Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Survei demografi kesehatan Indonesia pada 2017 menemukan bahwa penggunaan alat kontrasepsi modern mengalami penurunan dari 61,9 persen pada 2012 menjadi 59,7 persen pada 2017. Penurunan tertinggi bahkan terjadi pada segmen usia 15–29 tahun yang merosot 4 persen. Tren sebaliknya terjadi pada penggunaan kontrasepsi konvensional yang naik dari 62 persen menjadi 64 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kontrasepsi modern adalah proses pencegahan kehamilan dengan menggunakan alat keluarga berencana (KB), seperti jarum suntik, pil KB, IUD, implan, kondom, hingga vasektomi. Adapun kontrasepsi konvensional adalah proses pencegahan kehamilan secara alami dengan mengatur jadwal dan memutus senggama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca juga:
Ketahui Ragam Alat dan Metode Kontrasepsi
Hari Kontrasepsi Dunia, Alat KB Favorit Wanita Adalah...
Widwiono, Plt Direktur Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengatakan kendala terbesar yang menyebabkan menurunnya penggunaan alat kontrasepsi modern karena masih adanya mitos yang rancu dan masih dipercaya masyarakat. Pasangan muda juga belum menyadari sepenuhnya mengenai kesehatan reproduksi dan kurangnya akses terhadap informasi yang akurat dan terpercaya mengenai kontrasepsi.
Beberapa mitos mengenai penggunaan alat kontrasepsi antara lain badan menjadi gemuk, rahim menjadi kering, dan mudah berjerawat ketika menggunakan pil dan suntik KB. Adapun mitos mengenai penggunaan IUD dan implan dapat membuat ASI tidak lancar, hubungan seksual menjadi tidak nyaman, dan susuk (implan) bisa masuk ke jantung.
Selain itu ada pula mitos yang menyebutkan bahwa saat menyusui hormon kesuburan ditekan sehingga kemungkinan hamil akan sangat kecil. Mitos yang menyebutkan bahwa penggunaan alat kontrasepsi dalam jangka waktu lama akan membuat sulit hamil juga cukup banyak dipercaya.
“Mitos yang rancu itu masih beredar di kalangan masyarakat, dan itu semua tidak benar. Makanya kami terus berupaya mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya perencanaan keluarga dengan menggunakan metode kontrasepsi modern,” tuturnya.
DKT Indonesia sebagai salah satu mitra yang menyediakan alat kontrasepsi juga mendorong kesadaran generasi muda mengenai pentingnya pengetahuan akan kesehatan reproduksi, termasuk penggunaan kontrasepsi modern untuk mencegah kehamilan usia dini.
“Untuk menyasar pasangan milenial dalam hal perencanaan keluarga, kami giat melakukan berbagai aktivitas digital yang dikemas secara menarik dan meaningful, salah satunya melalui platform edukasi digital,” ujar Aditya A Putra, Strategic Planning Manager DKT Indonesia.
Dua platform edukasi digital yaitu tundakehamilan.com sebagai sumber bagi ibu milenial untuk mencari informasi mengenai kontrasepsi, dan Moth3rs.com, sebuah platform untuk mengedukasi pentingnya perencanaan secara umum. Hingga saat ini, dua platform tersebut telah menjangkau lebih dari 24 juta wanita Indonesia.
Dokter spesialis kandungan dari RS Brawijaya Uf Bagazi menyebutkan bahwa penggunaan kontrasepsi tidak saja bertujuan untuk mengendalikan kelahiran tetapi juga memiliki berbagai manfaat lain.
Manfaat itu antara lain terjaganya kesehatan reproduksi sehingga meminimalisir risiko penyakit yang berkaitan dengan organ reproduksi, seperti kanker payudara, kanker serviks, dan sebagainya.
Artikel lain:
Plus Minus Alat Kontrasepsi, Anda Pakai yang Mana?
Beda Alat Kontrasepsi Spiral dan Implan
“Selain itu dapat mencegah terjadinya gangguan fisik dan psikologis akibat kehamilan yang tidak direncanakan, memiliki persiapan yang matang terkait dengan perencanaan kehamilan, dan dapat meningkatkan kualitas diri dan mewujudkan impiannya,” tuturnya.
Dokter spesialis kandungan dari RSCM, Andon Hestiantoro,t mengatakan bahwa penggunaan alat kontrasepsi dapat memperkuat hak-hak perempuan dalam menentukan sendiri kapan mereka siap hamil. Misalnya, setelah selesai memberikan ASI eksklusif atau setelah anak pertama sudah cukup besar
Selain itu dapat melindungi ibu dari gangguan kesehatan reproduksi, seperti kehamilan yang terlalu muda, terlalu tua, atau jarak kehamilan yang terlalu dekat karena akan meningkatkan risiko preeklampsia, dan prematuritas.
Penggunaan alat kontrasepsi juga dapat melindungi anak dari gangguan tumbuh kembang dan gangguan kesehatan sehingga dapat melahirkan generasi baru yang berkualitas. Dapat juga menurunkan risiko penyakit radang panggul serta kanker indung telur, dan kanker endometrium.
“Dengan merencanakan jarak kehamilan dengan baik, maka perempuan dapat lebih memberdayakan dirinya dalam segi pendidikan dan sosial sehingga kesejahteraan dirinya maupun keluarga dapat ditingkatkan pula,” ujarnya.