Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Jepang berusaha melindungi pasukan mereka dari ancaman tetanus. Mereka menggunakan 900 romusha di kamp penampungan di Klender, Jakarta Timur, sebagai kelinci percobaan untuk menguji vaksin buatan mereka. Dalam beberapa hari, ratusan romusha menderita dan meninggal akibat tetanus akut. Namun, ketika Sekutu di ambang kemenangan, Jepang membutuhkan kambing hitam atas kejadian ini. Mereka secara brutal menyiksa Achmad Mochtar, ilmuwan Indonesia terkemuka, bersama rekan-rekannya di Lembaga Eijkman di Batavia, hingga Mochtar menandatangani pengakuan atas pembunuhan massal yang tidak dilakukannya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo