Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Terinspirasi oleh Lagu Rayuan Pulau Kelapa

Revitalisasi TIM tahap satu hampir rampung. Pusat kesenian itu bakal menjadi ruang ketiga untuk mengembangkan kreativitas dan mengekspresikan seni maupun budaya.

12 Oktober 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Revitalisasi TIM tahap satu hampir rampung.

  • Arsitek Andra Matin terinspirasi oleh lagu Rayuan Pulau Kelapa saat mendesain Gedung Panjang.

  • Pusat kesenian itu bakal menjadi ruang ketiga untuk mengembangkan kreativitas dan mengekspresikan seni maupun budaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA – Fahmi, 38 tahun, dan Hasan, 34 tahun, terkejut saat melihat Taman Ismail Marzuki (TIM). Dari trotoar seberang TIM, kakak-adik asal Palembang, Sumatera Selatan, itu memandangi wajah baru pusat seni budaya yang berlokasi di Cikini, Jakarta Pusat, tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari seberang jalan, TIM terlihat memiliki trotoar yang luas. Taman rumput hijau yang berada di atas atap bangunan berbentuk miring dan gedung tinggi mirip anak tangga di sisi utara juga tampak mencolok.

Fahmi dan Hasan sering berlibur ke Jakarta. Saban pelesir ke Ibu Kota, mereka tak pernah absen berkunjung ke sejumlah restoran dan kafe di kawasan Cikini. Sudah hampir dua tahun, abang-adik ini tak berkunjung ke Jakarta.

Awalnya, Fahmi dan Hasan pangling atas penataan trotoar di Cikini. “Semakin kaget saat melihat TIM,” tutur Fahmi kepada Tempo, kemarin.

Sayangnya, TIM belum dibuka untuk umum. PT Jakarta Propertindo (Jakpro) masih merevitalisasi pusat kesenian tersebut. Perusahaan daerah itu mendapat tugas dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk merevitalisasi TIM.

Balai Kota memilih arsitek Andra Matin sebagai perancang proyek setelah ia memenangi sayembara revitalisasi TIM pada 2007. Anies menargetkan revitalisasi TIM tahap satu dan dua rampung pada Desember mendatang.

Renovasi tahap satu meliputi Gedung Panjang (Perpustakaan Umum Daerah, Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, Galeri Seni, dan Wisma Seni), gedung parkir taman, serta Masjid Amir Hamzah. Sedangkan revitalisasi tahap dua terdiri atas pemugaran Planetarium, pusat latihan seni, Galeri Annex, Graha Bhakti Budaya, serta teater halaman.

Hingga kemarin, revitalisasi TIM masih terus berjalan. Sejumlah pekerja konstruksi terlihat wira-wiri di lokasi proyek. Sejumlah truk yang mengangkut sisa puing bangunan juga keluar-masuk kawasan pusat kesenian tersebut.

Dua crane atau derek jangkung setinggi lebih dari 30 meter mengayunkan lengan panjangnya di kawasan proyek. Suara deru bor juga terdengar bersahutan. Sejumlah pekerja terlihat membongkar beberapa dinding bangunan Planetarium.

Gedung Panjang, salah satu bangunan baru di kawasan TIM, sudah hampir rampung. Dari depan, bangunan itu hanya tampak seperti layaknya gedung perkantoran. Namun, jika diamati, dari samping, gedung 14 lantai tersebut mirip anak tangga.

Kawasan Taman Ismail Marzuki di Cikini, Jakarta, 23 Agustus 2021. TEMPO/Hilman Fathurrahman W.

Arsitek Andra Matin menuturkan Gedung Panjang merupakan penggambaran dari lagu Rayuan Pulau Kelapa yang diciptakan Ismail Marzuki. Lirik lagu itu menjadi inspirasinya mendesain Gedung Panjang. “Inspirasinya dari lagu ciptaan Ismail Marzuki, ditransfer ke bentuk tinggi-rendah not balok,” tuturnya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan revitalisasi TIM tahap satu telah mencapai 98,99 persen. "Lokasi gedung yang strategis dan dekat jalan raya akan menjadi spot favorit masyarakat Jakarta menikmati wajah baru TIM," demikian Anies menulis di akun Instagram-nya, dua hari lalu.

Renovasi TIM tahap satu per 13 September lalu telah mencapai 98,99 persen, sedangkan revitalisasi tahap dua baru mencapai 33,15 persen. Adapun progres pengerjaan keseluruhan mencapai 69,36 persen.

Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT Jakarta Propertindo, Nadia Diposanjoyo, mengajak masyarakat, khususnya warga Jakarta, memanfaatkan TIM sebagai ruang ketiga untuk mengembangkan kreativitas dan mengekspresikan talenta seni maupun budaya. Apalagi renovasi pusat kesenian itu mengadopsi konsep mixed-use building, mengakomodasi kebutuhan seni, budaya, dan edukasi.

Ke depan, Nadia melanjutkan, TIM akan menjadi wadah creative hub industry yang mengakomodasi kebutuhan zaman. Pusat kesenian itu hadir untuk menjawab tantangan dan peluang ekonomi kreatif.  

Nadia menambahkan, Taman Ismail Marzuki dapat menjadi panggung untuk memperkenalkan budaya dan kesenian Indonesia yang kaya serta unik. "TIM juga bisa menjadi tempat untuk kita melestarikan sekaligus mengkampanyekan kebudayaan dan kesenian Indonesia sesuai dengan zamannya," ujarnya.

INDRA WIJAYA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus