Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

Saling Salip Dukun Bertindak

Pemilih Deddy-Dedi disebut beralih ke Sudrajat-Syaikhu. Bersaing ketat dengan Ridwan-Uu.

23 Juni 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK sampai sepekan menjelang pemilihan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi terhuyung-huyung dihantam berbagai isu. Calon wakil gubernur yang berpasangan dengan Deddy Mizwar itu merasa menjadi sasaran tembak lawannya. "Semua kampanye hitam ada di media sosial dan media massa," kata Dedi kepada Tempo, Jumat pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal itu bermula dari kunjungan rivalnya, calon gubernur Ridwan Kamil, ke Desa Cadasmekar, Tegalwaru, Purwakarta, menjelang pertengahan Mei lalu, untuk menemui seorang remaja yang disebut-sebut menderita gizi buruk. Dalam kesempatan itu, Ridwan menyayangkan masih ada penderita gizi buruk di Purwakarta. Kabupaten ini dipimpin Dedi selama dua periode sejak Maret 2008.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dedi kemudian mengutus timnya untuk menemui remaja tersebut. "Ternyata dia memang berpostur kurus dan tidak menderita gizi buruk," Dedi bercerita.

Tak berhenti di situ, menurut Dedi, kampanye hitam terus menguat menjelang pencoblosan yang digelar Rabu pekan ini. Misalnya, di media sosial beredar video sekelompok orang yang mengaku terhimpun dalam Paguyuban Paranormal dan menyatakan dukungan kepada pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.

Ada pula video yang diambil di sebuah gua di kawasan pantai selatan Jawa Barat. Dalam video tersebut, seorang kakek berpakaian dan berikat kepala hitam terlihat berdoa dengan sesajen berisi buah-buahan, rokok, kopi, dan kepala kambing hitam. Sejumlah laki-laki di video itu beberapa kali menyebut nama Dedi sambil mengacungkan empat jari, nomor urut Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. Sesajen itu kemudian dilarungkan ke laut. "Bagaimana saya tidak pusing?" kata Dedi Mulyadi.

Belakangan, beredar video klarifikasi dari kakek yang bertindak sebagai dukun tersebut. Dia mengaku disuruh berakting sebagai dukun.

Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia Toto Izul Fatah memperkirakan kampanye hitam ikut menurunkan elektabilitas pasangan 2DM, inisial pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. Hasil sigi Lingkaran Survei pertengahan Juni lalu menunjukkan tingkat keterpilihan 2DM sebesar 36,6 persen dan kalah dibanding pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum dengan 38,8 persen. Sedangkan pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu dan Hasanuddin-Anton Charliyan masing-masing 8,2 dan 7,7 persen. "Pada Maret lalu, 2DM sempat unggul tiga persen," ujar Toto memaparkan hasil surveinya, Kamis pekan lalu.

Dimintai tanggapan soal tudingan menyebarkan kampanye hitam untuk menggerus elektabilitas lawannya, ketua tim kampanye Ridwan-Uu dari Partai NasDem, Saan Mustopa, berujar singkat, "Ridwan Kamil sama sekali tak bertujuan seperti itu."

Seperti membalas Ridwan, yang menjabat Wali Kota Bandung 2013-2018, Dedi Mulyadi pada Kamis pekan lalu berkunjung ke rumah Suhendar yang menderita lumpuh di Kiaracondong, Kota Bandung. Di situ, Ketua Golkar Purwakarta ini menyayangkan Suhendar tak dirawat di rumah sakit. "Saya datang setelah mendapat informasi dari warga," katanya.

Persaingan ketat memang terjadi dalam pemilihan Gubernur Jawa Barat antara pasangan 2DM dan Ridwan-Uu. Elektabilitas keduanya salip-menyalip dalam sejumlah survei. Unggul di awal, Ridwan-Uu kemudian disalip 2DM. Belakangan, Ridwan-Uu kembali unggul. Survei Charta Politika pada akhir Mei lalu menunjukkan elektabilitas pasangan nomor urut satu itu mencapai 37,3 persen, unggul dibanding 2DM, yang mendapat 34,5 persen.

Menurut Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, elektabilitas 2DM tergerus oleh peralihan suara pemilih dari Partai Keadilan Sejahtera, yang kini lebih mendukung pasangan Sudrajat-Syaikhu. Pada pemilihan 2013, Deddy Mizwar, yang diusung PKS, terpilih sebagai wakil Gubernur Ahmad Heryawan. Tapi, kata Yunarto, dengan margin kesalahan 2,8 persen dan sebanyak 12,8 persen responden belum menentukan sikap, "Belum bisa dipastikan siapa yang menang."

Sejumlah survei menunjukkan Ridwan-Uu unggul di wilayah Bandung Raya, Priangan Barat, dan Priangan Timur. Sedangkan 2DM melesat di wilayah megapolitan, Cirebonan, dan Karawangan. "Kami memang masih kalah tipis di wilayah Bandung Raya," kata sekretaris tim kampanye 2DM, M.Q. Iswara. Adapun Dedi Mulyadi menyebutkan, hingga hari terakhir kampanye, dia dan Deddy Mizwar akan lebih berfokus di daerah perkotaan, seperti Bandung dan sekitarnya, yang masih dikuasai lawan.

Ketua tim pemenangan Ridwan-Uu, Saan Mustopa, mengatakan jagoannya perlu bekerja ekstrakeras di wilayah pantai utara Jawa. Dalam dua bulan terakhir, pasangan ini memilih menyambangi berbagai kabupaten dan kota di sana.

Saan juga menyebutkan Ridwan Kamil makin aktif di media sosial, seperti Instagram dan Facebook, untuk menjaga pemilih milenial dan mereka yang bergiat di dunia maya. Belakangan, akun Ridwan di Facebook dan Instagram cukup rajin mengunggah dukungan dari artis, seperti Denny Wahyudi alias Denny Cagur dan Nazril Irham alias Ariel, vokalis band Noah.

Sebaliknya, Deddy-Dedi berfokus pada serangan darat. Dua partai utama pendukungnya menurunkan pasukan ke Jawa Barat. Ketua Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan semua anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan bakal calon legislator dari Golkar di daerah pemilihan Jawa Barat diwajibkan turun langsung dan memasyarakatkan pasangan 2DM. "Hasil pilkada ini akan menjadi pertimbangan partai memutuskan calon legislator masuk atau tidak dalam daftar calon sementara," ujar Ace.

Wakil Ketua Umum Demokrat Sjarifuddin Hasan alias Syarief Hasan mengatakan partainya mendatangkan langsung Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono dan putranya, Agus Harimurti Yudhoyono, pada hari terakhir kampanye di Kota Bogor. "Mereka akan satu panggung berkampanye untuk Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi," ujar Syarief.

Perang darat bukan tak diperhatikan pasangan Ridwan-Uu. Wakil ketua tim pemenangan pasangan itu, Arfi Rafnialdi, mengatakan kampanye terakhir di Kota Bandung dihadiri antara lain Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat Oesman Sapta Odang dan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie. Mengusung tema "Satu Suara Jabar Juara Menuju Kemenangan", pasangan ini juga mendatangkan band The Changcuters dan personel Nidji, Giring Ganesha.

Dua pasangan calon lain, Sudrajat-Ahmad Syaikhu dan Hasanuddin-Anton Charliyan, tak mau kalah tanpa perlawanan. Ketua PKS, partai pendukung Sudrajat-Syaikhu, Mardani Ali Sera, mengatakan strategi utama pasangan yang menamakan diri "Asyik" itu kini mengusung gerakan #2019GantiPresiden. Pada debat kedua pertengahan Mei lalu, Sudrajat-Syaikhu memamerkan kaus dengan tanda pagar tersebut.

Menurut Mardani, cara ini dianggap efektif untuk menjaring pemilih yang tak mendukung Joko Widodo sebagai calon presiden 2019. PKS pun menebar 100 ribu spanduk dengan tulisan "2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden". "Dari survei internal kami, elektabilitas pasangan Asyik kini sudah 17 persen," ujar Mardani.

Berkebalikan dengan PKS, partai pendukung utama Hasanuddin-Anton mencoba mendongkrak tingkat keterpilihan dengan menempelkan nama Jokowi sebagai calon presiden bersama pasangan tersebut. Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Eriko Sotarduga menyebutkan semua anggota DPR dan calon legislator dari partai banteng serta organisasi sayap, seperti Baitul Muslimin Indonesia dan Banteng Muda Indonesia, juga bergerak mendekati pemilih di Jawa Barat.

Eriko mengklaim elektabilitas Hasanuddin-Anton sudah mencapai hampir 20 persen. "Kami berharap bisa membuat kejutan," kata Eriko.

Pramono, Dewi Nurita (Jakarta), Ahmad Fikri, Aminuddin (Bandung)

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus