Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak memberikan sejumlah tanggapan terkait terjadinya ledakan di gudang amunisi daerah (Gudmurah) milik Kodam Jaya di Kampung Parung Linang, Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, pada Sabtu malam, 30 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebelumnya, Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta atau Pangdam Jaya Mayor Jenderal TNI Mohamad Hasan menerangkan, suara ledakan gudang peluru itu pertama kali terdengar pada pukul 18.05 WIB. Setelah ditelusuri, ledakan bersumber dari gudang amunisi nomor 6 yang semula tampak mengeluarkan asap. “(Asap) ternyata terindikasi ledakan,” ucapnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berikut sejumlah pernyataan KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak.
1. Evaluasi letak gudang amunisi
KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak mengatakan pihaknya akan mengevaluasi letak gudang peluru atau gudang amunisi yang berada di Ciangsana, Bogor, imbas ledakan. “Secara keamanan kami sudah cukup bagus, nanti kami lihat lagi, mungkin itu dari segi gangguan atau risiko lain kami akan evaluasi,” katanya, Ahad, 31 Maret 2024.
2. Lokasi gudang amunisi mulanya jauh dari pemukiman
Maruli mengungkap gudang peluru itu sudah beroperasi sejak 1987. Menurutnya, saat itu area gudang jauh dari permukiman warga sehingga dirasa aman untuk dijadikan tempat penyimpanan amunisi. Namun, seiring berjalannya waktu sejumlah perumahan berdiri di dekat gudang amunisi itu. Sehingga, saat kebakaran terjadi dampaknya pun sampai ke rumah warga sekitar.
“Sebetulnya, kan, yang merapat itu, kan, perumahan, kami dari zaman dulu sudah ada di sini, gitu. Itu sama lah, semua kompleks militer akhirnya jadi mendekat, tapi dengan kondisi itu ya kami nanti akan evaluasi lagi,” kata Maruli.
3. Terbuka peluang relokasi pemukiman penduduk
Maruli juga mengatakan bahwa terbuka peluang untuk merelokasi permukiman penduduk yang berada dekat gudang amunisi milik Kodam Jaya di Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. “Ya, ada kemungkinan (relokasi). Semua ada, pasti ada, nanti jadi hasil evaluasi,” kata Maruli di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad, 31 Maret 2024.
4. Pembahasan relokasi masih didiskusikan
Walaupun demikian, KSAD Jenderal Maruli menjelaskan pembahasan relokasi masih akan didiskusikan, termasuk mengenai kemungkinan teknis pelaksanaannya. “Kami cari lagi nanti bagaimana teknisnya, apakah mungkin kami, misalnya, ini kan kondisinya hanya terganggu terancamnya, ternyata kami bisa atasi. Mungkin enggak kita bisa tanpa terganggu dengan suara segala macam? Dan itu segala macam kami didiskusikan,” jelasnya.
5. Evaluasi proses pembuangan amunisi kedaluwarsa
Menurut Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, penyebab ledakan dan kebakaran karena amunisi kedaluwarsa yang sensitif. Menanggapi itu, Maruli mengakui proses disposal atau pembuangan amunisi yang sudah kedaluwarsa cukup panjang. Oleh sebab itu, pihaknya akan mengevaluasi kembali proses pembuangan amunisi kedaluwarsa usai ledakan.
“Proses disposal ‘kan cukup panjang. Kami cek lagi, benar tidak dikembalikan sebanyak itu (amunisi kedaluwarsanya)? Nanti kami lapor Mabes TNI dan Kemhan (Kementerian Pertahanan). Itu juga mungkin salah satu yang akan kami evaluasi,” kata Maruli di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad, 31 Maret 2024.
6. Penyebab amunisi kedaluwarsa
Maruli menjelaskan penyebab amunisi kedaluwarsa . Menurutnya, saat akan digunakan, amunisi biasanya dibuka dari kemasannya. Namun adakalanya peluru tak dipakai meski telah dibuka. Kemudian saat diperiksa sudah tidak laik pakai. Amunisi seperti ini, kata dia, yang kudu di-disposal.
“Prosedurnya tadi yang ditanyakan, kami perlu cek lagi, betul tidak jumlahnya sekian? Betul enggak kondisinya sudah harus didisposal (dibuang)? Kami laporkan. Ada proses,” ujarnya.
7. Perlakuan semestinya untuk amunisi kedaluwarsa
Maruli mengatakan bahwa amunisi kedaluwarsa biasanya disimpan baik selama sekian tahun. “Akan tetapi, yang jelas itu dimasukkan ke bungker, diledakkan. Sepertinya standarnya sama (untuk semua amunisi kedaluwarsa),” katanya. Maruli menyebut sebanyak 65 ton amunisi kedaluwarsa yang terdampak kebakaran tersebut akan diputuskan rencana pembuangannya setelah Idulfitri mendatang.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | ADI WARSONO