Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Laju Lamban Konversi Kendaraan

Sejumlah bengkel konversi sepeda motor listrik mulai menggeliat. Mengapa minat konsumen tinggi tapi realisasi konversi rendah?

8 Januari 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Sejumlah bengkel konversi sepeda motor listrik mulai bergeliat.

  • Pemilik bengkel menantikan petunjuk teknis subsidi konversi sepeda motor listrik.

  • Subsidi konversi sepeda motor listrik belum diminati.

GARASI rumah milik Willawati di Jalan Pancoran Indah VII, Blok B, Jakarta Selatan, sudah lama disulap menjadi bengkel konversi sepeda motor listrik. Pemimpin PT Nagara Sains Konversi, entitas pengembang energi terbarukan, itu berharap bisa melebarkan peluang bisnis konversi kendaraan yang dirintisnya sejak 2021. Di ruangan yang hanya muat untuk dua mobil itu, tim teknisi Nagara berulang kali menguji kecocokan kit (paket perlengkapan) sepeda motor listrik dengan beberapa model skuter matik lokal.

Setelah menemukan modifikasi yang paling efisien, Willa—sapaan akrab Willawati—semakin percaya diri membuka jasa elektrifikasi kendaraan tersebut. “Minat konsumen sangat besar, tinggal pelaksanaannya saja yang harus dipermudah,” ucap Willa di kediamannya, pada 29 Desember 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini



Saat disambangi Tempo, dinding garasi mungil itu dipenuhi rak perlengkapan konversi yang siap dirakit ke kendaraan. Lantainya pun dijejali perangkat kendaraan setrum, dari mesin dinamo untuk roda belakang, pengontrol daya (controller), hingga baterai litium isi ulang. Karena jenis kit yang masih terbatas—sebagian besar masih diimpor—serta pertimbangan soal minat pasar, perusahaan yang berkantor resmi di kawasan niaga elite SCBD, Jakarta, itu hanya mengerjakan konversi sepeda motor matik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Skala operasi bengkel perdana Nagara itu masih sangat kecil. Hingga akhir 2023, garasi rumah Willa itu baru menghasilkan empat pesanan sepeda motor konversi. Para teknisi Nagara meluangkan lebih banyak waktu untuk meriset teknologi dan potensi pasar. Jika ditotal dengan hasil kerja bengkel kedua dan ketiga—masing-masing berlokasi di Bandung dan Bogor—Nagara baru menggarap 26 unit sepeda motor konversi.

Layanan konversi itu bahkan masih dibatasi untuk seri Honda Beat, produk rilisan Astra Honda Motor (AHM) yang digadang-gadang merupakan sepeda motor matik terlaris di Indonesia. Perlahan tapi pasti, perusahaan bakal menggarap varian Honda lain, yakni Vario dan Scoopy, sebelum berlanjut ke Yamaha Mio. Performa sepeda motor konversi pun dipastikan tetap mendekati kendaraan BBM. Merujuk pada data Nagara, kecepatan maksimum Honda Beat konversi berkisar 82-85 kilometer per jam, sedikit di bawah laju produk aslinya, sekitar 90-95 kilometer per jam. Jarak tempuh maksimal skuter konversi itu mencapai 60 kilometer.

Bengkel Nagara mematok tarif Rp 14 juta untuk setiap pesanan konversi. Ongkos itu meliputi biaya kit, baterai, serta jasa pemasangan. Jika mau membayar lebih, konsumen bisa membeli paket rekondisi, seperti penambahan lampu atau perbaikan bodi, untuk menyegarkan tampilan produk.

Tak puas atas skala mini, bisnis konversi cucu usaha perusahaan bidang energi Kakiatna Indonesia ini akan berpindah ke bengkel dan showroom yang lebih besar di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Kantor baru Nagara seluas 1.850 meter itu akan menampung pesanan konversi kendaraan, sekaligus menjadi pusat logistik kit konversi. “Ini bengkel tipe A resmi yang juga menjadi penyuplai kit untuk bengkel mitra dan binaan kami,” tutur Willa.

Dengan kategori tersebut, fasilitas Nagara akan dianggap setara dengan Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (BBSP-ESDM), lapak resmi konversi kendaraan di Cipulir, Jakarta Selatan. Bengkel tipe A pun bisa menggandeng Kementerian Perhubungan untuk menggelar sertifikasi tipe secara mandiri. Artinya, Nagara bisa menjadi kiblat bagi bengkel kecil yang ingin mengurus lisensi sepeda motor konversi. “Dari awal 2024, kami membuka pendaftaran bagi calon partner serta latihan untuk bengkel binaan,” ucap Willa.

Pada tahap pertama, Nagara berupaya melebarkan jaringan ke 50 bengkel di seluruh Indonesia. Setiap bengkel diasumsikan bisa menggarap empat unit sepeda motor konversi per hari. Dari hitung-hitungan Nagara, para mitra bisa memperoleh pendapatan Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta per unit kendaraan.

Proyek ekosistem konversi itu membutuhkan investasi jumbo. Perusahaan sudah membelanjakan Rp 125 miliar untuk pengadaan kit dan fasilitas konversi. Ada juga alokasi Rp 100 juta lainnya untuk pengembangan pabrik komponen, seperti sepeda motor brushless dan battery pack. Nagara bakal menyuplai kit ke bengkel konversi yang sudah populer di kalangan penggemar otomotif, contohnya Elders Garage, di Jakarta Selatan.

Willa mengklaim sudah ada 8.000 pesanan awal atau pre-order sepeda motor konversi dari seluruh Indonesia—termasuk 3.000 unit dari Jakarta. Namun pengajuan itu masih akan disaring, mengingat layanan bengkel masih terbatas untuk Honda Beat. Salah satu klien potensial Nagara adalah PT Pos Indonesia (Persero) yang sedang bermigrasi ke kendaraan logistik berbasis setrum. Promosi layanan konversi Nagara pun digencarkan melalui jaringan sosial sejumlah pondok pesantren.  

Lead Engineer Nagara, Muhammad Bagas Kamal, masih menunggu petunjuk teknis (juknis) subsidi konversi sepeda motor listrik dari Kementerian ESDM. Petunjuk teknis itu dibutuhkan para pemilik bengkel untuk mencairkan subsidi yang baru-baru ini dinaikkan dari Rp 7 juta menjadi Rp 10 juta per unit. Merujuk pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2023, bengkel harus mengunduh data kendaraan hasil konversi ke web khusus Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE). Namun aturan main pencairan dananya belum dirinci. “Konsumen pasti makin tertarik saat tarif Rp 14 juta didiskon jadi Rp 4 juta. Namun juknis dananya harus jelas dulu,” ujarnya.

Pekerja menyelesaikan perakitan konversi sepeda motor berbahan bakar bensin menjadi sepeda motor listrik di Bengkel Kerja Negara di Jakarta, 5 Januari 2024. TEMPO/Tony Hartawan

Bengkel Konversi Sepeda Motor Listrik di Bandung

Ropi Barokah, pemilik bengkel konversi Bacip Motor Shop di Bandung, masih ragu menggarap pesanan sepeda motor konversi bersubsidi. Pasalnya, subsidi Rp 10 juta baru bisa dicairkan setelah bengkel mengurus administrasi sepeda motor yang sudah rampung. Padahal butuh modal awal rata-rata Rp 10 juta untuk pengadaan kit dan pengerjaan setiap unit kendaraan.

“Untuk nalangin tiga sepeda motor saja Rp 30 juta. Dengan modal pas-pasan, kami khawatir soal bagaimana uang subsidinya cair,” kata Ropi.

Bengkel Bacip menerima pesanan konversi semua merek sepeda motor bebek. Sedangkan layanan sepeda motor matik hanya untuk merek Honda. Ropi sudah merogoh kocek sendiri sampai Rp 25 juta untuk melengkapi peralatan bengkel. “Padahal pendapatan dari tiap unit cuma sekitar Rp 400 ribu. Semoga bisa berkembang.”

Bacip Motor yang berada di Jalan Kebonjati, Bandung, itu masuk jaringan Bintang Racing Team (BRT), penyedia jasa modifikasi otomotif kondang di Sentul, Bogor. Sebelum disusul Nagara, BRT menjadi satu-satunya fasilitas swasta yang tesertifikasi sebagai bengkel konversi Tipe A. Bisnis konversi bukanlah perkara rumit bagi BRT yang berpengalaman memodifikasi kendaraan, terutama sepeda motor balap.

Sebagai rekanan bengkel tipe A, Ropi mengatakan bengkelnya akan menjadi salah satu titik pengecekan kualitas sepeda motor konversi. Untuk mendapatkan dana subsidi, konsumen sepeda motor konversi harus mendaftarkan identitas dan informasi kendaraan ke situs pemerintah atau bisa juga ke bengkel tipe A. Untuk melengkapi persyaratan, kualitas sepeda motor yang sudah dikonversi pun harus diperiksa, setidaknya melalui bengkel yang menginduk ke bengkel tipe A.

Bengkel Konversi di Surabaya dan Tangerang

Dari Surabaya, Kepala Administrasi Braja Elektrik Motor, Ndarin Irmasari, mengatakan permintaan sepeda motor listrik konversi melonjak setelah munculnya kabar penambahan subsidi menjadi Rp 10 juta per unit. Sejak membuka layanan konversi pada Juli 2022, sudah ada 1.500 pengajuan elektrifikasi sepeda motor BBM yang masuk ke situs resmi bengkel di Jalan Medokan Keputih tersebut. Sayangnya, sebagian permintaan itu menghilang karena program subsidi tak kunjung tereksekusi.

“SK (surat keterangan petunjuk teknis dari pemerintah) belum turun juga. Jadi, belum terealisasi,” kata Ndarin kepada Tempo.

Tanpa subsidi, Braja Elektrik masih memasang tarif rata-rata Rp 20 juta untuk jasa konversi. Harga itu dipengaruhi rumitnya pengadaan kit dan spare part pengganti. Meski dibanjiri pesanan, Braja Elektrik hanya bisa mengeksekusi 38 pesanan sepeda motor konversi. Hampir seluruhnya merupakan kendaraan pelat merah. “Kebanyakan masih sepeda motor Pemerintah Kota Surabaya yang didaftarkan melalui Kementerian ESDM.”

Para teknisi di EVcentrum Electric Vehicle Workshop di Jalan Raya Legok, Kabupaten Tangerang, juga lebih betah melayani pesanan konversi berbasis hobi. Pemiliknya, Bisma Satria Yudha, mengatakan belum ada konsumen yang datang karena tertarik memakai subsidi pemerintah. “Biasanya hanya tamu yang punya hobi memodifikasi kendaraan menjadi EV. Tentunya mereka memakai biaya sendiri.”

Meski begitu, dia memastikan bengkel konversi kendaraan yang dibuka sejak Maret 2023 itu kini turut menyokong program pemerintah. EVcentrum sudah mengikat kemitraan dengan bengkel konversi besertifikat, seperti Nagara di Jakarta dan Spora EV di Tangerang Selatan.

Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setiyadi berharap Kementerian ESDM segera menerbitkan aturan teknis perihal pengubahan nilai subsidi sepeda motor listrik konversi. Tak semata untuk perorangan, subsidi konversi kendaraan 100-150 cc itu seharusnya digencarkan di antara komunitas masyarakat dan lembaga. “Bisa mengajak kelompok usaha kecil-menengah, komunitas ojek, dan sebagainya. Target konversi ini memang sebaiknya bukan retail (individu), tapi kelompok besar.”

Pekerja menyelesaikan perakitan konversi sepeda motor berbahan bakar bensin menjadi sepeda motor listrik di Bengkel Kerja Negara di Jakarta, 5 Januari 2024. TEMPO/Tony Hartawan

Ongkos Konversi Dinilai Mahal

Pada akhir November 2023, Staf Khusus Menteri ESDM, Agus Tjahajana Wirakusumah, mengakui baru ada 112 unit sepeda motor listrik konversi yang tercatat oleh pemerintah. Dari total 5.399 permohonan konversi yang diterima regulator, terdapat 1.716 permohonan yang batal. Mayoritas pembatalan itu karena ongkos konversi yang dianggap terlalu mahal. "Program konversi sepeda motor BBM ke listrik yang mendapatkan bantuan pemerintah sebesar Rp 7 juta masih belum sesuai target," ucapnya.

Kementerian ESDM sebelumnya mencanangkan konversi 50 ribu unit sepeda motor pada 2023, disambung 150 ribu unit berikutnya pada 2024. Program konversi sepeda motor listrik diklaim bisa memangkas ketergantungan BBM, sekaligus mengurangi polusi perkotaan di tengah pertumbuhan pasar sepeda motor nasional. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memperkirakan penjualan kendaraan roda dua akan mencapai 6,1 juta unit pada 2023. Angkanya diprediksi terus naik hingga kisaran 6,2-6,5 juta unit pada tahun ini. 

Saat dimintai konfirmasi ulang mengenai perkembangan konversi kendaraan listrik, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Parada Hutajulu, meminta Tempo menunggu pengumuman resmi dari pemerintah. “Tunggu konferensi pers soal capaian (program konversi).” 

Wakil Ketua Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat Eddy Soeparno menduga masyarakat masih ragu akan kemantapan sepeda motor listrik konversi. Menurut dia, belum ada sosialisasi yang jelas ihwal umur ekonomis baterai kendaraan setrum. Kalaupun harus diganti, layanan purnajual sepeda motor konversi juga belum memiliki standar seperti sepeda motor BBM.  “Konsumen akhir wait and see karena belum yakin soal perawatan produk konversi. Mau dijual ulang pun belum tentu laku.”

Mendengar soal banyaknya pesanan konversi Beat, General Manager Corporate Communication Astra Honda Motor, Ahmad Muhibbudin, menyatakan bengkel Honda tetap menerima servis sepeda motor listrik konversi. Namun pemegang merek Honda tak menyediakan jasa penggantian komponen konversi, seperti baterai, konektor listrik, dan dinamo. “Kami belum punya rencana kemitraan dengan bengkel konversi,” ucap Ahmad, kemarin.

YOHANES PASKALIS | AHMAD FIKRI (BANDUNG) | JONIANSYAH HARDJONO (TANGERANG) | HANAA SEPTIANA (SURABAYA) | DICKY KURNIAWAN

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus