Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta supaya rancangan pembangunan di seluruh daerah mengacu pada upaya pengurangan risiko bencana. Hal tersebut disampaikan Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah seluruh Indonesia di JX International Convention Exhibition, Kota Surabaya, Sabtu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Jokowi, pengutamaan aspek mitigasi dalam rancangan pembangunan penting dilakukan karena Indonesia berada di wilayah rawan bencana. "Bappeda harus mengerti di mana daerah merah, di mana daerah hijau, di mana daerah dilarang, di mana daerah yang diperbolehkan," kata Jokowi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Masyarakat juga tidak boleh mendirikan bangunan di wilayah yang sudah diberi tanda merah dan berbahaya. Selain itu, masyarakat mesti diajak membuat bangunan yang lebih tahan terhadap bencana. "Bappeda juga harus mulai merancang, rakyat diajak untuk mendirikan bangunan-bangunan yang tahan gempa kalau memang daerah itu rawan gempa," kata Jokowi.
Presiden meminta pelibatan akademikus dan pakar-pakar kebencanaan untuk menganalisis potensi bencana serta menentukan titik-titik rawan bencana. Hal itu harus dilakukan secara masif, sehingga ancaman bencana bisa diprediksi dan diantisipasi. Selanjutnya pemerintah daerah mesti selalu siaga bila terjadi bencana. FRISKI RIANA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo