Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Karbohidrat, sayuran, dan buah-buahan tak ada lagi dalam menu makanan pelaku diet karnivora.
Orang yang baru mencoba diet ini sebaiknya tetap memenuhi kalori hariannya.
Perlu melakukan konsultasi dengan ahli gizi sebelum melakukan diet.
Kehidupan Putra Wijaya kini lekat dengan daging. Ya, dia seorang karnivora. Dalam satu hari, ia biasa mengkonsumsi 1,5-2 kilogram daging. Sejak empat tahun lalu, pemuda 27 tahun itu menerapkan pola makan animal based food. Diet ini menganjurkan pelakunya mengkonsumsi daging; ikan; dan produk hewani lainnya, seperti telur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karbohidrat, sayuran, ataupun buah-buahan tak ada lagi dalam menu makannya sehari-hari. Awalnya, diet ini diterapkan untuk membantu menurunkan berat badan. Namun Putra kini konsisten menjalani diet tersebut selama bertahun-tahun karena merasakan berbagai dampak positifnya, seperti kulit wajah cerah, rambut tidak gampang rontok, dan hidup lebih produktif. “Saya pengin keadaan yang optimal itu setiap hari,” kata Putra di kantor Tempo, Jakarta, Rabu, 11 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak ingin manfaatnya dirasakan sendiri, Putra pun membagikan perjalanan dietnya melalui media sosial. Ia juga membuka online coaching mengenai program latihan dan diet untuk menurunkan berat badan. Bagi pemula yang tertarik pada diet karnivora ini, Putra menyarankan untuk mencari tahu informasi seputar diet.
Langkah paling mudah, kata Putra, adalah mengurangi konsumsi karbohidrat dan mengalihkannya ke produk hewani, seperti ayam dan sapi. Untuk bumbunya, cukup pakai garam. “Bumbu lain selama enggak berkalori, enggak ada gula, enggak masalah,” kata pegiat fitness ini.
Khusus daging sapi, Putra mengatakan banyak yang menyarankan untuk mengkonsumsi sapi pemakan rumput atau grass fed. Namun, karena harganya cukup mahal, Putra mengatakan daging sapi grain fed atau pemakan biji-bijian pun tidak masalah. “Karena yang membedakan hanya konten omega 3,” katanya. Ia sendiri memilih daging sapi grain fed karena rasanya lebih enak, murah, dan tidak amis.
Langkah berikutnya, Putra menyarankan agar tidak terlalu sering memakan jeroan. Sebab, hal yang esensial bagi diet karnivora hanya daging dan lemak. Bila kebanyakan makan jeroan, ia menyebutkan kecenderungannya bisa keracunan vitamin A yang menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, hingga diare.
Ilustrasi memotong daging. PEXELS
Hal penting lain adalah harus mencukupi kebutuhan sodium. Putra menuturkan, dalam diet karnivora, garam adalah bumbu utama. Bila kekurangan sodium saat menjalani diet ini, tubuh bakal lemas dan jantung selalu berdebar. Opsi lainnya, Putra menyarankan untuk mengkonsumsi kaldu sapi yang dicampur telur dan garam. Juga meminum air garam.
Langkah berikutnya adalah memenuhi kebutuhan lemak pada makanan. Salah satu kesalahan paling umum yang dilakukan pelaku diet karnivora adalah memakan dada ayam sebagai menu utama. Padahal dada ayam minim lemak dan tinggi protein. Bila sedikit mengkonsumsi lemak, dampaknya bisa mengalami konstipasi, lemas, dan bibir pecah-pecah. “Kita harus cukup kebutuhan lemak supaya BAB lancar,” ujarnya.
Terakhir, ia menganjurkan orang yang baru mencoba diet ini agar tetap memenuhi kebutuhan kalori hariannya. Pasalnya, ia melihat kecenderungan orang-orang membatasi makan menjadi sehari sekali agar cepat menurunkan berat badan. Padahal, kata Putra, hal itu salah besar karena bisa menyebabkan kekurangan nutrisi.
Atlet International Federation of BodyBuilding & Fitness (IFBB), Ricky Darmawan, menambahkan, langkah utama memulai diet karnivora adalah menyiapkan bujet untuk membeli daging dan cara memasaknya. Dari pengalamannya mencoba diet ini, Ricky setidaknya menghabiskan Rp 70-80 ribu sehari. Ia biasa membeli daging beef slice di market place yang harganya lebih terjangkau.
Selain itu, pria 41 tahun ini menyarankan agar diet tersebut dijalani dengan ketat di tahap awal. Misalnya, dalam proses memasak daging, tidak menggunakan bawang putih atau bombai. Apalagi bila tujuan utamanya untuk menghilangkan alergi. “Bila tidak eliminasi produk nabati, nanti mereka enggak tahu alerginya dari mana,” ujar Ricky.
Nutrisionis Hans Kristian Pranoto di Facena Beauty Clinic. Dok. Pribadi
Nutrisionis Hans Kristian Pranoto menilai orang Indonesia jarang ada yang bisa benar-benar melakukan diet karnivora secara benar. Pasalnya, ia tak menampik fakta bahwa diet ini membutuhkan biaya tidak sedikit. Dengan demikian, pola makan ini tak relevan dari faktor sosial-ekonomi masyarakat Indonesia. “Makanya saya tidak sarankan untuk jangka panjang. Tapi, kalau kamu tidak mikirin sosial-ekonomi, ya, tinggal dicek sesuai dengan kondisi kesehatan Anda,” kata dia.
Hans juga mengingatkan menu makanannya sebisa mungkin adalah daging yang tidak diolah berlebihan. Patokan paling mudah adalah daging tersebut setelah diolah masih menyerupai wujud asalnya. Bila tidak menyerupai bentuk semula, makanan tersebut sudah termasuk ultra-processed food. Contohnya, nuget dan sosis. “Tapi daging dibikin rendang, gulai, jadi sate, rawon, itu masih oke. Bisa kita konsumsi,” katanya. Walaupun dalam proses pengolahannya juga perlu memperhatikan penggunaan minyak dan bahan-bahan lain.
Langkah yang tak kalah penting lainnya, Hans meminta masyarakat melakukan konsultasi ke ahli gizi sebelum melakukan diet. Kemudian menetapkan tujuan diet tersebut.
FRISKI RIANA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo