Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Peresmian mass rapid transit (MRT) Jakarta fase I rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia kemarin sekaligus menandai dimulainya proyek MRT Jakarta fase II. Peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek MRT fase II bertepatan dengan peresmian MRT fase I oleh Presiden Joko Widodo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden mengatakan telah memerintahkan pembangunan jaringan MRT secara paralel selepas fase I resmi beroperasi. "Segera (setelah) ini, kita akan lanjutkan, fase ke utara, fase kedua," kata Jokowi, kemarin. Setelah fase II selesai, menurut Presiden, akan dilanjutkan pembangunan MRT fase III yang membelah Kota Jakarta dari arah timur ke barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MRT fase I melayani rute sepanjang 16 kilometer. Adapun MRT fase II rencananya dibangun sepanjang 8,3 kilometer. Terakhir, MRT fase III akan dibangun sepanjang 87 kilometer dari Cikarang, Bekasi, sampai Balaraja, Tangerang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menerangkan bahwa pembangunan MRT fase II akan dimulai akhir bulan ini atau paling lambat awal bulan depan. "Tender sudah, kontraktor sudah ada, dan persiapan teknis sudah ada," kata Budi setelah menghadiri peresmian MRT fase I di sekitar Bundaran HI.
Menurut Budi, pembangunan jaringan MRT akan dilakukan secara bertahap untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota besar yang memiliki transportasi umum yang paripurna. "Kami ingin 2024-2026 Jakarta sudah tidak macet dan masyarakat meninggalkan angkutan individu," kata Budi seraya menyebutkan target pembangunan MRT fase III dimulai pada kuartal kedua 2020.
Direktur Utama PT Mass Rapid Transit Jakarta, William Sabandar, mengatakan, selepas groundbreaking MRT fase II, perusahaannya akan menyelesaikan studi tentang lokasi depo kereta MRT fase II. "Saat ini sedang kami finalkan studinya," ujar dia, kemarin. Sebelumnya, lahan milik PT Kereta Api Indonesia di Stasiun Kampung Bandan direncanakan menjadi depo MRT fase II. Namun rencana tersebut terganjal status lahan yang masih dalam sengketa.
William menambahkan, timnya juga tengah membahas rute akhir MRT fase II. Karena lahan di Kampung Bandan bermasalah, kata dia, ada usul agar rute MRT fase II berakhir di Stasiun Kota. "Kami mempertimbangkan apakah titik akhir di Kota atau Kampung Bandan," ujar dia.
Menurut William, proyek MRT fase II akan dikerjakan selama lima tahun atau hingga 2024. Rencananya, MRT fase II memiliki tujuh stasiun, yakni Stasiun Sarinah, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, Kota, dan Depo Kampung Bandan.
Proyek MRT fase II diperkirakan menelan biaya sekitar Rp 22,5 triliun. Biaya ini jauh lebih besar dibanding biaya proyek MRT fase I yang hanya Rp 16 triliun. Direktur Konstruksi MRT Jakarta, Silvia Halim, sebelumnya menjelaskan bahwa pembangunan MRT fase II membutuhkan anggaran lebih besar karena memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi ketimbang fase I.
Silvia mencontohkan, seluruh jalur MRT fase II akan berada di bawah tanah, tak seperti fase I yang sebagian jalurnya berupa jembatan layang. Kesulitan lainnya, jalur MRT fase II akan melewati banyak gedung tua dan Sungai Ciliwung. Selain itu, stasiun MRT Kota dan Harmoni akan menjadi stasiun bawah tanah terbesar. "Stasiun Monas juga akan jadi stasiun unik," ucap dia.
Proyek MRT fase II juga akan melintasi kawasan strategis, yakni ring 1 Istana Kepresidenan. Karena itu, kata Silvia, perlu kehati-hatian ekstra dalam proses pengerjaan.
FRISKI RIANA | LANIDIANA | M JULNIS FIRMANSYAH | DIAS PRASONGKO | AVIT HIDAYAT
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo