Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kronologi Perseteruan Nina Agustina dengan Warga Pendukung Lucky Hakim di Indramayu

Calon Bupati Indramayu Nina Agustina menjadi sorotan usai berseteru dengan warga pendukung Lucky Hakim di Sukra, Indramayu.

4 November 2024 | 12.43 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Calon Bupati Indramayu Nina Agustina tengah menjadi sorotan di media sosial. Paslon nomor urut tiga itu terlibat perseteruan dengan warga di salah satu desa di Kecamatan Sukra, Indramayu, Jawa Barat. Berdasarkan video yang beredar di dunia maya, Nina terlihat cekcok dengan seorang warga karena merasa kesal jalannya dihalangi saat melintas di wilayah tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya lewat baik-baik, ini tanahnya siapa ini? Kalau Anda merasa susah sama saya sebagai bupati, saya yang tanggung jawab,” ucap Nina kepada warga tersebut dikutip Tempo dari video yang diunggah akun X @satr***, Senin, 4 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Suasana semakin menegang ketika Nina mengatakan akan menelepon Kapolres Indramayu atas insiden penghadangan yang diterimanya. Dia menilai warga yang menghalangi jalannya adalah simpatisan dari Calon Bupati Indramayu nomor urut dua, Lucky Hakim.

“Anda warga saya ya, saya akan telepon kapolres saya dicegat sama orangnya Lucky Hakim,” ujar Nina. Para pendukung Nina pun ikut geram dan terlibat perselisihan dengan warga tersebut. 

Nina kemudian meminta agar pendukungnya mundur dari menginterogasi warga tersebut karena merasa itu adalah urusan pribadinya. “Kamu KTP-nya mana? Saya anaknya Da’i Bachtiar. Saya membangun dengan baik,” kata dia.

Anak mantan Kapolri Da’i Bachtiar itu pun mempertanyakan aksi warga yang mengacungkan dua jari saat dia melintas. “Kenapa mencegat saya? Semuanya tadi (mengacungkan jari) dua dua gini, ngapain? Ngapain saya tanya?” tanya dia.


Kronologi Perseteruan

Berdasarkan video yang beredar di media sosial X, Nina membuat klarifikasi terkait perseteruannya dengan warga di Indramayu. Dalam video itu Nina menjelaskan bahwa ketika dia akan melintas di Kecamatan Sukra, Indramayu, rombongannya dihadang oleh pendukung Lucky Hakim dengan menggunakan motor yang berjejer.

“Setelah saya di Sukra saya mau solat ashar, saya mencari masjid dulu sambil jalan. Di depan saya udah liat, di depan ini ada motor berjajar dengan seragam ataupun kaos warna putih yang saya tahu pasti bukan kaos saya,” ucap Nina dalam potongan video yang diunggah oleh akun X bernama @n_d***.

Menurut Nina, dari kejauhan dia sudah mengetahui jika itu adalah pendukung Lucky Hakim karena ada tanda spanduk nomor urut dua. “Disitu ada rumah yang saya belum tahu itu bengkel atau apa. Ada spanduknya, baliho besar nomor paslon tersebut,” tuturnya.

Setelah warga menghadang dengan menutupi bagian tengah jalan sambil menyebutkan paslon nomor urut dua, Nina pun meminta supirnya berhenti dan turun untuk menemui warga. Dia kemudian mengatakan kepada warga tersebut bahwa dia adalah anak dari mantan Kapolri Da’i Bachtiar. Dia pun menjelaskan alasannya membuat pengakuan tersebut.

“Kenapa? Ya memang satu saya anaknya Da’i Bachtiar, yang kedua saya bukan orang yang seenaknya. Saya masih Bupati Indramayu, SK saya sampai 2026 masih Bupati Indramayu. Tanggal 25 November saya masuk lagi, saya kerja lagi jadi Bupati Indramayu sampai nanti pelantikan di bulan Februari 2025, insyaAllah,” jelas Nina.

Calon bupati petahana itu pun mengatakan perselisihannya dengan warga terjadi karena tidak ingin terjadi apa-apa dengan warganya menjelang Pilkada 2024. “Saya tidak mau kalau disitu terjadi apa-apa, atau masyarakat diajak diprovokasi. Dan yang paling mengerikan buat saya adalah jika mereka menabrakkan diri di mobil saya. Nah ini yang menunggangi seperti ini siapa?” tanya dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus