Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Andrianto Rahtomo bolak-balik menoleh ke kanan. Keramaian arus lalu lintas sekitar pukul 10.00 WIB kemarin tak membuatnya surut untuk menyeberangi Jalan Jenderal Sudirman tanpa melalui jembatan penyeberangan.
āKarena jembatannya hanya sepotong,ā kata dia, kemarin.
Jembatan penyeberangan itu adalah jembatan di depan gedung Kepolisian Daerah Metro Jaya. Pria 29 tahun tersebut hendak menyeberang dari depan Polda Metro menuju sisi Hotel Sultan, sebelum dia melanjutkan perjalanan ke arah Slipi, Jakarta Barat.
Jembatan itu hanya bisa diakses oleh penumpang bus Transjakarta. Dari sisi Polda Metro, jembatan berakhir tepat di tengah median jalan lalu berbelok ke dalam halte bus Transjakarta. Nah, di bawah jembatan tadi sedang ada proyek jalur kereta mass rapid transit (MRT) fase I, yakni rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia.
Menurut Andrianto, menyeberangi Jalan Sudirman merupakan rute terpendek menuju sisi trotoar Hotel Sultan. Dari lokasinya, jembatan penyeberangan terdekat berada di depan gedung CIMB Niaga yang berseberangan dengan mal FX Sudirman. Jarak keduanya sekitar 300 meter.
Pejalan kaki lainnya, Fajar Kusuma, juga terpaksa menyeberang Jalan Sudirman meski ramai kendaraan.āBerbahaya, sih. Tapi saya harus memutar jauh kalau harus ke FX dahulu,ā kata pegawai swasta di kawasan SCBD Sudirman itu.
LINDA HAIRANI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo