Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TAK ada yang istimewa dari bangunan berlantai dua dengan fondasi tapal kuda, 12 kilometer dari pusat Kota Moskow itu. Tapi di bangunan tua ini, mereka yang secara medis tidak punya harapan sembuh lagi mengharapkan mukjizat. Para pasien jumlahnya puluhan setiap hari menyebutnya "rumah mukjizat". Suasana mistis terpancar dari gedung itu. Seluruh dindingnya, seperti umumnya gedung resmi di Moskow, diselimuti bata merah. Kamar-kamar di dalamnya berjajar seperti pada rumah sakit. Sebuah gerbang angker berdiri kukuh, tapi dengan ramah menyambut tamu yang datang. Letak gedung itu di Jalan Krasnobogatyrskaya 72, dekat stasiun metro Proobrazhenskaya. Karena itu, gampang ditemukan. Nama resmi bangunan tua itu, "Centre Eniem". Inilah markas All Union Scientific and Research Centre of Traditional People's Medicine atau, Pusat Penelitian dan Ilmu Pengobatan Tradisional Masyarakat. Di sini para ahli pengobatan tradisional Soviet berkumpul meneliti warisan leluhur. Mereka mengembangkan keampuhan pengobatan tradisional dan kekuatan supranatural untuk kemaslahatan orang banyak. Lembaga itu hasil jerih payah dan impian yang tak pernah padam Profesor Jacob Galperin Grigorevich. Ia psikiater yang sejak muda tertarik pada parapsikologi dan kekuatan supranatural bagi kesehatan tubuh. Grigorevich memerlukan waktu 20 tahun untuk mengukuhkan "Centre Eniem" dan pengakuan pemerintah terhadap caracara pengobatan nonmedis. Pengakuan tersebut didapat Galperin Grigorevich secara kebetulan. Pada dasawarsa 1950, Stalin membentuk lembaga pengkajian energi Kwant dan angkasa luar. Grigorevich ketika itu memperoleh tugas mengkaji proses pengiriman informasi berdasarkan kekuatan supranatural untuk kepentingan militer. Dari berbagai percobaan ini, ia semakin yakin, energi yang dasar-dasarnya berada di luar ilmu pengetahuan bukan hal mustahil. Pengakuan itu tidak terbuka pada mulanya. Pengetahuan yang diteliti Grigorevich dianggap tidak rasional, berbau perdukunan, dan dilarang di Uni Soviet. Untungnya, larangan ini tidak diikuti sanksi dan tindakan terhadap mereka yang mempraktekkan cara-cara pengobatan nonmedis ini. Tahun demi tahun berlalu. Kini, Centre Eniem secara resmi mendapat pengakuan. Grigorevich adalah direktur jenderal pertama Centre Eniem. Bersama puluhan pembantunya, ia merintis penerapan berbagai metode pengobatan alternatif. Penyembuhan semacam ini ternyata bisa meringankan penderitaan banyak orang. Di gedung tapal kuda itu para ahli kini mempraktekkan berbagai metode pengobatan. Misalnya "pengobatan warna" yang menggunakan lukisan dipercaya memiliki energi untuk mengobati penyakit tertentu. Mereka juga mempraktekkan penyembuhan dengan cahaya lilin dan operasi tanpa menggunakan pisau bedah. Namun, tidak semua pengobatan di situ bersifat paranormal. Grigorevich merintis pula pengkajian dan penerapan bioenergy action atau pemijatan tanpa sentuhan. Terapi ini lebih masuk akal dibandingkan dengan terapi menggunakan lukisan. Di samping itu, di Eniem dikembangkan pula penelitian ramuan tumbuh-tumbuhan seperti halnya jamu di Indonesia. Semua pengobatan tradisional ini kemudian digabungkan dengan ilmu kedokteran modern, misalnya psikoterapi. Ini memang impian Grigorevich: memadukan pengobatan tradisional dan modern. Membandingkan obat modern dan obat tradisional, Grigorevich yakin, obat tradisional aman. "Terapi jangka panjang dengan obat kimia mengakibatkan penyakit tambahan, kecanduan obat," tulisnya. Masalah ini hampir selalu dihadapinya ketika akan menyembuhkan penyakit berat. Ia harus menghilangkan dulu ketergantungan obat, akibat pengobatan terdahulu. Untuk memerangi keadaan ini, Grigorevich menyusun metode terapi lewat praktek meditasi dan sugesti. Di Soviet kepercayaan pada takhyul memang masih kuat. Di sana, misalnya, masih luas dipercaya bahwa bercak sejak lahir di kening Mikhail Gorbachev adalah sebuah tanda keberuntungan. Karena itu, kendati kedudukan bekas pemimpin Unio Soviet itu terguncang, ia tak akan pernah terbentur kesulitan. Kepercayaan pada takhyul ini yang konon mendasari banyaknya lembaga riset pararnormal di sana. Dua wartawan Prancis Michel Le Tallec dan Anne Fourmy di Siberia beberapa waktu menelusuri lembaga-lembaga ini. Dalam perjalanan yang mereka lakukan di pedalaman Soviet, kedua wartawan tersebut menemukan bahwa perdukunan yang dikenal dengan Shamanisme masih luas dipraktekkan. "Sementara di Indonesia praktek semacam ini didasari kekuatan yang berasal dari Tuhan, di Soviet kekuatan dipercaya berasal dari dalam diri mereka sendiri," kata Anne Fourmy kepada P. Astar dari TEMPO. Penampilan dukun di sana, menurut Anne Fourmy, tidak bersahaja seperti kebanyakan dukun di Indonesia. Mereka berkumpul dalam organisasi yang meneliti kekuatan supranatural dengan peralatan modern. Pola pikir mereka juga rasional. Karena itu, kedua wartawan Prancis menyebut mereka "dukun modern". Cara kerja mereka dipantau secara ilmiah. Kedua wartawan tadi, dalam sebuah kesempatan, melihat tangan-tangan para shaman dukun asal Asia Utara berfungsi sebagai kamera video, memeriksa bagian dalam tubuh seorang pasien. "Dari jari-jarinya kelihatan cahaya yang jelas-jelas bukan tipuan," kata Le Tallec bersaksi. Hasilnya, interior tubuh terpampang nyata di layar televisi. Lewat konsentrasi penuh, tangan-tangan para shaman yang dipercaya mempunyai kekuatan listrik ini konon bisa mempengaruhi pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh manusia. Termasuk sel-sel kanker.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo