Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Mereka yang Ikut Tersandera karena Penutupan Jalan

Kisah penyanderaan anggota kepolisian oleh tahanannya di Markas Komando Brimob, Depok, berdampak terhadap masyarakat di sekitar markas itu. Mereka ikut "tersandera" oleh penutupan jalan sepanjang hampir satu kilometer oleh kepolisian untuk sterilisasi kawasan markas Brimob.

11 Mei 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kisah penyanderaan anggota kepolisian oleh tahanannya di Markas Komando Brimob, Depok, berdampak terhadap masyarakat di sekitar markas itu. Mereka ikut "tersandera" oleh penutupan jalan sepanjang hampir satu kilometer oleh kepolisian untuk sterilisasi kawasan markas Brimob.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Polisi menutup Jalan Komjen M. Yasin (Akses UI) mulai dari Simpang RTM hingga Simpang Timah sejak Selasa malam hingga kemarin pagi. Dampaknya cukup besar bagi para pengemudi angkutan kota yang biasa melintasi jalan itu. Mereka diharuskan mengambil jalan berputar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Daripada nombok, mending kami mengembalikan mobil dan tidak narik," kata seorang sopir angkot D-112 rute Kampung Rambutan-Depok, Firman, saat blokade masih berlangsung, Rabu lalu.

Firman beralasan rute berputar terlalu jauh dibanding penghasilan yang bisa ia dapatkan. Waktu tempuhnya juga bertambah berkali lipat. "Satu rit dari jam setengah enam sampai 11, padahal biasanya cuma dua setengah jam," kata dia.

Dua restoran cepat saji di ruas jalan yang ditutup juga terimbas. Mereka mengungkapkan jumlah pengunjung yang turun drastis. "Biasanya ramai, ratusan orang, tapi sampai sekarang baru 10 customer. Barang juga enggak bisa masuk, agak menyulitkan jadinya," kata seorang pegawainya, Rabu siang lalu.

Nasib sebuah gereja Katolik di dalam kompleks Markas Brimob setali tiga uang. Mereka bahkan terpaksa membatalkan peribadatan Isa Almasih terangkat ke surga, kemarin.

Dalam keterangan yang disebar sehari sebelumnya, tim pastor gereja itu menyampaikan permohonan maaf dan meminta seluruh umatnya merayakan Ekaristi di gereja Katolik lain. "Kepada seluruh umat Paroki Santo Thomas yang terkasih, sehubungan dengan adanya kejadian di Mako Brimob dan mempertimbangkan dari sisi keamanan di sekitar komplek Mako Brimob, maka dengan ini kami sampaikan bahwa perayaan Ekaristi hari raya Kenaikan Tuhan pada Kamis, 10 Mei 2018, di Paroki Santo Thomas ditiadakan," demikian keterangan itu.

Sepanjang penutupan jalan, mereka yang berkepentingan karena bekerja atau bersekolah terpaksa berjalan kaki di ruas jalan tersebut. Pengamanan di sepanjang jalan itu sendiri sangat ketat. Polisi yang berjaga bukan hanya yang berseragam. ADE RIDWAN YANDWIPUTRA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus