Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Terhadang Standardisasi Baterai 

Keinginan pemerintah mempercepat pertumbuhan populasi kendaraan listrik perlu diimbangi dengan fasilitas penukaran baterai.    

7 Maret 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Jumlah stasiun penukaran baterai baru sebanyak 961 unit.

  • Belum adanya standardisasi baterai menjadi kendala. 

  • Produsen mengusulkan baterai sepeda motor listrik dijual terpisah.

JAKARTA – Keinginan pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan populasi kendaraan listrik perlu diimbangi dengan penambahan fasilitas pendukungnya. Salah satu fasilitas terpenting itu adalah tempat pengisian daya atau penukaran baterai dengan standar yang sama.

Menurut data PT PLN (Persero), hingga tahun lalu, stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) baru tersedia di 257 titik dengan total 588 unit mesin. Sedangkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menunjukkan baru tersedia 961 unit stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum di seluruh Indonesia. 

Wakil Ketua Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat, Eddy Soeparno, menuturkan angka tersebut masih jauh dari ideal untuk mengimbangi target kendaraan listrik yang dipatok pemerintah. Kementerian Perindustrian menargetkan ada 1,1 juta unit sepeda motor listrik dan 50 ribu unit mobil listrik per 2023. 

Berkaca pada pengalaman beberapa negara yang sudah lebih dulu mengadopsi kendaraan listrik, seperti Amerika Serikat, Cina, dan Norwegia, Eddy menambahkan, rasio antara kendaraan dan stasiun pengisian daya mencapai 20 banding 1. Artinya, dengan target populasi 1 juta lebih kendaraan listrik, Indonesia memerlukan 50 ribu fasilitas pengisian listrik. "Ini misi yang hampir mustahil," tuturnya.

Menurut Eddy, opsi untuk mengisi daya listrik di rumah tak selalu bisa tersedia. Eddy melanjutkan, ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan pengguna jika kapasitas daya listriknya belum terpenuhi. Pembeli juga berpotensi mengeluarkan uang lebih untuk membeli perlengkapan pengisian daya listrik mandiri.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baterai mobil listrik di pabrik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Karawang, Jawa Barat, 18 Januari 2023. TEMPO/Tony Hartawan

Belum Ada Standardisasi Baterai

Buat pengguna sepeda motor listrik, menurut Chief Executive Officer PT VKTR Teknologi Mobilitas, Gilarsi Wahyu Setijono, kendalanya ada pada fasilitas penukaran baterai yang terbatas. Salah satu sebabnya, belum adanya standardisasi baterai sepeda motor listrik. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saat ini, masing-masing merek memiliki baterai sendiri sehingga fasilitas penukarannya tak bisa diakses oleh banyak orang (pengguna merek lain),” Gilarsi mengungkapkan. Absennya standardisasi membuat investasi penukaran baterai menjadi tinggi. "Kalau dibuat eksklusif, skala ekonominya tidak tercapai dan bebannya di konsumen yang harus membayar mahal." 

Gilarsi menuturkan pekerjaan penambahan fasilitas pengisian daya perlu diambil alih pemerintah. Jika jumlah titik pengisian atau penukaran semakin banyak, semangat produsen kendaraan listrik untuk menambah kapasitas produksi ikut meningkat.

Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia, Budi Setiyadi, mengusulkan agar baterai tidak dijual sepaket dengan sepeda motor listrik. Dengan begitu, agen pemegang merek bisa mengurangi harga jual. "Jadi, baterai nanti seperti gas. Kalau harga jual lebih murah, penjualan bisa meningkat,” ucapnya.  

Stasiun pengisian daya Esemka dipamerkan dalam Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 di JIExpo, Kemayoran, 16 Februari 2023. TEMPO/Tony Hartawan

Direktur Utama Indonesia Battery Corporation, Toto Nugroho, mengatakan pemerintah perlu menetapkan standardisasi untuk baterai kendaraan listrik. Sebab, saat ini masing-masing pemegang merek memiliki produk sendiri. "Indonesia maksimal harus punya dua standar baterai dari sisi dimensi dan kelistrikannya," kata dia. 

Standardisasi ini penting untuk memudahkan masyarakat menukar dan mendapatkan baterai sepeda motor listrik. Dengan penyeragaman, Toto menambahkan, ongkos investasi pengembangan fasilitas pendukung kendaraan listrik bisa lebih murah.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier, menyatakan pembahasan standardisasi baterai kendaraan listrik mulai berjalan, khususnya untuk sepeda motor listrik, dengan skema penukaran baterai. 

"Kami sedang mempertimbangkan mendorong populasi dulu atau standardisasi dulu," kata Taufiek. Pemerintah khawatir, ia mengimbuhkan, pengaturan soal standardisasi baterai malah akan menghambat pertumbuhan kendaraan listrik.

VINDRY FLORENTIN | ANTARA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus