Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Musim Hujan, Lereng Merapi dan Merbabu Rawan Longsor  

Enam kecamatan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, masuk zona rawan bencana tanah longsor selama musim hujan ini.

4 Februari 2016 | 16.20 WIB

Sejumlah titik-titik api kebakaran hutan lereng Gunung Merbabu terlihat dari Kecamatan Ngablak, Magelang, Jawa Tengah, 21 Agustus 2015. TEMPO/Pius Erlangga
Perbesar
Sejumlah titik-titik api kebakaran hutan lereng Gunung Merbabu terlihat dari Kecamatan Ngablak, Magelang, Jawa Tengah, 21 Agustus 2015. TEMPO/Pius Erlangga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Boyolali - Enam kecamatan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, dinyatakan masuk zona rawan bencana tanah longsor selama musim hujan ini. “Empat kecamatan itu di antaranya di lereng Gunung Merapi dan Merbabu,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Boyolali Nur Khamdani, Kamis, 4 Februari 2016.

Menurut Nur, empat kecamatan di dua lereng gunung itu adalah Selo, Cepogo, Musuk, dan Ampel. Adapun dua kecamatan lainnya, Klego dan Kemusu, juga masuk zona rawan longsor karena sebagian wilayahnya berada di perbukitan.

Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, kata Nur, Februari adalah puncak musim hujan. Dia mengimbau masyarakat di enam kecamatan rawan longsor itu meningkatkan kewaspadaannya. “Terutama di empat kecamatan di lereng Merapi dan Merbabu, yang tanahnya mudah longsor jika terus diguyur hujan intensitas tinggi. Sebab, struktur tanahnya berpasir dan gembur,” ujarnya.

Untuk itu, BPBD Boyolali telah melayangkan surat peringatan waspada bencana selama musim hujan ke sejumlah kecamatan di zona rawan itu.

Selain enam kecamatan rawan longsor, Nur menambahkan, ada empat kecamatan rawan bencana angin kencang dan puting beliung, yaitu Karanggede, Klego, Nogosari, dan Ngemplak. Adapun tiga kecamatan yang dilewati anak sungai Bengawan Solo ialah Ngemplak, Sawit, dan Sambi, rawan banjir, meski potensinya cukup rendah.

Di Kabupaten Klaten, sekitar 400 warga dan relawan bersama TNI, Polri, dan BPBD bergotong-royong menambal tanggul Sungai Dengkeng di sejumlah titik yang jebol akibat banjir bandang, Selasa malam lalu. Penambalan tanggul dilakukan manual menggunakan karung-karung pasir dan tiang-tiang bambu. “Tanggul yang ditambal di wilayah Desa Talang, Kecamatan Bayat, dan enam titik lagi di wilayah Desa Kerten, Kecamatan Gantiwarno, serta di Desa Kaligayam, Kecamatan Wedi,” kata Operator Pusat Pengendalian Operasional BPBD Klaten, Arif Fuad Hidayah.

Penjabat Bupati Klaten, Jaka Sawaldi, mengatakan ada sekitar 4.000 karung pasir yang digunakan untuk menambal tanggul-tanggul anak sungai Bengawan Solo yang jebol. “Alhamdulillah, tanggul yang jebol sepanjang 20 meter selesai ditambal,” katanya.

Jaka menambahkan, banjir akibat meluapnya Sungai Dengkeng yang melanda Kecamatan Cawas, Trucuk, dan Bayat, tidak menyebabkan kerugian yang terlalu besar. “Lahan pertanian yang rusak dan terendam tidak terlalu luas. Hari ini semua genangan sudah surut,” ucapnya.



DINDA LEO LISTY

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LN Idayanie Yogya

LN Idayanie Yogya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus