Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Ombudsman Kritik Pengelola Terminal Bus Kalideres

Fasilitas terminal tak berubah sejak dua tahun lalu. Ombudsman mendapati di antaranya ruang laktasi sempit dan tidak tertutup.

20 Juni 2018 | 00.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA- Ombudsman RI mengatakan tidak ada perubahan yang signifikan terhadap fasilitas di Terminal Bus Kalideres. Ombudsman membandingkannya sejak inspeksi pada 2016 lalu.

"Kami pada waktu itu melihat misalnya fasilitas kesehatan, ruang laktasi, dan ruang monitor, kelihatannya semua masih sama," kata Komisioner Ombudsman RI, Andrianus Maliala, saat melakukan inspeksi di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Selasa 19 Juni 2018.

Baca berita sebelumnya:
Puncak Arus Balik Mulai Ramaikan Terminal Bus Kalideres

Adrianus berharap selama dua tahun telah terjadi perubahan seiring dengan peningkatan jumlah penumpang. Hal tersebut menurut dia seharusnya dibarengi dengan peningkatan fasilitas terminal.

Komisioner Ombudsman lainnya, Ninik Rahayu, menyoroti ruang laktasi yang berada satu bangunan dengan kantor Kepala Terminal Kalideres. Kondisi ruang itu dinilainya tidak memadai.

Ninik mengatakan ruang laktasi terlalu kecil sehingga hanya cukup satu orang saja. Selain itu, ruangan juga tidak memiliki tempat bayi berbaring maupun tempat cuci tangan.

Baca:
Ruang Laktasi di RPTRA Ber-AC

Tambahan lagi, ruangan tidak sepenuhnya tertutup sehingga tidak baik untuk ibu yang hendak menyusui. “Tapi kepala terminal mengatakan ruang laktasi cukup efektif digunakan oleh penumpang,” tutur Ninik.

Kepala Terminal Kalideres Revi Zulkarnaen mengatakan, Unit Pelaksana Teknis Terminal Dinas Perhubungan dan Transportasi Jakarta sudah berencana memugar Terminal Kalideres. Namun, ia belum tahu kapan rencana tersebut akan dijalankan.

Baca:
Kini Bus AKAP di Jakarta Hanya Boleh Masuk Tiga Terminal Ini

Pemugaran di antaranya akan dilakukan dengan menambah ruang tunggu terminal. “Saat ini kami tidak punya gedung yang tertutup, adanya yang terbuka," tutur dia. "Mungkin nanti tunggu anggaran."


 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus