Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Setelah pengalihan ke Kertajati, yang tersisa di Bandara Husein Sastranegara adalah penerbangan domestik menggunakan pesawat propeler.
Pengelola Bandara Husein Sastranegara tak khawatir terhadap pertumbuhan penumpang setelah penerbangan dialihkan ke Kertajati.
Bandara Husein Sastranegara saat ini melayani 19 penerbangan pesawat jet komersial setiap hari dengan jumlah penumpang sebanyak 2.540 orang.
BANDUNG - Bandara Husein Sastranegara di Bandung, Jawa Barat, tampak lengang sore kemarin, 18 Juli 2023. Hanya segelintir orang yang lalu-lalang. Selebihnya mengisi bangku tunggu yang rumpang.
Pegawai tenant salah satu retail menuturkan sudah beberapa hari terakhir ini bandara terlihat lebih sepi. Ia menduga penyebabnya adalah libur sekolah yang telah usai.
Baca: Kesempatan Kedua Kertajati
Pemandangan seperti ini tak akan asing sebentar lagi. Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan titah untuk mengurangi peran Bandara Husein Sastranegara mulai 29 Oktober mendatang. Sejumlah penerbangan bakal dialihkan ke Bandar Udara Internasional Kertajati di Majalengka, Jawa Barat.
Menurut Kepala Bagian Kerja Sama Internasional, Humas, dan Umum Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Mokhammad Khusnu, penerbangan internasional serta penerbangan domestik pesawat jet bakal dialihkan ke Majalengka. Langkah ini merupakan strategi untuk mendukung pengembangan Bandara Kertajati yang masih sepi peminat.
Penumpang turun dari pesawat Super Air Jet rute Kualanamu-Bandung-Denpasar di Bandara Internasional Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, 6 Januari 2023. TEMPO/Prima Mulia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah perpindahan tersebut, yang tersisa di Bandara Husein Sastranegara adalah penerbangan domestik menggunakan pesawat propeler. "Untuk penerbangan-penerbangan jarak pendek," ujarnya kepada Tempo, kemarin. Menurut Khusnu, keputusan menyisakan penerbangan komersial di bandara tersebut ditujukan untuk menjaga bandara tetap hidup dan menghasilkan pendapatan untuk pengelola.
Khusnu menuturkan pengalihan seperti ini bukan hal baru. Ketika Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta beroperasi, sejumlah penerbangan dari Bandara Halim Perdanakusuma sempat dialihkan dan hanya difokuskan untuk pesawat propeler. Ketika bandara di Tangerang itu mulai padat, trafik penerbangan di Halim kembali ramai. Tak hanya pesawat propeler yang terbang dari landasan tersebut. "Harapannya nanti setelah Kertajati penuh juga bisa terjadi hal yang sama," kata dia.
Pengelola Bandara Husein Sastranegara Tak Khawatir
Executive General Manager Bandara Husein Sastranegara, R. Indra Crisna Seputra, menyatakan PT Angkasa Pura II sebagai pengelola mendukung penuh rencana pengalihan penerbangan ke Bandara Kertajati. Kedua bandara tersebut akan memiliki peran masing-masing ke depan. Dia tak khawatir soal pertumbuhan Bandara Husein Sastranegara setelah sejumlah penerbangan dialihkan. “Saya rasa, di mana pun bandara dikembangkan, akan cepat bertumbuh," katanya.
Dia berkaca dari pengalihan penerbangan dari Bandara Kemayoran sebelum Bandara Soekarno-Hatta berdiri. Indra juga mengingat perkembangan Halim setelah Bandara Soekarno-Hatta penuh.
Indra mengatakan Bandara Husein Sastranegara saat ini melayani 19 penerbangan pesawat jet komersial setiap hari dengan sekitar 2.540 penumpang. Sebelum masa pandemi, bandara tersebut melayani hingga 87 penerbangan dengan penumpang lebih dari 10 ribu orang per hari.
Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat. TEMPO/STR/Prima Mulia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mayoritas penumpang di Bandara Husein Sastranegara saat ini menggunakan layanan pesawat komersial jet. Indra mencatat tujuannya, antara lain Denpasar, Kualanamu, Balikpapan, Palembang, hingga Banjarmasin. "Selain itu, ada layanan penerbangan dengan pesawat ATR 72," kata dia.
Adapun President Director PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, menyatakan strategi pengaturan penerbangan di kedua bandara tersebut diterapkan perusahaan untuk memperkuat konektivitas penerbangan di Jawa Barat. Dia menyebutnya sebagai multi-airport system. "Sistem ini mengedepankan dan mensinergikan strategi bisnis serta potensi masing-masing bandara untuk saling mendukung,” katanya.
Awaluddin mengatakan, dengan pembagian peran tersebut, untuk Bandara Husein Sastranegara akan melayani angkutan niaga berjadwal dalam negeri dengan pesawat propeler, angkutan udara niaga tidak berjadwal dalam negeri, dan angkutan udara bukan niaga dalam negeri, seperti penerbangan militer, kenegaraan, serta evakuasi medis. “Kedua bandara juga harus dapat memberikan pelayanan terbaik dan kemudahan bagi masyarakat Jawa Barat dalam melakukan perjalanan udara,” kata dia.
AHMAD FIKRI | VINDRY FLORENTIN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo