Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

Peluang untuk Calon RI-2

Ridwan memiliki peluang lebih besar sebagai calon wakil presiden pada pemilihan presiden 2024 meski tak punya partai.

7 Juni 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Ridwan Kamil memiliki elektabilitas cukup tinggi dalam sejumlah survei.

  • Tapi Ridwan Kami tak memiliki partai dan bukan berlatar belakang Jawa yang populasinya paling banyak.

  • Pengamat politik menilai kans Ridwan Kamil lebih terbuka untuk posisi calon wakil presiden.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA — Sejumlah pakar politik menyatakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memiliki potensi untuk menjadi calon wakil presiden pada pemilihan presiden 2024. Dengan jumlah pemilih di Jawa Barat yang cukup besar, Emil—sapan akrab Ridwan Kamil—bisa menuai popularitas di tingkat nasional. "Dalam data survei kami, Ridwan Kamil cenderung menjadi RI-2 (wakil presiden)," kata pengamat politik dari Akar Rumput Strategic Consulting, Suciliani Octavia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Suciliani, untuk maju menjadi calon presiden, ada dua kriteria yang perlu dimiliki, yaitu memiliki partai dan berasal dari suku Jawa. Berlatar belakang Jawa, menurut dia, menjadi faktor penting karena suku ini memiliki populasi 41 persen dari penduduk Indonesia. Adapun Ridwan Kamil tidak memiliki partai dan bukan berasal dari suku Jawa.

Meski demikian, Suciliani mengatakan Ridwan bisa jadi calon wakil presiden yang sangat menjanjikan karena bisa bekerja, populer, serta elektabilitas dan pengalaman tinggi. "Dia calon yang sangat bagus untuk masuk bursa calon presiden, tapi dia lebih cocok jadi calon wakil presiden terbaik," ujarnya.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (kiri) disaksikan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (kanan) di Cilangkap, Tapos, Depok, Jawa Barat, 30 Agustus 2016. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

Meski memiliki modal pengalaman yang baik, tak bergabungnya Ridwan Kamil dengan partai politik mana pun akan menjadi tantangan tersendiri. Sebab, menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, elektabilitas saja tak cukup menjadi modal seseorang maju dalam bursa calon presiden. Elektabilitas tinggi, kata Pangi, tak berhubungan dengan peluang untuk diusung partai politik.

Publik pun tak memiliki kuasa untuk menentukan siapa saja yang akan maju dalam bursa calon presiden dan wakil presiden dari partai tertentu. Kesempatan untuk dipilih, kata Pangi, pada dasarnya berasal dari partai, bukan murni keinginan publik. "Elektabilitas rendah bisa saja dijadikan calon presiden. Semua tergantung partai," katanya.

Di antara para tokoh yang disebut-sebut akan maju dalam pemilihan presiden 2024, Pangi menyebut saat ini hanya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang memiliki partai. Namun, partai Ganjar, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, memberi sinyal akan mengusung Puan Maharani sebagai calon presiden.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono di Bandung, Jawa Barat, 4 Juni 2021. Instagram/@ridwankamil

Sebagai tokoh yang tak punya partai, Pangi menuturkan, Ridwan bisa lebih leluasa bergerak untuk menjalin lobi dengan partai mana pun. Namun tetap akan berat bagi Ridwan untuk maju sebagai calon presiden jika ia tak bergabung dengan partai politik. Sekalipun ia menang menjadi presiden, Ridwan bakal menghadapi kesulitan melawan partai oposisi di DPR. "Jadi, berat bagi yang enggak punya partai untuk jadi presiden. Kalau Ridwan Kamil jadi wakil presiden masih mungkin," ujar Pangi.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, mengatakan, sejak awal Ridwan Kamil menempatkan diri menjadi calon wakil presiden di pemilu mendatang. Dia menilai pilihan ini cukup realistis di tengah banyaknya tokoh yang berlomba menjadi calon presiden di pilpres 2024. "Sepertinya RK (Ridwan Kamil) sudah menghitung, dengan skenario capres paling banyak tiga atau hanya dua, kemungkinan dia masuk bursa agak sulit," kata Adi.

Adi mengatakan, jika ingin menjadi calon presiden, Ridwan Kamil mesti bersaing dengan ketua umum partai politik dan kepala daerah yang elektabilitasnya relatif kuat. Misalnya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Sebagai gubernur non-partai, Ridwan Kamil memerlukan dukungan partai politik untuk bisa maju di pilpres 2024. Belakangan Ridwan Kamil bak menyodorkan diri ke partai-partai. Ia telah menemui tiga ketua umum partai, yaitu Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar. "Sepertinya Ridwan menyodorkan dirinya. Kalau tiga ketua umum ini jadi capres, Ridwan sangat siap dan terbuka untuk calon wakil presiden," kata Adi.

INDRA WIJAYA | BUDIARTI UTAMI PUTRI | MAYA AYU PUSPITASARI
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus