Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pertamina Bersiap Produksi Green Avtur

PT Pertamina (Persero) berencana memproduksi avtur ramah lingkungan atau green avtur.

24 Juli 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA – PT Pertamina (Persero) berencana memproduksi avtur ramah lingkungan atau green avtur. "Kami akan melakukan uji coba pada akhir tahun nanti," ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, kemarin. Uji coba produksi akan dilakukan di kilang Cilacap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nicke menyatakan produksi green avtur akan dilakukan dengan memanfaatkan minyak kepala sawit atau CPO. Green avtur akan diproduksi dengan metode co-processing injeksi 3 persen minyak kelapa sawit yang telah diproses lebih lanjut sehingga getah, impurities, dan baunya hilang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Uji coba green avtur ini merupakan bagian dari roadmap pengembangan biorefinery Pertamina. Perusahaan sebelumnya telah berhasil mengolah green diesel atau D100 di fasilitas existing kilang Dumai. Bahan bakar tersebut diproses dari 100 persen RBDPO dengan bantuan katalis yang dibuat oleh Pertamina Research & Technology Center dan ITB.

Dalam uji coba performa melalui road test sejauh 200 kilometer, D100 ini dijadikan bahan bakar yang dicampur dengan solar serta FAME. Pencampuran tersebut menghasilkan bahan bakar diesel yang lebih berkualitas dengan cetane number yang lebih tinggi, lebih ramah lingkungan dengan angka emisi gas buang yang lebih rendah, serta lebih hemat penggunaan bahan bakarnya.

Pertamina juga telah melakukan uji coba green gasoline. Bahan bakar tersebut berhasil diuji di fasilitas kilang Plaju dan Cilacap sejak 2019 dan 2020. Pertamina mampu mengolah bahan baku minyak sawit hingga sebesar 20 persen injeksi.

Nicke menyatakan green energy akan memanfaatkan minyak sawit yang melimpah di dalam negeri sebagai bahan baku utama sehingga produk energi ramah lingkungan memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang sangat tinggi. Langkah ini, menurut dia, dapat mengurangi defisit transaksi perdagangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

VINDRY FLORENTIN

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus