Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
JAKARTA — Presiden Joko Widodo memastikan tak akan ada perombakan kabinet dalam waktu dekat. “Minggu ini ndak, minggu depan juga ndak,” kata dia, menjawab Tempo, dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin media massa di Istana Kepresidenan, Bogor, kemarin.
Jokowi tak menjelaskan alasannya batal merombak kabinet. Ia sempat menunjukkan kemarahan dalam sebuah pertemuan, yang hasil rekaman videonya kemudian ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Kabinet. Ketika ditanyakan lagi apakah berencana melakukan reshuffle, Presiden menjawab, “Masa pandemi begini masak reshuffle?”
Tentang kemarahannya dalam video yang viral itu, Jokowi menyatakan sesekali memang perlu marah. Apalagi, menurut dia, pada masa pandemi, orang memang lebih mudah naik pitam—bisa karena tertekan terlalu lama di rumah atau karena pekerjaan. Ia mengklaim, setelah kemarahannya itu, kinerja anggota kabinetnya telah membaik, termasuk dalam penyerapan anggaran.
Dalam dua bulan terakhir, Jokowi menyatakan terus memantau data pemakaian anggaran itu. “Setiap pagi saya cek. Yang realisasinya masih rendah, langsung saya telepon. Semua data dipegang Seskab (Sekretaris Kabinet Pramono Anung),” ujarnya, yang dalam pertemuan didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Jokowi lalu menunjukkan angka penggunaan anggaran di semua provinsi di Indonesia. Lalu, data pertumbuhan ekonomi per provinsi. Ia pun menegaskan penurunan pertumbuhan ekonomi di Indonesia tak setajam di beberapa negara besar, seperti India. “Data-data ini makanan saya setiap pagi, bukan nasi liwet atau roti,” ia menambahkan.
Ia pun mengingatkan kembali menteri-menterinya agar bekerja secara cepat. Menurut dia, dalam situasi krisis, semua “tidak bisa lagi bekerja seperti dulu”. Jokowi, yang seperti biasa mengenakan kemeja putih, celana hitam, dan sepatu kets, menyatakan, “Sekarang kerja itu harus detail, cepat.”
Menteri Sekretaris Negara Pratikno juga pernah menyatakan hal serupa. Pratikno membantah isu perombakan kabinet terhadap sejumlah menteri di masa pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
"Kami semua terkejut dengan rilis yang mengatakan ada 18 menteri yang akan di-reshuffle. Itu tidak benar, karena hari-hari ini kami konsentrasi luar biasa untuk menghadapi krisis kesehatan dan krisis perekonomian," kata Pratikno.
Wacana reshuffle kabinet ini mengemuka setelah Jokowi memarahi menteri-menterinya dalam rapat kabinet paripurna di Istana pada 18 Juni lalu. Amarah Jokowi ini lantas diunggah lewat YouTube resmi Sekretariat Presiden, 10 hari setelah rapat kabinet itu.
Dalam video berdurasi 10 menit itu, Jokowi mengungkapkan kekesalannya karena menteri-menterinya tidak bekerja maksimal di tengah krisis pandemi. Ia lantas mengancam akan membubarkan lembaga atau melakukan reshuffle kabinetnya jika diperlukan. "Bisa saja membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya," kata Jokowi.
Jokowi juga menegur keras jajaran menterinya karena belum memiliki satu rasa dalam menghadapi krisis pada masa pagebluk. Ia menuding tak ada perkembangan signifikan yang dibuat para menterinya dalam menanggulangi pandemi.
Saat itu memang penularan Covid-19 semakin tak terkendali. Terjadi penambahan kasus baru mencapai 1.000 orang setiap hari. Hingga saat ini, angka penularan virus corona terus naik. Penambahan kasus baru lebih dari 3.000 per hari. Total pasien tertular hingga saat ini mencapai 187 ribu.
Kemarahan Jokowi ketika itu menimbulkan spekulasi bahwa sejumlah nama menteri bakal dicopot, di antaranya Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Terawan belum menjawab ketika dimintai konfirmasi oleh Tempo soal pernyataan Jokowi di atas.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Widyawati, tidak bersedia menanggapinya. "Maaf, itu memang bapak (Terawan) yang jawab, ya. Ditunggu saja," katanya.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md. juga enggan menanggapi urusan reshuffle ini. Ia mengatakan perombakan kabinet merupakan hak prerogatif Presiden. "Apa yang dikemukakan oleh Presiden, itu adalah sikap resmi Presiden," kata Mahfud.
BUDI SETYARSO | AVIT HIDAYAT
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo