Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Sebanyak sembilan orang perwakilan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta mengikuti pelatihan pemandu MRT Angkatan ke-5 di Kuala Lumpur, Malaysia. Pelatihan itu diselenggarakan di di Training Room Rail Academy Department Level 1 Annex Building, Ampang, Kuala Lumpur, Senin 26 Maret 2018.
Pembukaan pelatihan pemandu MRT Jakarta itu dihadiri Direktur Rail Academy RapidKL Sdn Bhd, Zaki Mohamad, Direktur Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Dedy Cahyadi, Industrial Relation Spesialist MRT Jakarta, Cenni Rastisha, Training & Development Spesialist MRT Jakarta, Damaris Hastiti dan undangan lainnya.
Direktur Rail Academy RapidKL Sdn Bhd, Zaki Mohamad menyambut hangat kedatangan Direktur Akademi Perkeretaapian Indonesia Dedy Cahyadi. "Pelatihan ini sudah tahap ke lima. Terima kasih Rail Academy masih diberi kesempatan. Bila sampai di sini ambil semua kesempatan sebanyak mungkin. Filosofi kita tidak ikuti silabi tetapi bisa bertanya dan mendapatkan pengalaman," pesannya kepada peserta.
Baca: MRT Jakarta Cari Direktur Pengembangan Bisnis, Ini Kriterianya
Pada kesempatan tersebut Direktur Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Dedy Cahyadi mengatakan pelatihan di Rail Academy Malaysia sudah menghasilkan 54 orang dan angkatan ke lima sekarang diikuti sembilan orang.
"Maret 2019 akan beroperasi di Jakarta. Tadi sudah disampaikan. Kita ini serius membangun perkeretaapian. MRT adalah potret keberhasilan kereta api di Jakarta. Manfaatkan dengan baik. Ini uang negara. Operasikan dengan hati. Membangun negara dengan senang hati," katanya.
Saat ditemui usai pembukaan dia mengatakan kegiatan pelatihan tersebut sudah disiapkan dua tahun yang lalu dengan melihat seberapa jauh kebutuhan SDM MRT Jakarta.
"Dari situ kita melakukan kajian negara mana yang sudah menerapkan sistem kendali kereta otomatis karena di Indonesia belum ada yang mengoperasikan kendali otomatis. Dengan beberapa pertimbangan akhirnya kami memilih di Prasarana Malaysia dengan pertimbangan dekat, biaya murah dan standar sudah bagus," katanya.
Dedi menyadari menyiapkan SDM tidak bisa mudah dan cepat sedangkan peserta Diklat juga diseleksi dengan baik bersama PT MRT Jakarta baik yang berasal dari API maupun Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD).
Baca: Kereta Pertama MRT Jakarta Akan Tiba dari Jepang pada Akhir Maret
"Harapan kami sebenarnya berdasarkan rencana bulan April prasarana sudah datang dan kami sudah melatih beberapa awak kereta api atau masinis sehingga kalau bisa begitu kereta datang sudah ada orang yang melakukan uji coba," katanya.
Dedi mengatakan rencananya pelatihan akan berlangsung selama delapan angkatan.
"Untuk pelatihan sky train Bandara sudah kami bawa ke SMRT Singapura untuk beberapa angkatan dan sudah berjalan dengan baik. Kemudian terkait kereta api cepat kita sudah bekerja sama dengan KCIC (Kereta Api Cepat Indonesia Cina) dan kampus-kampus di Cina," katanya.
Menurut Dedi, para pemandu MRT Jakarta diharapkan tidak hanya belajar bagaimana mengoperasikan perkeretaapian tetapi juga ingin belajar budaya safety (keselamatan). "Hingga bisa nol kecelakaan dan budaya melayani walaupun kita juga sudah mempunyai budaya yang bagus," ujarnya. "Dalam sistem perkeretaapian kita mengutamakan keselamatan. Mungkin ada yang bilang di Indonesia sudah bagus tidak ada lagi yang naik di atas. Sebenarnya itu masih jauh dari standar perkeretaapian dunia tidak hanya keselamatan tapi juga pelayanan."
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini