Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tokyo - Toyota dikenal sebagai pioneer mobil berbahan bakar fuel cell (Fuel Cell Vehicle) atau hidrogen. President Advanced R & D Engineering Toyota Motor Corporation Kiyota Ise mengatakan bahwa Toyota berkomitmen untuk mengurangi emisi di masa mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami memiliki program bertahap yang saat ini sedang dikembangkan, yakni hybrid vehicle, plug-in hybrid vehicle, fuel cell vehicle, dan golnya electric vehicle pada 2050,” kata Ise di Hama Wing Plant, Yokohama, Jepang, 26 Oktober 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk saat ini, lanjut dia, FCV merupakan model yang ideal dan realistis untuk eco-car. Menurut Ise, saat ini total market ramah lingkungan di dunia saat ini masih rendah. Market mobil bertenaga baterai baru 1 persen. Sedangkan mobil hybrid baru 3 persen. “Kami menargetkan 15 juta unit pada 2020,” ujarnya.
Baca: Lexus Pamerkan Mobil Swakemudi Masa Depan, Ini Kelebihannya
Toyota memulai pengembangan mobil listrik pada Toyota RAV4 sejak 1996. Setahun kemudian, Toyota Prius generasi pertama diproduksi. Hingga 2017, tota penjualannya mencapai 11 juta unit. Lalu muncul FCV Toyota Mirai pada 2014 dan sudah dijual di Jepang, Amerika Utara, dan Eropa.
Satu produk lagi segera menyusul, meramaikan jalan di Jepang, yakni bus SORA Fuel Cell. Sebanyak 100 bus SORA ditargetkan beroperasi pada 2020, bertepatan dengan pelaksanaan Olimpiade Tokyo dan Paralympic Games.
Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto menyampaikan bahwa pencapaian Toyota dalam mengembangkan FCV diharapkan menjadi pemicu pengembangan industri otomotif yang lebih beragam dan inspiratif.
“Penggubaan fuel cell tidak hanya sebatas pada mobil, tapi juga pada alat angkut lainnya seperti forklift, petalatan rumah tangga, bahkan bisa menjadi pembangkit listrik untuk kebutuhan rumah tangga,” kata Soerjo di Yokohama, Jepang, Kamis, 26 Oktober 2017.
Proyek uji coba Hama Wing merupakan kerja sama Toyota Motor Corporation dengan pemerintahan perfektur (provinsi) Kanagawa, Kota Yokohama, Kota Kawasaki serta Iwatani Corp dan Toshiba Corp yang ditandatangani pada Desember 2015.
Dalam proyek Hama Wing ini, TMC juga melibatkan dua anak perusahaannya yaitu Toyota Turbine and System Inc dan Toyota Industries Corp yang memproduksi alat angkut forklift.
Baca: 100 Bus Toyota SORA Fuel Cell Ditargetkan Beroperasi pada 2020
Tujuan proyek ini adalah untuk menemukan mekanisme produksi dan suplai hidrogen agar bisa lebih murah sehingga penggunaan hidrogen sebagai sumber energi yang tidak terbatas dan bersih untuk dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat serta untuk mengurangi ketergantungan pada fossil fuel.
Berdasarkan hasil evaluasi sementara, rantai suplai hidrogen yang tengah diuji coba Toyota ini berhasil mengurangi emisi CO2 sebesar 80 persen. Isu penting ke depan adalah bagaimana biaya produksi hidrogen ke depan bisa lebih murah, dan ini yang tengah diupayakan oleh Toyota.
Toyota yakin, Soerjo manambahkan, berdasarkan kemajuan tekonologi yang dicapai sampai saat ini, pada 2030 biaya produksi hidrogen sudah bisa mencapai titik yang layak untuk masuk ke pasar komersial untuk digunakan secara luas oleh masyarakat dunia.