Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
PT KCIC memastikan kesalahan posisi pilar kereta cepat akan segera diperbaiki.
Enam pilar dibongkar karena bergeser 8-30 sentimeter dari jalur sebenarnya.
Konstruksi kereta cepat Jakarta-Bandung mencapai 79,6 persen.
JAKARTA – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memastikan kesalahan posisi sejumlah pilar penyangga jalur layang atau pier kereta cepat Jakarta-Bandung akan segera diperbaiki. Direktur Utama KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, mengatakan terdapat enam pier yang harus dibongkar dan dibangun ulang agar sesuai dengan jalur sebenarnya.
Berdasarkan standar perkeretaapian Cina, ucap dia, KCIC hanya menoleransi pergeseran pier sejauh maksimal 2 sentimeter. “Standar kereta cepat sangat ketat untuk menjamin keselamatan dan supaya umur konstruksi prasarana bisa mencapai 100 tahun,” kata dia kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Enam pier yang bergeser itu ditemukan di sekitar Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang, Jawa Barat, oleh tim pengawas KCIC dan konsultan supervisi, PT Cars Dardela Joint Operation, pada Oktober 2021. Dwiyana mengatakan jarak perpindahan pilar-pilar tersebut 8-30 sentimeter.
Tim teknis KCIC pun masih menginvestigasi alasan pergeseran titik ikat (bench mark) jajaran pilar tersebut. Patokan itu biasanya dipakai dalam menyurvei topografi. Dwiyana memastikan persoalan itu akan dipecahkan demi perbaikan proyek sepur kencang ke depan.
“Investigasi masih berjalan. Kami akan mewawancarai tim surveyor dan pelaksana pengawas kontraktor di lapangan,” tuturnya.
Penghancuran tiang kereta cepat Jakarta-Bandung yang roboh menimpa ekskavator di DK 46, Telukjambe, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, 9 Desember 2021. TEMPO/Magang/ Dika Yanuar
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, pengerjaan ulang atau rework keenam pilar itu sudah berjalan selama tiga bulan. Proses ini baru menghebohkan publik ketika pada 5 Desember lalu salah satu pilar yang sedang dibobok ambruk dan menimpa satu unit ekskavator. Tidak ada korban dalam peristiwa tersebut.
Dwiyana mengklaim sudah ada prosedur operasi standar (SOP) untuk pekerjaan pembangunan ulang pilar. “Prosedur itu dilanggar pekerja. Kontraktor lalai melaksanakan SOP,” ia mengungkapkan.
Menurut Dwiyana, pekerjaan pembangunan proyek kereta cepat di lokasi lain berlanjut tanpa kendala. Konstruksi proyek sepur berkecepatan 350 kilometer per jam itu sudah rampung 79,6 persen per 26 November lalu. Pengadaan lahan pun menembus 99,97 persen atau setara dengan 6,3 juta meter persegi.
Dwiyana mengimbuhkan, koordinasi dengan kontraktor berjalan baik melalui rapat mingguan dan bulanan. Pemilik proyek dan kontraktor pun selalu membahas kendala pembangunan di trase sepanjang 142,3 kilometer ataupun di empat stasiun persinggahan.
“Apabila diketahui ada spesifikasi yang dilanggar dan melebihi batas toleransi, hal itu menjadi kewajiban kontraktor untuk segera rework.”
Kepala Project Management Office Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Yudi Adhi Purnama, mengatakan pengelolaan proyek strategis nasional seharusnya menjadi contoh bagi proyek lain. “Kami menyesalkan kejadian tersebut serta berharap itu menjadi yang pertama dan terakhir,” tutur dia kepada Tempo.
Yudi menyebutkan proyek kereta cepat mendapat perhatian karena menjadi fasilitas kereta kencang pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Hingga saat ini, KPPIP masih menerima laporan rutin mengenai kualitas konstruksi dan keamanan proyek.
Anggota Komisi Badan Usaha Milik Negara DPR, Andre Rosiade, meminta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) segera merampungkan audit investigasi proyek kereta cepat. Insiden di lokasi proyek selama beberapa tahun terakhir, kata dia, menjadi momentum untuk pembenahan. “Audit harus disegerakan, paling lambat Desember 2021 atau Januari 2022.”
CAESAR AKBAR | YOHANES PASKALIS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo