Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Setara Institute menggunakan delapan indikator untuk menentukan tingkat toleransi suatu kota dalam riset mereka, dari pernyataan publik pemerintah kota sampai kemunculan peristiwa intoleransi.
Peran pemerintah mendapat bobot penilaian lebih tinggi karena berdampak besar pada publik.
Misalnya saat Wali Kota Bekasi turun tangan mencegah penolakan pembangunan gereja pada 2017.
Kota Singkawang, Kalimantan Barat, kembali mendapat predikat kota dengan tingkat toleransi paling tinggi berdasarkan survei Setara Institute 2022. Dari hasil riset, ada kenaikan 0,1 di penghitungan Indeks Kota Toleran pada 2021. Ihsan Yoasarie, peneliti Setara Institute, mengatakan bahwa peningkatan poin itu menunjukkan pembenahan dari warga dan pemerintah daerah setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laporan Indeks Kota Toleran merupakan hasil pengukuran yang dilakukan Setara Institute untuk mempromosikan praktik-praktik toleransi terbaik kota di Indonesia. Hasil penelitian itu ditujukan untuk mempromosikan pembangunan dan pembinaan ruang-ruang toleransi di kota. “Tidak hanya yang dilakukan oleh pemerintah kota setempat, tapi juga di masyarakat,” kata Ihsan saat dihubungi Tempo pada Jumat, 20 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk menilai toleransi di suatu kota, peneliti di lembaga yang berbasis di Jakarta ini menggunakan skala skor 1-7. Nilai terendah untuk tingkat toleransi berada pada angka 1. Hasil penelitian yang dipublikasikan di laman Setara Institute pada 6 April 2023 menampilkan hasil yang baik bagi Singkawang. Sebagai kota dengan nilai paling tinggi, skor akhir Singkawang sebesar 6,58.
Tugu Istigfar, salah satu simbol keberagaman di Pusat Kota Singkawang, Kalimantan Barat, 17 Oktober 2023. TEMPO/Ilona Esterina
Sebagai lembaga yang berfokus pada advokasi HAM, Setara Institute melakukan enam kali penelitian Indeks Kota Toleran sejak 2015. Dari keenam penelitian yang dilakukan, Singkawang menjadi satu-satunya kota yang meraih skor toleransi tertinggi selama tiga kali, yakni 2018, 2021, dan 2022.
Menurut Ihsan, Kota Singkawang mendapat penilaian tertinggi karena memenuhi penilaian yang lebih baik dari daerah lain berdasarkan delapan indikator riset mereka. Parameter tersebut meliputi ada-tidaknya kebijakan diskriminatif, peristiwa intoleran, pernyataan publik pemerintah kota, tindakan nyata pemerintah kota, keberagaman agama, hingga inklusi sosial keagamaan.
Deretan indikator tersebut memiliki skala penilaian yang sama, yakni 1-7. Jika pada indikator "kebijakan diskriminatif" dinilai baik tapi ada "peristiwa intoleran", misalnya, skor akhir akan berkurang.
Kota Singkawang, contohnya, mendapat nilai tertinggi, 7, pada "kebijakan diskriminatif", "peristiwa intoleransi", dan "tindakan nyata pemerintah kota". Sedangkan Salatiga hanya mendapat nilai yang sama pada dua indikator, yakni "kebijakan diskriminatif" dan "peristiwa intoleran".
Menurut Ihsan, Singkawang mendapat nilai tinggi karena pemerintah daerahnya sangat responsif terhadap pemajuan toleransi. Kota itu punya aturan yang secara eksplisit menata saling tenggang rasa di antara warganya, yaitu Peraturan Wali Kota Singkawang Nomor 129 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Toleransi.
Saat ini peraturan tersebut akan diperbarui. “Nanti kami buat menjadi peraturan daerah,” kata Sumastro, penjabat Wali Kota Singkawang, saat diwawancara dalam acara Festival HAM di Singkawang pada Rabu, 18 Oktober 2023.
Ihsan mengatakan bahwa Singkawang mendapat nilai tinggi karena wali kota dan para pejabatnya turun ke masyarakat untuk mempromosikan toleransi. “Tidak hanya pada hari besar keagamaan, tapi juga melalui inisiatif dan regulasinya,” katanya. Dari riset Setara, tidak didapati "kebijakan diskriminatif" dan "peristiwa intoleransi" di kota yang dekat perbatasan dengan Malaysia tersebut.
Hasil Indeks Kota Toleran juga bertujuan memberikan paparan data tentang status kinerja pemerintah kota dalam mengelola kerukunan, toleransi, wawasan kebangsaan, dan inklusi sosial. Ihsan berharap penelitian mereka bisa menjadi panduan bagi masyarakat dan pemerintah yang ingin mengetahui kondisi toleransi di Indonesia.
Penelitian Indeks Kota Toleran berlangsung di 94 dari total 98 kota di Indonesia. Selain Singkawang, kota yang dinilai memiliki tingkat tepo seliro tinggi adalah Salatiga dan Bekasi. Sedangkan tiga kota dengan indeks toleransi terendah adalah Cilegon, Depok, dan Padang.
Membangun Ekosistem Toleransi
“Menurut kami, toleransi adalah ekosistem,” kata Ihsan. Maka, dia melanjutkan, segala aspek harus diukur, baik di tingkat masyarakat sampai ke tingkat pemerintah. Ia mengatakan, dengan tidak adanya "peristiwa intoleran", belum tentu kota tersebut mendapat skor baik. Karena itu, Ihsan dan kawan-kawan di Setara Institute menggunakan delapan indikator.
Ada beberapa indikator yang memiliki poin lebih besar, misalnya "pernyataan publik" yang berbobot 10 persen, dibanding "keberagaman agama" yang hanya 5 persen.
Perbedaan bobot, Ihsan melanjutkan, dihitung dari besaran dampak indikator tersebut bagi terciptanya saling tenggang rasa di suatu daerah. “Misalnya pernyataan publik pemimpin daerah dapat menjadi basis legitimasi peristiwa intoleran,” katanya.
Jamaah Ahmadiyah Depok melaksanakan salat isya dan taraweh berjamaah di markas mereka yang disegel di Jalan Raya Muchtar Sawangan, 5 Juni 2017. Foto: Imam Hamdi
Menurut Ihsan, "pernyataan publik" dan "tindakan nyata pemerintah" berdampak cukup besar bagi tingkat toleransi. Dia menyebutkan penyegelan rumah ibadah di sejumlah kota, seperti yang dilakukan Wali Kota Depok Mohammad Idris pada 2017.
Sebaliknya, ada pula pemerintah kota yang membela warga yang terkena dampak intoleransi. Contohnya Kota Bekasi. Kota ini dulu tidak masuk daftar sepuluh besar kota paling toleran. Sejak 2017, ketika muncul kasus demonstrasi Gereja Santa Clara, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi membela gereja Katolik tersebut. “Ini berarti ada komitmen sosok pemimpin dalam memastikan pemajuan toleransi,” ujar Ihsan. Karena itu, skor Kota Bekasi meningkat dan kini masuk tiga besar skor Indeks Kota Toleran 2022.
ILONA ESTERINA (SINGKAWANG)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo