Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Keinginan Presiden Joko Widodo agar kereta cepat Jakarta-Bandung bisa beroperasi pada Juni 2023 menuai sorotan dari berbagai kalangan. Musababnya, target itu menyebabkan masa uji coba kereta berkecepatan 350 kilometer per jam tersebut menjadi terlalu singkat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan bahan paparan terbaru dari PT Kereta Api Indonesia (Persero), uji coba terintegrasi dan tes commissioning bakal dimulai pada April 2023, sementara operasi komersial direncanakan mulai 30 Juni 2023. Artinya, uji coba itu hanya berlangsung sekitar tiga bulan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sumber Tempo yang mengetahui perkembangan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung mengatakan, perkara masa uji coba yang hanya tiga bulan tersebut juga sempat disoroti oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam pertemuan bersama jajaran PT Kereta Cepat Indonesia China pada bulan lalu.
Menurut dia, dalam persamuhan itu, Budi Karya—yang mengacu pada rekomendasi konsultan perkeretaapian asal Inggris, Crossrail International—mewanti-wanti bahwa uji coba terintegrasi dan tes commissioning tidak bisa dilakukan hanya tiga bulan.
Teknisi memeriksa kereta cepat inspeksi yang dihadirkan di lokasi proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 13 Oktober 2022. ANTARA/Hafidz Mubarak
Uji Coba Disarankan Enam Bulan
"Menhub kan sudah meng-hire Crossrail. Itu katanya secara best practice tidak bisa (uji coba hanya tiga bulan). Secara teoretis juga tidak bisa karena dampaknya bisa ke safety," kata sumber tersebut. Ia menambahkan, uji coba minimum selama enam bulan bertujuan menjamin keamanan operasi ke depan. Dengan demikian, periode operasi komersial pun mesti mundur dari target.
Sumber Tempo lainnya di kalangan pemerintahan membenarkan kabar bahwa Kementerian Perhubungan menggunakan jasa Crossrail untuk memberikan masukan perihal proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Kendati demikian, pemerintah masih belum mengubah target dan lini masa yang telah disusun bersama konsultan Cina: sepur kilat akan beroperasi pada Juni 2023.
Dari dokumen yang dibacakan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero), Didiek Hartantyo, dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi Badan Usaha Milik Negara Dewan Perwakilan Rakyat, kemarin, 9 November, ada beberapa tahapan kunci yang perlu dicapai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung apabila hendak mengejar target operasi komersial tersebut.
Tahapan terdekat yang akan dilakukan adalah uji dinamis yang disaksikan Presiden Joko Widodo dan Presiden Cina Xi Jinping pada 16 November mendatang. Selanjutnya, menggeber penyelesaian konstruksi semua bangunan auxiliary, seperti jalur utama dan stasiun, pada 31 Desember 2022.
Memasuki 2023, proyek ini mesti menyelesaikan pembersihan frekuensi pada 31 Januari, pengiriman kereta dan pemasangan sistem kereta api peralatan pada 28 Februari, serta penggelaran rel pada 21 Maret. Target berikutnya adalah pelaksanaan uji statis dan penyelesaian integrasi sistem pada 31 Maret, serta penyelesaian pemasangan peralatan daya, traksi, listrik, dan persinyalan pada 4 April.
Setelah itu, uji coba terintegrasi dan tes commissioning bisa dilaksanakan mulai 4 April 2023. Uji coba terintegrasi direncanakan rampung pada 30 Mei, seiring dengan penyelesaian konstruksi semua stasiun, termasuk Stasiun Padalarang yang kemajuan pembangunan fisiknya paling rendah. Semua rangkaian tersebut akan berujung pada target perampungan uji coba operasi dan penerbitan izin operasi pada 30 Juni. Setelah itu, kereta kencang diharapkan bisa beroperasi secara komersial.
Truk keluar dari terowongan kereta cepat Jakarta Bandung menuju arah Stasiun Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 2 November 2022. TEMPO/Prima Mulia
Wanti-wanti Budi Karya
Direktur Prasarana Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Harno Trimadi, membenarkan informasi adanya wanti-wanti dari Menhub Budi Karya mengenai uji coba tersebut. Hanya, Harno tidak secara gamblang menyatakan uji coba tersebut perlu diperpanjang melebihi lini masa yang direncanakan. "Beliau hanya mengingatkan kami agar integrated test dan commissioning dilakukan secara cermat," ujar dia. "Secara regulasi tidak diatur lamanya waktu pelaksanaannya."
Dalam kesempatan lain, Harno membenarkan bahwa dalam uji coba dan tes commissioning kereta cepat Jakarta-Bandung, Kemenhub akan didampingi Crossrail International untuk melakukan pengujian. Hal tersebut dilakukan guna memastikan aspek keselamatan sesuai dengan regulasi.
Tempo telah berupaya meminta konfirmasi kepada Crossrail ihwal keterlibatannya mendampingi Kemenhub dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Namun, hingga berita ini ditulis, pertanyaan yang dikirim Tempo melalui kolom pesan di laman resmi perusahaan asal Inggris tersebut tidak berbalas.
Sebelumnya, hubungan Kemenhub dengan Crossrail sempat diumbar Budi Karya melalui akun Instagram-nya. Melalui unggahan pada 22 Oktober lalu, Budi Karya menceritakan pertemuannya dengan CEO Crossrail International, Paul Dyson. Pertemuan itu membahas proyek lintas rel terpadu (LRT) dan kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Pertemuan ini merupakan asistensi untuk meminta masukan pihak Crossrail guna memastikan pengoperasian LRT dan KCJB telah memenuhi standar dari sisi integrasi sistem, penyusunan prosedur, rekrutmen SDM sesuai dengan kualifikasi serta pelatihan terhadap prosedur," demikian ditulis Budi dalam unggahannya. Crossrail rencananya diundang dalam G20 untuk pembahasan lebih intens.
Tempo berupaya meminta konfirmasi soal permintaan agar uji coba terintegrasi dan tes commisioning dilakukan enam bulan kepada Budi Karya. Namun, hingga berita diturunkan, pesan yang dikirim Tempo tidak dibalas.
Adapun Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Dwiyana Slamet Riyadi, mengatakan perseroan menyiapkan yang terbaik untuk uji coba terintegrasi dan tes commissioning. Ketika ditanya apakah commissioning butuh waktu lebih lama, dia hanya menjawab akan mengikuti regulasi.
Ihwal durasi uji coba sepur kilat itu, guru besar transportasi dari Universitas Indonesia, Sutanto Soehodho, mengatakan tidak ada aturan pakem ihwal berapa lama kereta cepat harus diuji sebelum layak beroperasi secara komersial. Namun biasanya uji coba tidak dilakukan dalam waktu singkat dengan mempertimbangkan kehati-hatian agar tidak ada masalah di kemudian hari.
"Biasanya ngetes begitu memang lama. Di Jepang pun bisa enam bulan. Itu bukan hanya masalah teknologi, tapi juga tingkat kehati-hatian. Jepang sangat hati-hati. Dia tidak akan beroperasi komersial sebelum teruji," ujar Sutanto.
Menurut dia, berlama-lama dengan kehati-hatian lebih baik ketimbang buru-buru dan tidak hati-hati. Musababnya, kesalahan dan keteledoran yang terjadi setelah pengoperasian akan menyebabkan berbagai dampak lanjutan. Misalnya, dampak psikologis yang menyebabkan orang enggan naik kereta cepat.
Medan Berat Kereta Cepat
Sutanto pun mengingatkan bahwa uji coba harus dilakukan secara menyeluruh, bukan hanya gerbong dan keretanya, tapi juga relnya. Apalagi sepur kilat ini akan melalui medan berat, seperti 13 terowongan yang menembus perbukitan. Ia mengatakan kereta berkecepatan tinggi akan mengalami tekanan udara yang sangat besar saat masuk terowongan.
"Jadi, tekanannya bertambah. Itu bukan tidak mungkin menggeser kereta karena tekanan udara belum tentu simetris. Itu bisa saja, kalau tidak hati-hati, (kereta) bisa lepas dari rel. Jadi, dia harus tahu kecepatan ideal kalau masuk ke tunnel. Misalnya seperti itu," ujarnya.
Dengan demikian, Sutanto menegaskan, dari sisi fisik sarana dan prasarana, tes harus memastikan kekuatan kereta, rel, pilar, dan fondasi. Setelah itu, uji coba harus bisa memastikan kelancaran persinyalan. "Ini memang dia grade of automation-nya 2, yang artinya masih ada masinis. Tapi, di kecepatan tinggi, masinis juga tidak mudah mengendalikannya. Maka, persinyalan perlu dites."
Senada dengan Sutanto, Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Aditya Dwi Laksana, sepakat bahwa masih banyak proses dan tantangan yang harus dihadapi proyek kereta cepat untuk sampai ke tahap operasi komersial. Ia mengingatkan agar proses tersebut tidak dilalui dengan prinsip kejar tayang dan serba instan seperti proses perencanaan sebelumnya.
"Dari sisi teknologi, kereta cepat untuk Indonesia kan masih sangat baru. Selain itu, topografi Jakarta-Bandung, terutama Purwakarta-Padalarang, itu pegunungan yang mitigasi risiko dan deteksi dininya harus sangat baik karena rawan pergerakan tanah dan longsoran di perbukitan," ujar Aditya.
Dengan pertimbangan itu, ia melihat lini masa yang disiapkan PT KCIC sangat mepet dan berisiko dari sisi keamanan. Apalagi pada bulan ini pun uji dinamis belum dilaksanakan secara optimal lantaran masalah prasarana, seperti rel yang belum terpasang seluruhnya. "Jadi, kalau kita lihat, ini sudah November dan mau operasi komersial di Juni sebenarnya agak ngeri-ngeri sedap juga kalau mau dipaksakan," kata dia.
Alih-alih operasi komersial, ia menyarankan KCIC melaksanakan uji coba terbatas kereta cepat Jakarta-Bandung pada Juni 2023. Menurut dia, waktu uji coba enam bulan masih moderat dan cukup aman sebelum dilanjutkan ke operasi komersial. "Jadi, operasikan dulu terbatas, bukan untuk publik. Kita harus tinggalkan kondisi kejar tayang dan serba instan. Safety penting," kata pendiri Yayasan Kereta Anak Bangsa ini.
CAESAR AKBAR | YOHANES PASKALIS | ANNISA NURUL | IDHAM VIRYAWAN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo