Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Mampu Bangkit di Masa Sulit

Yayasan membuat program pelatihan baru untuk membantu perekonomian warga selama masa pandemi.

15 Oktober 2020 | 00.00 WIB

Siswa mengikuti kursus komputer di Yayasan Cipta Mandiri, Arzimar II, Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat, 13 Oktober 2020. TEMPO/M.A MURTADHO
Perbesar
Siswa mengikuti kursus komputer di Yayasan Cipta Mandiri, Arzimar II, Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat, 13 Oktober 2020. TEMPO/M.A MURTADHO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  •   Yayasan Cipta Mandiri membuat program pelatihan baru untuk membantu perekonomian warga selama pandemi.

  • Setelah pandemi muncul, banyak perusahaan yang ditutup.

  • Yayasan berupaya memberdayakan masyarakat agar bisa bertahan selama pandemi.

BOGOR –  Sebelum pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) muncul, Havni Syafadinah tidak pernah dipusingkan oleh kebutuhan hidup keluarganya. Penghasilanya sebagai pengawai honorer di sebuah lembaga pendidikan komputer cukup lumayan. Apalagi sang suami juga memiliki pendapatan dari pekerjaan ojek online.

Namun semua berubah setelah pandemi Covid-19 muncul. Havni kehilangan pekerjaan. Lembaga kursus tempatnya bekerja tutup. Sedangkan pendapatan suaminya tidak bisa diandalkan karena pengguna ojek online juga semakin sedikit. "Kami akhirnya banting stir menjual kroket," kata Havni, kemarin.

Havni dan suaminya berkeliling kampung menawarkan barang dagangan mereka. Tapi hasil yang diperoleh hanya cukup untuk makan sehari-hari. Padahal mereka masih memiliki kewajiban membayar cicilan rumah dan sepeda motor. “Tabungan kami terkuras,” ujarnya. 

Usaha yang dirintis Havni mulai berkembang ketika pada Juni lalu ia mengikuti pelatihan di Yayasan Cipta Mandiri (YCM) yang berada di Jalan Artzimar II, Tegal Gundil, Bogor Utara, Kota Bogor. Di sana ia belajar seluk-beluk marketing lewat dunia maya. “Saya diajari mengedit video, membuat situs web, dan (memanfaatkan) media sosial," kata Havni. Dengan keahlian barunya itu, Havni bisa menawarkan makanan olahannya secara luas. "Hasilnya, alhamdulillah, omzet saya meningkat.”

Deni Marizki punya pengalaman berbeda. Ia bergabung dengan YCM sejak 2017. Awalnya dia datang ke yayasan itu hanya untuk mengikuti program pendidikan paket C—setara dengan sekolah menengah atas. Belakangan, remaja berusia 17 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai pengamen itu baru tahu bahwa YCM juga membuka pelatihan keterampilan. “Saya sekarang sudah bisa menjahit,” katanya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus