Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersiap untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca atau menciptakan hujan buatan untuk mengatasi polusi di Jakarta. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Asep menuturkan dalam waktu dekat memang belum ada rencana melakukan modifikasi cuaca. Namun, Luhut meminta agar pesawat yang dipakai untuk menabur garam bersiap di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Hujan buatan itu belum ada tapi memang perintah Pak Menko supaya BMKG tetap stand by pesawatnya di Halim,” kata Asep kepada TEMPO di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 4 September 2023.
Sebelumnya, Luhut mengatakan upaya menciptakan hujan buatan di Jakarta terkendala tidak adanya awan hujan yang terbentuk alami. "Masalahnya adalah hujan tidak ada, nanti bulan ini cuman ada besok, tipis kemungkinan hujan buatan karena harus ada potensi hujannya itu," kata Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, 1 September 2023.
Potensi hujan selanjutnya, kata Luhut, hanya ada pada tanggal 8 dan 9 September saja. Setelah itu Indonesia masih akan mengalami kemarau panjang dan tidak ada potensi hujan.
Sementara itu, tim dari Laboratorim Modifikasi Cuaca BRIN bersama TNI AU dan BMKG sudah pernah melakukan misi penerbangan menciptakan hujan buatan pada Sabtu lalu, tapi hanya berbuah hujan ringan di beberapa lokasi.
Tim gabungan BRIN, TNI AU, dan BMKG mencoba mengoptimalkan potensi pertumbuhan awan 50-70 persen. Potensi setara atau lebih besar diprediksi baru akan hadir kembali akhir pekan ini.
"Prinsipnya kami standby. Kalau tidak ada potensi, tidak akan dipaksakan untuk terbang semai," kata Koordinator Laboratorium Modifikasi Cuaca, BRIN, Budi Harsoyo, Minggu malam 3 September 2023.