Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Minim Peserta Tes Cepat di Petamburan

Polisi dan tentara meminta Rizieq Syihab mengikuti uji usap pada Sabtu malam lalu.

23 November 2020 | 00.00 WIB

Petugas kepolisian menyemprotkan cairan disinfektan di Kawasan Petamburan, Jakarta, 22 November 2020. TEMPO/Muhammad Hidayat
Perbesar
Petugas kepolisian menyemprotkan cairan disinfektan di Kawasan Petamburan, Jakarta, 22 November 2020. TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ringkasan Berita

  • Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya menggelar tes cepat Covid-19 di dekat kediaman Rizieq Syihab di Petamburan.

  • Pemeriksaan gratis itu tidak diminati warga.

  • Pada Sabtu malam lalu, polisi dan tentara juga hendak meminta Rizieq Syihab menjalani tes usap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

JAKARTA – Tes cepat gratis di Petamburan, Jakarta Pusat, itu tidak diminati. Dari kuota seribu orang, rapid test itu hanya diikuti tak sampai seratus orang. Padahal petugas telah berkoar-koar mengundang warga lewat pelantang suara masjid di rukun warga 04. “Silakan datang ke SD 01-03. Tesnya cepat, satu menit kelar.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Bahkan iming-iming paket sembako dari Kepolisian Daerah Metro Jaya pun gagal menarik massa. “Mereka kurang menerima. Pada takut,” kata Hambali, Ketua RT 09 RW 04, di lokasi, kemarin.

Kepolisian daerah bersama Komando Daerah Militer Jayakarta (Kodam Jaya) menggelar pemeriksaan Covid-19 di Petamburan setelah ditemukannya 30 kasus baru di sana. Kementerian Kesehatan menyebutkan, berdasarkan tes usap per 19 November lalu, terdapat 50 kasus positif corona di Tebet, Jakarta Selatan; 30 kasus di Petamburan, Jakarta Pusat; dan 15 orang masih menunggu hasil pemeriksaan swab test di Megamendung, Bogor. Tiga tempat itu mengacu pada acara yang dihadiri pemimpin Front Pembela Islam, Rizieq Syihab, dan menyedot ribuan simpatisannya.

Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mohammad Fadil Imran mengatakan tes cepat massal itu sifatnya tidak wajib. Namun ia berharap masyarakat mau berpartisipasi. “Kami akan bujuk terus untuk ikut,” kata dia.

Tes cepat, Fadil melanjutkan, dilakukan untuk segera memetakan penyebaran Covid-19 di Petamburan. Apalagi sejumlah pejabat wilayah, seperti Kepala Kepolisian Metro Tanah Abang Ajun Komisaris Besar Singgih Hermawan, Wakil Kepala Polsek Metro Tanah Abang Komisaris Sri Wahyudi, hingga Lurah Petamburan Setiyanto, diduga terinfeksi corona setelah mengawasi pelaksanaan Maulid Nabi dan pernikahan putri Rizieq pada 14 November lalu. Untuk mencegah penularan virus corona di Petamburan, kepolisian daerah juga menyemprotkan cairan disinfektan dengan mobil meriam air di Jalan K.S. Tubun, dekat markas FPI, kemarin.

Sehari sebelumnya, beberapa petugas kepolisian dan tentara mendatangi rumah Rizieq di Jalan Petamburan III. Mereka meminta pemimpin FPI itu dan sejumlah warga lain menjalani tes swab. Pemeriksaan itu tak terlaksana karena aparat hanya bertemu dengan warga setempat yang biasa dipanggil Ustad Yono. Petugas lalu menyampaikan tujuannya dan meminta pesan itu disampaikan kepada Rizieq.

Kepala Penerangan Kodam Jaya Letnan Kolonel Herwin Budi Saputra menjelaskan, petugas tidak berencana ke rumah Rizieq pada Sabtu malam lalu. Kedatangan mereka untuk meminta pentolan FPI itu melakukan uji usap merupakan inisiatif dari anggota bintara pembina desa (Babinsa) serta bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat (Bhabinkamtibmas). “Saat patroli kan dibagi beberapa tim. Ada satu yang mampir untuk melihat kondisi kesehatan HRS (Habib Rizieq Syihab),” kata dia.

Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat Erizon Safari mengatakan terjangkitnya sejumlah orang di Petamburan tidak berarti disimpulkan bahwa muncul kluster baru di acara Maulid Nabi dan resepsi tersebut. Dia mencontohkan Lurah Setiyanto yang menunjukkan gejala terinfeksi Covid-19 sebelum 10 November, jauh sebelum hajatan besar di Petamburan. Setiyanto diduga tertular penyakit itu dari istrinya. “Jadi, butuh analisis lebih lanjut,” ujar Erizon.

Sekretaris Bantuan Hukum FPI, Aziz Yanuar, menilai langkah tentara dan polisi memaksa pimpinannya dan masyarakat melakukan uji usap pada malam hari merupakan tindakan yang ngawur. Walhasil, FPI menolak melakukan swab test itu karena merasa Rizieq dalam kondisi  sehat. “Kan gila, orang baik-baik aja dicari-cari kesalahannya,” ujarnya.

JULNIS FIRMANSYAH | GANGSAR PARIKESIT


Minim Peserta Tes Cepat di Petamburan

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus