Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DI Indonesia, penyanyi yang paling lihai menirukan suara Sting adalah Elfonda Mekel atau Once. Karakter suara mereka memang mirip. Tapi bukan hanya karena itu Once menyukai Sting. "Dia musikus yang tak perlu membuktikan apa pun saking expert-nya. Baik dari sisi teknik musik, nyanyinya, lagu, maupun liriknya," ujar penyanyi kelahiran Makassar ini.
Once tentu saja ingin menonton konser Sting di Jakarta, 15 Desember ini. Tapi, karena sudah ada jadwal kegiatan lain yang tak mungkin ditunda, dia mengeluarkan biaya tambahan untuk menonton konser Sting di Singapore Indoor Stadium pada 13 Desember ini. "Sudah ada tiketnya. Nanti akan nonton bareng sama Ari Lasso," katanya.
Once menggemari penyanyi ini sejak sekolah dasar, saat Sting masih bergabung dengan The Police. Kelompok itu populer karena berani membawakan musik lintas genre, mulai reggae, rock, new wave, ska, sampai pop. Dari 1977 hingga 1986, The Police mengeluarkan lima album dengan jenis musik berbeda.
Lagu-lagu hit mereka adalah Next to You, So Lonely, Roxanne (Outlandos d,Amour, 1978); Message in the Bottle, Walking on the Moon (Regatta de Blanc, 1979); Don,t Stand So Close to Me, De Do Do Do, De Da Da Da (Zenyatta Mondatta, 1980); Every Little Thing She Does is Magic (Ghost in the Machine, 1981); dan Every Breathe You Take (Synchronicity, 1983).
Bermusik lintas genre ini diteruskan Sting saat berkarier solo. Uniknya, menurut pengamat musik Denny Sakrie, di genre apa pun, musiknya diterima dengan baik. "Apa pun yang dia buat tanpa ngotot, mengalir begitu saja karena dia punya kapasitas," ujarnya. Sting juga bisa berkolaborasi dengan banyak artis dari berbagai generasi dan jenis musik. Misalnya musikus hip-hop, Sean Combs, serta Frank Zappa, maestro gitar di genre rock, jazz, dan eksperimental.
"Dia punya bekal. Seniman yang komplet," kata Denny. Tak hanya menjadi pemain bas dan penyanyi, Sting juga membintangi hampir 30 film. Yang terakhir adalah Life,s Too Short (2011). Semua bakat ini membuat Sting tetap bersinar setelah The Police bubar pada pertengahan 1980-an. "Dia berhenti di saat yang tepat, meneruskan kejayaan yang lain sebagai solis," ujar Denny.
Bagi Once, sebagai solis, dia tahu betul mau ke mana. Bagaimana menggabungkan musik bagus dengan lagu yang enak dan bermutu. Lirik dan musik Sting sangat inspiratif. Lirik yang puitis memang salah satu kekuatan Sting. Saat bersama The Police, dia bisa mengubah pengalaman melihat seorang pelacur di jalanan Paris pada 1977 menjadi sebuah lagu bossa nova atau tango yang fenomenal dan tidak sok suci. "Roxanne/You don,t have to put on the red light/Those days are over/You don,t have to sell your body to the night...."
Saat diminta membuat lagu untuk film Kate & Leopold, Sting menulis lagu yang amat puitis dan sedih, Until. "Jika aku secerdas Aristoteles dan mengetahui rahasia cincin yang mengelilingi bulan, apakah semua ilmu itu berarti jika kau tak lagi mencintaiku?" begitu tulisnya. Jangan lupa, bagaimana cinta seorang vampir bisa menjadi lagu yang melelehkan hati, jauh sebelum Twilight mengguncang dunia. Itu ada dalam Moon Over Bourbon Street. Lagu ini ditulis setelah Sting membaca novel Interview with the Vampire.
Once menyukai hampir semua album Sting. "Tapi yang paling oke album Ten Summoner,s Tales. Itu keren banget," ujarnya. Di album itu, kata dia, Sting merekam lagu-lagunya dengan sangat maksimal. Genre lagu dan musiknya sangat variatif dan banyak menjadi hit. Album yang dirilis dengan sampul berwarna kuning ini berisi 11 lagu. Ada yang jazzy seperti lagu Seven Days, Stronger than Justice yang berirama country, atau Fields of Gold yang punya irama lain lagi. Album ini masuk urutan ke-32 dalam album terbaik pada 1993.
Yang tak kalah bagus adalah Â…Nothing Like the Sun, yang masuk di urutan ke-20 album terbaik pada 1987. Album yang diluncurkan setelah omelan-omelan tentang musik rock ,n, roll. Majalah musik Rolling Stone pun menyatakan …Nothing Like the Sun sebagai album terbaik pada 1980-an. Album ini keluar sebagai ekspresi Sting yang jijik terhadap keadaan musik pop. Ironisnya, album itu ditulis setelah lima bulan Sting "bersemadi" di New York, yang beku oleh salju, bukan saat kunjungan ke lapangan.
Yang istimewa dari album ini adalah lagu They Dance Alone (Cueca Solo). Ini lagu protes tentang penghilangan paksa rakyat Cile yang menentang pemerintah diktator Augusto Pinochet. Dia terkenal karena membunuh warganya saat berkuasa pada 1973-1990. Ribuan orang yang menghilang ini diyakini telah dibunuh. Lagu ini didedikasikan untuk seorang perempuan yang memprotes Pinochet dengan caranya sendiri. Sambil membawa foto keluarga tercinta, perempuan ini sendirian menari cueca, tarian kebangsaan negara itu.
Lagu ini juga dia nyanyikan dalam berbagai versi langsung saat ulang tahun ke-70 mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela pada 1988 dan konser Amnesty International di Buenos Aires, bersama Peter Gabriel, buat ibu-ibu di Plaza de Mayo yang kehilangan anak-anak mereka. Sejumlah aktivis di Indonesia kabarnya sedang melobi agar, saat lagu ini dibawakan di Jakarta, Sting mendedikasikannya untuk Munir, yang dibunuh pada 2004.
Di Jakarta, dalam konser yang bertajuk "Sting: Back to Bass Tour 2012", dia akan menyanyikan 15 lagu. Sting juga akan menyanyikan lagu-lagu hitnya, termasuk sembilan lagu permintaan promotor. Selain itu, dia akan kembali menyeret penggemarnya dalam lagu era The Police.
Dian Yuliastuti
Tahun: 1985
Tahun: 1987
Tahun: 1991
Tahun: 1993
Tahun: 1996
Tahun: 1999
Tahun: 2001
(kompilasi dalam irama jazz)
Tahun: 2003
Tahun: 2006
Tahun: 2009
Tahun: 2010
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo