Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
SAYA mengenal bulu tangkis pada usia delapan tahun melalui ayah saya, Zulkarnaen Kurniawan. Ketika itu dia pemilik Persatuan Bulu Tangkis (PB) Surya Naga, klub badminton di Surabaya. Pada awalnya tak pernah terlintas dalam pikiran saya menjadi atlet profesional—apalagi sampai juara dunia. Tapi Ayah selalu menekankan kepada saya, jika ingin menjadi juara dunia, saya harus berlatih keras.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo