Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Orang Tua Bercerai yang Pertama Dilakukan Minta Maaf Kepada Anak

Kak Seto menjelaskan apa saja yang harus dilakukan orang tua yang bercerai kepada anaknya

29 November 2018 | 07.30 WIB

Ilustrasi anak sedih/murung. Shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi anak sedih/murung. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -  Perceraian memang bukan jalan terbaik kala ada masalah dalam rumah tangga. Tapi mungkin inilah satu-satunya jalan yang harus ditempuh, meski dapat mempengaruhi perkembangan sang anak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, Seto Mulyadi yang pertama-pertama harus dilakukan oleh orangtua yang mengalami perceraian adalah meminta maaf kepada anak. "Itu perlu ada penyelesaian yang konstruktif dan rendah hati. Pertama orangtua harus berani meminta maaf saat terjadi perpisahan. Ayah yang salah, bunda yang salah, kami minta maaf," kata Seto Mulyadi atau Kak Seto, di Jakarta, Rabu 28 November 2018.

Saat meminta maaf kepada anak, Kak Seto mengingatkan agar menjelaskan dengan bahasa yang mudah diterima oleh anak. "Ayah minta maaf. Ini terpaksa ayah sama bunda tidak bisa sama-sama lagi. Kenapa? Harus diberikan dengan bahasa anak. Karena kalau sama-sama ayah sama bunda berantem. Kamu sedih kan melihatnya," ujarnya. 

Setelah perceraian terjadi, orangtua harus saling bahu membahu dalam membesarkan anak. Jangan sampai anak kehilangan salah satu sosok orangtuanya. "Yang penting anak tidak kehilangan kedua-duanya. Oke mungkin hari ini bersama bunda, mungkin saat ini juga bisa bersama ayah dan jangan ada penutupan akses," ujar Kak Seto.

Kak Seto menambahkan, situasi perceraian seperti segitiga maut. "Pertama, segitiga maut itu adalah perceraian. Kedua adalah perebutan hak asuh, ketiga adalah penutupan akses. Ini pelanggaran hak anak saat ini," lanjutnya.

Sebisa mungkin perpisahan orangtua harus dilakukan dengan baik. Jika tidak, anak akan mengalami trauma hingga dewasa. "Bisa menjadi benci kepada orangtuanya, bisa menjadi benci terhadap perkawinan. Ada anak yang saya temui, dia bilang pokoknya seumur hidup tidak akan menikah. Sehingga harusnya orangtua tetap rukun tetap bersama anak sehingga jika ada pasangan lagi harus akrab dengan anak anaknya," tandas Kak Seto.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus