Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Kelompok Kerja Panitia Pemilu Luar Negeri (Pokja PPLN) Wajid Fauzi menjelaskan kronologi terbakarnya kendaraan pengangkut sebanyak 900 surat suara di Kinabalu, Malaysia pada Ahad, 7 April 2019 sore.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Itu dari Kinabalu, dibawa ke Sandakan," ujar Wajid di Kantor KPU RI, Jakarta, Senin, 8 April 2019.
Di lokasi tugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) itu, kotak suara keliling atau KSK tersebar di pedalaman perkebunan sawit yang memiliki jarak tempuh perjalanan sekitar 4-12 jam perjalanan dari Kota Sandakan.
Sementara perusahaan sawit memberikan hari libur/cuti kepada pekerja pada Minggu sehingga dapat dimanfaatkan pekerja yang menjadi KPPSLN untuk mengambil logistik pemilu.
Petugas KPPSLN KSK sedianya berencana memanfaatkan hari pembayaran gaji pekerja pada 8 April 2019 di kantor pusat perkebunan untuk dapat memungut suara sebanyak-banyaknya dari para pekerja yang tersebar di berbagai wilayah perladangan.
Namun, justru terjadi kecelakaan tunggal di Jalan Sapi Nangoh-Paitan, Sandakan, yang juga menyebabkan terbakarnya enam buah kotak suara dari tiga kotak suara keliling (KSK) di wilayah kerja Perusahaan Sawit IJM (satu KSK) dan Meridian (dua KSK).
Seluruh kotak suara dan isinya pun tidak dapat diselamatkan.
Sementara empat orang penumpang selamat dan satu supir mengalami luka bakar ringan, kelimanya merupakan KPPSLN.
"Korban luka terbakar atas nama Saenudin telah mendapatkan perawatan pertama di klinik Perkebunan milik Wilmar Plantations dan saat ini telah diperbolehkan pulang," tutur Wajid.
Ada pun, penyebab kebakaran kendaraan pengangkut surat suara itu hingga kini masih diselidiki oleh pihak kepolisian wilayah Beluran, Sandakan.
Wajid telah melaporkan peristiwa tersebut kepada KPU dan meminta dikirimkan logistik pengganti segera. "Sudah lapor ke KPU dan kami dorong KPU untuk segera tercukupi," tutur Wajid.