Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Bank Dunia memperingatkan negara-negara di Asia Timur dan Pasifik bahwa risiko penurunan pertumbuhan di kawasan semakin meningkat. Penurunan atau perlambatan ekonomi terjadi akibat berlanjutnya tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina, yang membuat ekspor dari negara-negara kawasan ini ikut tertekan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lembaga keuangan internasional ini memproyeksikan, dalam beberapa tahun ke depan, pertumbuhan ekonomi negara di kawasan ini akan terus merosot. Mulai dari 6,3 persen (2018), menjadi 5,8 persen (2019), lalu 5,7 persen (2020), dan 5,6 persen (2021).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Victoria Kwakwa, mengatakan salah satu dampak langsung akan terjadi pada penduduk miskin. "Ketika pertumbuhan melambat, demikian juga tingkat penurunan kemiskinan,” ujar dia, kemarin.
Victoria mengatakan, Bank Dunia memperkirakan saat ini hampir seperempat penduduk di negara-negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik hidup di bawah garis kemiskinan. Untuk Indonesia, Bank Dunia memprediksi tingkat kemiskinan akan mengalami penurunan hingga beberapa tahun ke depan, sekalipun lebih lambat. FAJAR PEBRIANTO
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo