Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Dengan presidential threshold 20 persen, pemilihan presiden 2024 ada kemungkinan diikuti tiga pasangan.
Dua lembaga survei memprediksi perolehan suara masing-masing pasangan.
Elektabilitas Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan relatif stabil.
JAKARTA — Sejumlah lembaga survei memprediksi Pemilu 2024 diikuti tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden. Sigi teranyar yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebutkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, serta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperoleh peringkat teratas pada simulasi semi-terbuka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Survei yang dilakukan pada 13-20 Maret itu mendapati Ganjar mendapat dukungan 18,1 persen, Prabowo 17,6 persen, dan Anies 14,4 persen. “Nama-nama lain mendapat dukungan di bawah 4 persen,” ujar Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sigi berlangsung dengan metode multistage random sampling terhadap 1.220 responden. Margin of error-nya sebesar kurang-lebih 3,12 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Abbas memprediksi ada kemungkinan pemilihan presiden 2024 diikuti maksimal tiga pasangan lantaran syarat presidential threshold 20 persen. Dari hitung-hitungannya, terbentuk poros Gerindra-PDIP, poros Golkar, dan poros NasDem-Demokrat. “PAN dan PPP bisa menggenapi Golkar, PKS berpeluang menggenapi NasDem-Demokrat,” ujar dia.
Merujuk pada hasil Pemilu 2019, hanya PDI Perjuangan yang hampir mendekati 20 persen suara sebagai syarat mengajukan nama calon. Menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU), PDI Perjuangan memperoleh 19,91 persen suara. Disusul Gerindra (12,51 persen), Golkar (12,15), Partai Kebangkitan Bangsa (9,72), NasDem (8,81), Partai Keadilan Sejahtera (8,19), Demokrat (7,64), dan Partai Amanat Nasional (6,74 persen). Sisanya tersebar di partai-partai lain.
Prabowo Subianto (kiri) dan Airlangga Hartarto di Jakarta, 6 Juni 2020. TEMPO/M. Taufan Rengganis
Pada poros Gerindra-PDIP, Abbas melihat potensi Prabowo Subianto sebagai calon presiden bersanding dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Lantaran memiliki elektabilitas yang terlalu di bawah, menurut Abbas, ada kemungkinan Puan akan menerima tawaran menjadi nomor dua.
Di poros Golkar, ada kemungkinan Ketua Umum Airlangga Hartarto menjadi calon wakil presiden karena elektabilitasnya yang tak kunjung terkerek. Adapun pasangan Airlangga yang dinilai paling kompetitif adalah Ganjar Pranowo. "Terbuka juga kemungkinan Airlangga menjadi nomor satu dan Ganjar nomor dua," ujar Abbas.
Poros NasDem-Demokrat-PKS kemungkinan besar mengusung Anies Baswedan sebagai calon RI-1. Selain karena elektabilitas yang relatif stabil, NasDem dan PKS dinilai belum mempunyai kader yang kompetitif. Abbas memprediksi bahwa Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bisa diterima sebagai pendamping Anies.
Hasil simulasi tiga pasangan calon itu menunjukkan pasangan Anies-AHY meraih dukungan tertinggi dengan 29,8 persen suara. Di bawahnya ada pasangan Ganjar-Airlangga dengan 28,5 persen. Adapun pasangan Prabowo-Puan terancam tak ikut putaran kedua karena kalah dengan perolehan 27,5 persen suara. Sebanyak 14,3 persen responden belum menentukan pilihan.
Dalam simulasi lain, pasangan Prabowo-Puan bisa berada di peringkat kedua jika pasangan Ganjar-Airlangga bertukar posisi. Dengan Airlangga menjadi capres dan Ganjar menjadi cawapresnya, dukungan yang diperoleh pasangan ini hanya 22,6 persen. Sementara itu, dukungan untuk pasangan Puan-Prabowo naik menjadi 29 persen dan pasangan Anies-AHY melejit menjadi 32,3 persen. "Dari survei ini terlihat pasangan Anies-AHY memiliki peluang untuk menang pemilihan presiden dan wakil presiden," ujar Abbas.
Survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada Februari lalu menunjukkan hasil yang mirip. Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo konsisten berada di tiga peringkat teratas dalam tiap simulasi. Dalam simulasi tujuh nama, Ganjar memimpin dengan 27,6 persen suara, disusul Prabowo dengan 27,4 persen suara, lalu Anies Baswedan dengan 22 persen suara.
Ganjar Pranowo (kiri) menumpang sepeda motor polisi setelah meninjau rumah yang terkena dampak tanah bergerak di Desa Dermasuci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, 1 April 2022. ANTARA/Oky Lukmansyah
Sigi Indikator dilakukan pada 11-21 Februari 2022 dengan melibatkan 1.200 responden lewat metode multistage random sampling. Margin of error-nya kurang-lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Dalam simulasi yang dilakukan Indikator, kemenangan tiga tokoh unggulan dalam pemilihan presiden 2024 dipengaruhi calon wakil presiden. Dalam simulasi pertama, pasangan Ganjar-Erick Thohir—Menteri BUMN—unggul dengan 32,2 persen suara mengalahkan pasangan Anies-Agus dengan 27,4 persen suara serta Prabowo-Puan dengan 28,7 persen suara.
Selanjutnya, pada simulasi kedua, Prabowo unggul dengan 31 persen suara ketika dipasangkan dengan Erick Thohir. Pasangan ini menang tipis dari Ganjar-Airlangga dan Anies-Agus.
Tingkat keterpilihan Ganjar merosot ketika dipasangkan dengan Puan menjadi 26,9 persen. Lawannya, Prabowo-Erick unggul dengan 31,8 persen serta Anies-AHY 29,2 persen. "Cawapres kontribusinya beda-beda. Ada cawapres yang kontribusinya cukup lumayan, ada yang belum maksimal," kata Burhanuddin Muhtadi, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia.
Menurut Burhanuddin, pasangan yang berpotensi menang telak ialah Prabowo-Ganjar. Dalam simulasi melawan Anies-Erick, Prabowo-Ganjar menang dengan mendapat 51,1 persen suara. "Karena Prabowo lemah di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sedangkan Ganjar kuat di Jawa Tengah, jadi bisa melengkapi. Kalau Prabowo dipasangkan dengan Anies, Anies juga lemah di Jawa Tengah."
Menanggapi hasil survei tersebut, Ketua DPP PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno, mengatakan semua aspek yang relevan akan dipertimbangkan oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dalam menentukan calon di pilpres 2024. Namun, menurut dia, akan ada waktunya radar survei menangkap sinyal-sinyal yang lebih mendasar, bukan yang ramai di permukaan saja. “Kinerja, rekam jejak, dan modal jaringan selama ini masih belum ditangkap radar, kalah dengan riak gempita media sosial dan pencitraan,” kata Hendrawan.
Partai Gerindra bertekad memperluas ceruk dukungan untuk memuluskan jalan bagi Prabowo Subianto menjadi presiden. Berkaca pada temuan lembaga survei, Sekretaris Jenderal Ahmad Muzani menilai Jawa Timur menjadi wilayah strategis untuk meluaskan dukungan.
Anies enggan berkomentar banyak perihal wacana pemilihan presiden 2024. Anies juga menolak menanggapi simulasi yang disandingkan dengan Agus Harimurti Yudhoyono. “Itu teman-teman survei yang bikin. Saya tidak bisa komentar apa-apa dulu,” ujarnya di Yogyakarta, kemarin. Dia mengatakan masih berfokus mengurus Jakarta.
Adapun Agus Harimurti Yudhoyono menyatakan Demokrat membuka kemungkinan berkoalisi dengan Partai NasDem dalam Pemilu 2024. "Pada dasarnya, Demokrat dan NasDem memiliki garis-garis ideologi dan juga visi jangka panjang yang serupa," ujar dia setelah bertemu dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di NasDem Tower, akhir Maret lalu.
MAYA AYU PUSPITASARI | DEWI NURITA | PRIBADI WICAKSONO (YOGYAKARTA)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo