Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Suara gemuruh mesin terdengar saat Tempo dan sejumlah visitor hendak menilik titik awal pengeboran jalur Mass Rapid Transit atau MRT Jakarta rute Bundaran HI menuju Harmoni. Sebelum sampai ke titik pengeboran, para visitor harus menyusuri lorong sepanjang 120 meter.
Di lorong itu, para visitor diminta mengenakan alat pelindung diri berupa helm putih, rompi hijau berkelir abu-abu, lengkap dengan sepatu safety yang disediakan oleh PT MRT Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk menuju lokasi proyek Fase 2 paket CP 201 itu, Tempo disambut sekitar tiga orang penjaga dan diminta untuk melakukan scan QR Code aplikasi PeduliLindungi sebelum masuk ke area concourse pertama. Setelah masuk ke dalam, seorang petugas K3 dari PT MRT Jakarta memberikan penjelasan mengenai safety introduction untuk keamanan visitor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Mohon batuannya jika sudah masuk ke dalam agar helm, rompi, sepatu safety, serta masker jangan dilepas,” kata petugas itu saat site visit ke proyek MRT Fase 2, di Kawasan Stasiun Bundaran HI, Jakarta Pusat Selasa, 24 Mei 2022.
Bekerja di kedalaman 20 meter
Tempo memasuki area proyek melalui tembok yang dilubangi berbentuk kotak menuju area concourse kedua. Di area tersebut, terdapat tangga untuk turun ke lokasi pengboran. Ada sekitar 43-an anak tangga sementara yang harus dilalui.
Tangga itu dibuat khusus dengan susunan besi termasuk lempengannya sebagai pijakan, dan ditutupi dengan jaring hijau.
"Area wajib alat pelindung diri atau red zone. Turun-naik tangga maksimal lima orang," tertulis di spanduk yang terpasang sebelum menuruni tangga.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William P. Subandar (kiri) saat site visit ke proyek MRT Fase 2 di Stasiun Bundaran HI, Jakarta Pusat, Selasa, 24 Mei 2022.TEMPO/Khory
Di bawah, di kedalaman 20 meter, tibalah di lokasi proyek pengeboran itu, atau area concourse ketiga. Di area seluas empat lapangan bulu tangkis itu, tepat di sebelah kanan tangga, terlihat delapan orang yang sedang bekerja membersihkan bagian lantai beton dengan mesin tabung biru penyemprot air plus selangnya.
Mereka bekerja tanpa bersuara, hanya bising mesin terdengar dan suara dar der dor benturan besi, disinari lampu tembak di setiap sudut sebagai penerangan.
Pengeboran 24 jam
Di kedalaman 20 meter itu, terlihat lubang besar dengan beberapa lapisan pelindung untuk lintasan kereta pun terlihat. "Panjangnya baru sekitar 112 meter," ujar Direktur Utama PT MRT Jakarta, William P. Subandar, dalam site visit itu.
Untuk melihat lebih dalam, para visitor perlu berjalan di atas susunan lempengan besi yang dipagari besi kuning. Terdapat mesin-mesin besar yang diletakan di rel, salah satunya tunnel boring machine untuk mengebor yang bekerja selama 24 jam.
Mesin tersebut menjadi sumber suara bising itu. Disepanjang lorong juga terlihat beberapa pekerja dengan alat pelindung diri lengkap. Ada yang memalu, memperbaiki kabel besar, dan bekerja berat lainnya.
Mempekerjakan 5.000 orang
Proyek ini mempekerjakan sekitar 5.000 karyawan. Untuk pengeboran saja ada sekitar 10 orang yang bekerja, mereka masing-masing betugas, dua orang sebagai operator room untuk mengebor, dan delapan orang sebagai supervisi serta memiliki tugas memasang ring.
"Manajernya juga memonitor setiap hari. Dilakukan juga dua survei, otomatik dan manual, itu pun setiap hari juga," tutur William.
Menurut William, target pengeboran selesai Juli 2023, setelah itu railway masuk, beserta segala sistem dan lain-lainnya. Dan lintasan Bundaran HI-Harmoni ditargetkan selesai pada Maret 2025. "Yang nantinya terdiri dari Stasiun Bundaran HI, Thamrin, Monas, dan Harmoni. Hingga saat ini progresnya baru 38,1 persen," katanya.
Jalur tersebut nantinya akan dilanjutkan dengan proyek Fase 2 paket CP 202 untuk lintasan dari Harmoni menuju Mangga Besar, dan paket CP 203 untuk lintasan dari Mangga Besar menuju Kota. "Harmoni-Kota ditargetkan beroperasi pada Agustus 2027," ujar Dirut MRT Jakarta William Sabandar.
Baca juga: Penumpang MRT Jakarta Naik 156 Persen Usai Gelombang Ketiga Covid-19