Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Laporan Kementerian Kesehatan menyebutkan Indonesia menjadi negara kedua dengan kasus tuberkulosis (TBC) terbesar di dunia. Kasus TBC di Tanah Air diprediksi mencapai lebih dari 1 juta penderita, tapi baru sepertiga yang berhasil menjalani pengobatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan masyarakat perlu mengenali penyakit TBC dan pentingnya pengobatan penyakit hingga sembuh agar tidak berpotensi menularkan penyakit kepada orang di sekitar. Penyakit TBC di Indonesia masih banyak yang belum ditemukan alias ditangani dengan baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Indonesia merupakan negara kedua dengan kasus TBC terbanyak di dunia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin, 26 Maret 2018.
Nila menjelaskan, seseorang yang diduga TBC ditandai dengan gejala batuk terus-menerus, sering disertai berkurangnya nafsu makan sehingga berat badan turun, kadang-kadang sesak napas, dan berkeringat saat malam hari meski tidak sedang beraktivitas.
Artikel lain:
Hari TBC Dunia, Hati-hati Percikan Ludah dan Dahak
Penularan TBC Bisa Dicegah dengan Jaga Etika saat Batuk
Mengenali Gejala TB dan Cara Mengatasinya
Dia menjelaskan, risiko penularan TBC cukup besar pada kelompok orang yang tinggal di daerah yang tidak memenuhi syarat kesehatan, misalnya lingkungan padat dan kumuh, tempat pendidikan dengan asrama, serta rumah tahanan atau lembaga pemasyarakatan.
'”Potensi penularannya besar. Langkah nyata untuk pencegahan, penemuan, dan pengobatan TBC perlu diupayakan oleh para pengelola dan penanggung jawab agar menjangkau lingkungan seperti ini,” ucapnya.
Nila mengharapkan para pasien TBC senantiasa tetap sabar dan bersemangat dalam menjalani proses pengobatan yang panjang demi kesembuhan.
“Semangat pasien untuk patuh mengikuti anjuran pengobatan serta ditunjang oleh dukungan keluarga dan motivator sangat menentukan keberhasilan pengobatan,” tuturnya.
Nila juga memberi apresiasi tinggi serta terus menyemangati seluruh dinas kesehatan dan jajarannya serta fasilitas layanan kesehatan pertama ataupun rujukan yang telah aktif melakukan gerakan Temukan Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis (TOSS TBC).
“Tidak lupa penghargaan kepada seluruh kader kesehatan dan siapa saja yang telah turut serta mengetuk pintu rumah-rumah warga untuk menyampaikan edukasi TBC dan mengajak mereka yang bergejala untuk memeriksakan diri ke puskesmas,” katanya.