Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Akses masuk ke stasiun-stasiun kereta bawah tanah alias metro di Moskow, yang tengah menjadi kota penyelenggara Piala Dunia 2018, sebagian besar berupa bangunan menjulang tinggi dan lebar. Dibangun pada 1930-an dengan arsitektur dan hiasan masing-masing, stasiun-stasiun metro menjadi obyek wisata menarik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Salah satu bagian stasiun yang tak jauh berbeda antara satu dan yang lain adalah daun pintu. Sebagian besar pintu persegi setinggi 2,5 meter itu dibuat dari kayu. Banyak pula yang berbahan campuran besi dan aluminium. Kaca transparan menempel di separuh bagian atas pintu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pintu-pintu tersebut menggunakan mekanisme pegas. Jadi mereka akan kembali menutup setelah dibuka. Fungsi ini juga membantu menahan angin kencang ketika musim dingin tiba masuk ke stasiun metro yang aslinya sudah sejuk itu.
Masalahnya, pintu-pintu itu berat. Butuh usaha ekstra untuk membuka pintu itu agar mengayun ke luar atau ke dalam. Alih-alih menarik atau menyorongnya memakai tangan, banyak pengguna metro mendorong pintu menggunakan bahu ketika keluar dari stasiun.
Jika tak sigap, pintu ini berubah ganas. Siap-siap saja bila kena hantam daun pintu stasiun yang mengayun kencang. Di periode awal saya tinggal di Rusia, beberapa kali saya menjadi korban pintu stasiun ini. Efek sakit dihantam pintu itu biasanya tak separah rasa malu yang harus saya tanggung ketika kawan-kawan tertawa geli melihat saya meringis.
Benar kata orang tua dulu: pengalaman adalah guru terbaik. Saya belajar trik untuk buru-buru menahan pintu dengan tangan atau ujung kaki.
Sepekan terakhir di Moskow mengikuti pesta Piala Dunia 2018, saya beberapa kali melihat sejumlah orang mengusap jidat atau badan mereka yang dihantam pintu stasiun. Ada juga orang yang karena kedua tangannya menjinjing banyak barang terpaksa beradu badan dengan pintu stasiun.
Sebenarnya banyak pintu stasiun yang dirancang agar menutup perlahan. Banyak juga pengguna metro yang berbaik hati, terutama warga Moskow yang sudah kawakan naik kereta bawah tanah itu, menahan pintu ketika mereka masuk atau keluar agar orang di belakangnya tak celaka.
Toh, tetap saja insiden tabrakan yang biasanya berakhir dengan ringisan dan senyuman geli itu masih terjadi. Jadi, jika lain kali ada kesempatan menjajal metro Moskow atau kota lain di Rusia, tahanlah pintumu, kawan. Tindakan sederhana itu membantu menyelamatkan orang lain dari sedikit memar dan malu.
GABRIEL WAHYU TITIYOGA (MOSKOW)