Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Gencar Promosikan Jalur Selatan 

Untuk mengantisipasi kemacetan selama arus mudik, pemerintah mempersiapkan jalur-jalur alternatif. Di Jawa, lintasan di jalur selatan gencar dipromosikan untuk mengurangi beban di jalur utara dan tengah, serta jalan tol.

25 April 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Pemerintah mempromosikan penggunaan jalur selatan untuk mudik.

  • Rekayasa lalu lintas telah disiapkan di titik-titik rawan macet.

  • Kementerian Perhubungan menargetkan kenaikan volume kendaraan maksimal 40 persen.

JAKARTA - Untuk mengantisipasi kemacetan selama arus mudik Lebaran, pemerintah mempersiapkan jalur-jalur alternatif. Di Jawa, lintasan di jalur selatan gencar dipromosikan pemerintah untuk mengurangi beban di jalur utara dan tengah. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merekomendasikan jalur tersebut untuk pemudik yang berencana datang ke wilayahnya.

“Kami sudah menyiapkan jalur selatan,” kata dia, akhir pekan lalu. Para bupati serta wali kota yang wilayahnya berada di jalur tersebut sudah diperintahkan mempersiapkan kebutuhan pemudik, dari tempat istirahat, tempat pengisian bahan bakar, kuliner, hingga membenahi tempat wisata. 

Ihwal aspek keamanan, Ganjar memastikan telah memasang rambu-rambu lalu lintas, khususnya di jalur berkelok, tanjakan, dan turunan. Sementara itu, untuk memastikan kelancaran perjalanan, pemerintah telah mempersiapkan rekayasa lalu lintas di beberapa titik rawan macet, seperti di Buntu yang merupakan tempat pertemuan arus dari Yogyakarta menuju Bandung, serta Banyumas ke arah Cilacap.

Jalur selatan membentang dari Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, hingga Kabupaten Pacitan di Jawa Timur dengan total jalan yang terhubung sepanjang 1.242 kilometer. Di Jawa Tengah, lintasannya melewati Cilacap, Kebumen, Purworejo, hingga menembus Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Foto udara jalur pantai selatan Jawa (Pansela) di Cikalong, Tasikmalaya, Jawa Barat. ANTARA/Hafidz Mubarak A

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini



Ganjar menuturkan persiapan dilakukan dengan saksama untuk menyambut para pemudik. Pasalnya, tahun ini Jawa Tengah diproyeksikan bakal kedatangan 23,5 juta orang berdasarkan survei Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan. Padahal, sebelum masa pandemi saja, jumlah pemudik di wilayah tersebut hanya 7-8 juta orang.

Lonjakan ini terjadi seiring dengan tingginya minat masyarakat untuk pulang kampung setelah dilarang dua tahun terakhir. Masih merujuk pada survei yang sama, tahun ini diperkirakan sebanyak 85,5 juta orang memutuskan mudik. Angka itu lebih tinggi 40 persen dari jumlah pemudik pada 2019.

Bagi para pemudik, jalur selatan tidak sepopuler dua jalur lain di Jawa. Hanya 3,7 persen pemudik yang berencana melewati jalur tersebut. Sedangkan di jalur utara dan tengah masing-masing dipilih 8,2 persen dan 9,7 persen pemudik. Kebanyakan pemudik memilih melalui jalan tol Trans Jawa. 

 

Namun Direktur Operasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Fitri Wiyanti, mengingatkan bahwa terdapat sejumlah titik kritis kepadatan di jalan tol selama arus mudik, khususnya pada masa puncak di 29 April. Titik kritis pertama adalah jalan tol Kilometer 48 sampai 66 Jakarta-Cikampek. Dia menyatakan akan terjadi kenaikan volume lalu lintas sebanyak 39 persen di kilometer tersebut, yang terdistribusi ke arah Cikampek sebanyak 70 persen dan Bandung 30 persen.

“Asumsi penambahan 39 persen ini perbandingannya dengan puncak mudik pada 2019 dan 18,9 persen pada puncak balik,” ujar Fitri. Dia memperkirakan ada 187.172 kendaraan pada hari itu yang akan melintas atau 38,6 persen lebih tinggi dari 2019 yang sebanyak 134.972 kendaraan.

Titik kritis lainnya adalah gerbang tol (GT) Cikampek arah Cikampek dengan jumlah kendaraan yang melintas mencapai 131.520 unit atau naik 28 persen. Di GT Palimanan Utama arah Cirebon, diproyeksikan terjadi kenaikan volume lalu lintas kendaraan sebanyak 3 persen dengan jumlah 94.073 unit. Adapun GT Kalikangkung menjadi titik yang perlu diwaspadai, khususnya untuk arah Semarang, dengan potensi peningkatan jumlah kendaraan 12 persen.

Jasa Marga juga mewaspadai titik GT Banyumanik arah Solo yang berpotensi mengalami lonjakan 5 persen. Titik berikutnya adalah GT Waru Gunung arah Surabaya dan Sidoarjo. Kendaraan arah Surabaya akan mengalami kenaikan 2 persen menjadi 22.813 dan arah Solo 5 persen menjadi 25.879. Titik kritis terakhir ialah GT Kejapanan Utama dengan peningkatan 33 persen untuk arah Malang. Jumlah kendaraan diperkirakan mencapai 40.848.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta pemerintah pusat dan daerah mencegah agar kenaikan volume lalu lintas kendaraan tidak melebihi 40 persen. “Tidak boleh terjadi kenaikan lebih dari 40 persen. Kalau lebih dari 40 persen, failed (macet parah). Kita harus menurunkan jumlah sesuai dengan prediksi agar kecepatan rata-rata perjalanan kendaraan lebih lancar,” kata dia.

Budi memastikan Kementerian Perhubungan bersama Korps Lalu Lintas Polri telah menggodok opsi-opsi rekayasa lalu lintas. Misalnya, menerapkan ganjil-genap dan sistem satu arah selama puncak arus mudik dan balik.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengimbau pemerintah daerah lainnya yang juga berada di jalur selatan turut mempersiapkan fasilitas penunjang untuk pemudik agar beban perjalanan bisa terurai. Dia ingin tak hanya fasilitas dasar, seperti tempat pengisian bahan bakar atau tempat istirahat, tapi juga pusat wisata, dari tempat rekreasi hingga pusat kuliner, disiapkan. 

"Saya minta pemerintah daerah di jalur selatan menyiapkan berbagai macam kebutuhan buat pemudik, karena masyarakat tidak hanya ingin lancar, tapi juga berekreasi. Ada kesan selama perjalanan," kata Muhadjir. Ia berharap fasilitas tambahan tersebut akan meringankan beban pemudik. 

Presiden Joko Widodo juga berencana turun langsung untuk mempromosikan jalur selatan sebagai sarana mudik Lebaran. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono menuturkan bahwa Presiden bakal menjajal jalur tersebut menggunakan sepeda motor pada pekan ini. 

FRANCISCA CHRISTY | ANTARA | VINDRY FLORENTIN
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus