Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Senin, 18 Juli 2022, menjadi waktu yang dinanti oleh SM, 37 tahun. Sebab, hari itu adalah hari kelahiran anaknya yang ke empat di RS Sentosa, Kemang, Kabupaten Bogor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Selasa, 19 Juli 2022, SM pun dipertemukan denganbayi nya yang berkulit putih dan rambut tipis agak merah. Sebagai ibu yang sehari tidak ketemu, SM pun langsung memberikan ASI kepada bayinya itu. Si anak pun sangat lahap saat mengendot asi dari ibunya itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Setelah memberi asi pertama itu, bayi saya lengkap dengan gelang bertuliskan bayi atas nama saya itu dikembalikan ke ruang bayi. Nah besoknya pas mau pulang, bayinya kan dibedong, saya liat kok kulitnya agak beda. Terus pas mau dikasi asi, juga gak mau. Sesampainya di rumah, saya liat kok rambutnya juga beda. Itu awal mula saya curiga bayi saya tertukar," kata SM kepada Tempo di kediaman nya di Muara Jaya, Ciseeng. Senin, 28 Agustus 2023.
SM mengatakan sejak dari kepulangan dirinya dari RS itu merasa banyak kejanggalan dan meyakini kalau bayinya tertukar. Artinya, SM menyangka, bukan karena pas keluar hasil DNA saja kalau bayinya tertukar.
Menurut SM, hasil DNA itu hanya untuk membuktikan dan meyakinkan dirinya kalau bayinya tertukar. Sehingga sepekan sejak pulang dari RS, SM pun bersama sang suami berjuang membuktikan kalau bayinya tertukar dan ingin kembali atau dikembalikan lagi bayi aslinya.
"Sebelum Polisi melakukan Tes DNA, jujur kami juga sudah melakukan tes DNA duluan pada (bulan) Juli kemarin (2023). Hasilnya menyebut, memang bayi yang saya rawat ini memang bukan anak biologis kami. Cuma sayang waktu itu, ortu bayi satunya menolak untuk tes DNA. Hingga akhirnya dimediasi polisi dan berkenan tes DNA. Hasilnya, semua tahu kalau memang benar 99,99 persen bayi kita tertukar," kata SM menjelaskan.
Saat ini, SM dan suami mengikuti langkah yang diberikan arahannya oleh Polres Bogor dan Kementeria PPPA untuk pengembalian atau Penukaran bayinya yang tertukar itu. Menurut SM, dalam pekan ini minimal ada pertemuan dua kali di rumah bersama yang di sediakan Polres Bogor.
Sebab, tanggal 28 September nanti, bayi tertukar berinisial GL dan GB ini harus sudah kembali ke orangtua biologis nya masing-masing.
"Minggu sekarang dua kali, minggu depan tiga sampai empat kali. Nah minggu ke tiga dan ke empatnya nanti, kata kementerian anak harus sering mungkin ketemu. Kalau bisa selama seminggu itu full. Doakan semoga proses pengembalian anak ini lancar," kata SM.