karena tidak hanya akan membuat lokbin itu menjadi ramai namun dapat juga menghidupkan area tersebut.

Anies Baswedan ingin nama Batavia untuk sebut kawasan Kota Tua

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pernah menyatakan tengah mengkaji usulan penggunaan nama Batavia untuk menyebut kawasan Kota Tua. Saat ini, kawasan tersebut tengah direvitalisasi oleh Pemprov DKI.

Menurut Anies, alasan penggantian nama itu karena kota tua sering kali digunakan di seluruh dunia sehingga tidak memunculkan keunikannya. "Tapi kalau Batavia cuma satu, sehingga kalau seluruh dunia dengar Batavia ya di sini tempatnya ini. Saya minta untuk dikaji," kata Anies dalam acara Pencanangan Hari Ulang Tahun atau HUT Jakarta ke-494 di Balai Kota Jakarta, Senin, 24 Mei 2021.

Kota Tua, kata Anies, harus menjadi titik yang unik karena titik ini yang memiliki sejarah, malahan ada juga harapan agar nama-nama tempat di Jakarta dikembalikan lagi seperti dahulu. "Sehingga orang tahu nama aslinya di tempat itu. Jadi nanti kita kaji. Mudah-mudahan ketika kajian keluar nanti kita punya branding unik di seluruh dunia," ucap Anies.

Kawasan Kota Tua selama ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Jakarta. Berbagai cara pun dilakukan agar kawasan ini semakin menarik perhatian wisatawan. Salah satunya adalah melakukan revitalisasi kawasan itu. Anies mengatakan dalam revitalisasi yang dilakukan saat ini, pemerintah menggandeng BUMN dan swasta.

"Sekarang direncanakan jadi satu kawasan kolaborasi dengan membuat patungan. Ini nantinya memungkinkan seluruh sumber daya bekerja dengan arah yang sama, rencana induknya sama, eksekusinya sama dan akhirnya pegiat budaya bisa berkegiatan di situ juga. Kami ingin ruang ketiga ini, jadi ruang penuh cerita sejarah dan juga tempat munculnya kreativitas kontemporer," ucap dia.

Sebelumnya Gubernur Anies Baswedan bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyaksikan penandatanganan dokumen perjanjian pendahuluan atau Head of Agreement antara PT Jakarta Tourisindo (Jakarta Experience Board/JXB); PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC);dan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ).

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus