Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Mundurnya proyek disebabkan oleh terhambatnya pembebasan lahan untuk Depo Jatimulya, Bekasi.
Biaya investasi membengkak Rp 2,7 triliun.
Sumber Tempo menyebutkan adanya masalah pada sistem persinyalan.
JAKARTA — Proyek kereta layang ringan (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) dijadwalkan beroperasi perdana pada Agustus 2022. Target pengoperasian kereta dengan lintasan berbentuk huruf "U" sepanjang 44 kilometer itu mundur dari jadwal yang semula pada akhir 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Proyek senilai Rp 23,3 triliun yang digarap oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT LEN Industri (Persero), PT INKA (Persero), serta PT Kereta Api Indonesia (Persero) tersebut masih memantapkan sistem persinyalan otomatis. Kereta LRT rencananya beroperasi tanpa masinis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Prasarana LRT Jabodebek, Ferdian Suryo Adhi Pramono, mengatakan, mundurnya pengoperasian proyek disebabkan oleh terlambatnya pembebasan lahan di Depo Jatimulya, Bekasi. Depo Jatimulya merupakan bagian vital dari pembangunan LRT karena merupakan tempat pusat kendali operasi.
"Pembebasan lahan di Depo harusnya awal 2019, tapi mundur ke 2020. Setahun itulah yang menyebabkan mau tidak mau (proyek LRT) setahun juga mundurnya,” ujar Ferdian saat dijumpai Tempo, pekan lalu.
Adapun pembebasan lahan LRT, termasuk depo, diklaim telah selesai. Untuk pembangunan Depo Jatimulya, penyelesaian proyek disebut sudah mencapai 60 persen. Pelepasan lahan untuk jalur LRT di Dukuh Atas, Jakarta Pusat, pun sempat butuh waktu. Jalur itu pun krusial sebagai tempat berdirinya jembatan bentang panjang LRT.
Dampak mundurnya proyek kereta layang ringan otomatis berpengaruh terhadap nilai investasi dari sisi prasarana maupun sarana. Nilai investasi akan bertambah karena nilai bunga pinjaman yang harus dibayarkan terus bertambah. “Mau tidak mau bunga bank satu tahun kan pasti bertambah,” ujar Ferdian.
Pada Juli 2021, Kementerian Badan Usaha Milik Negara pun melaporkan pembengkakan biaya proyek LRT sebesar Rp 2,7 triliun. Kementerian BUMN lantas mengusulkan KAI menerima penyertaan modal negara (PMN) 2021 sebesar Rp 2,7 triliun untuk menambal kelebihan biaya tersebut.
Ia menuturkan, perubahan jadwal tersebut sudah diperhitungkan dalam adendum penyesuaian kontrak yang ditandatangani pada 2020. Perhitungan penyesuaian nilai investasi juga telah melalui proses peninjauan oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan.
Di luar soal pengadaan lahan, sumber Tempo menyebutkan, pemasangan sistem persinyalan dikabarkan turut mempengaruhi target operasional LRT rute Cibubur-Cawang. Uji operasi LRT baru bisa dimulai setelah sistem persinyalan dan integrasi prasarananya selesai.
Integrasi persinyalan merupakan tahap krusial yang porsinya mewakili 15 persen kesiapan operasi proyek. Setelah rampung diproduksi, 31 rangkaian atau trainset LRT yang masing-masing terdiri atas enam gerbong pun menjalani pengujian dinamis sarana secara langsung di lintasan Cawang-Cibubur. Uji komunikasi on board control unit persinyalan dengan train control management system kereta ini dikejar hingga bulan depan.
Suasana pembangunan lintasan LRT (light rail transit) di Bekasi, Jawa Barat, 21 Oktober 2021. ANTARA/Fakhri Hermansyah
Vice President Public Relations PT Kereta Api Indonesia (Persero), Joni Martinus, berujar bahwa PT KAI tengah melakukan uji dinamis atau uji sarana para saat kereta berjalan bersama PT INKA. Joni mengklaim saat ini pengoperasian LRT masih sesuai dengan jadwal. “Sejauh ini semua berjalan lancar. Tidak ada kendala (persinyalan) tersebut," ujar Joni.
Executive Vice President LRT Jabodebek Mochamad Purnomosidi mengatakan KAI sedang menyiapkan skenario operasi untuk proyek LRT Jabodebek. Per 18 Oktober lalu, kemajuan pembangunan prasarana proyek LRT rute Cawang-Cibubur, Cawang-Dukuh Atas, dan Cawang-Bekasi telah mencapai 87,6 persen. Kesiapan prasarana, akses stasiun, dan depo dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Purnomo menerangkan, tambahan PMN sebesar Rp 2,7 triliun akan dipakai untuk membayar peningkatan nilai belanja modal, peningkatan jasa konsultan, dan peningkatan biaya bunga. Uang itu juga akan dipakai sebagai tambahan biaya pra-operasi akibat mundurnya realisasi operasional proyek sepur.
Direktur Operasi II Adhi Karya, Pundjung Setya Brata, memperkirakan uji persinyalan di tiga lintasan pertama LRT Jabodebek bisa rampung pada kuartal I 2022. Setelahnya, pengelola proyek masih harus menguji teknologi kereta tanpa masinis, grade of automation (GOA) level 3.
"Meski nanti LRT meluncur secara otomatis, masih ada masinis yang ditempatkan di depo untuk bantuan parkir kereta,” kata Pundjung. "Kami tetap mengupayakan migrasi total ke driverless pada akhir 2022.”
FRANSISCA CHRISTY ROSANA | YOHANES PASKALIS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo