Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, mengatakan penggunaan sepeda bisa menjadi alternatif transportasi saat menghadapi new normal atau kenormalan baru di tengah pagebluk virus corona. Menurut Djoko, banyak negara kini telah menggunakan sepeda untuk mobilitas jarak pendek.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bersepeda menjadi pilihan, karena selain menghindari kerumunan dalam ruang tertutup, dan menghindari antri, bersepeda membuat kesehatan tubuh terjaga," kata Djoko melalui keterangan tertulis, Jumat, 29 Mei 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menyarankan jalan-jalan umum perlu dibuat jalur bersepeda agar masyarakat bisa bersepeda secara aman. Peraturan baru terkait keamanan bersepeda pun perlu dibuat.
Selain itu, manfaat lain bersepeda dapat mengurangi polusi udara. Penggunaan sepeda secara masif juga akan mempengaruhi pertumbuhan bisnis atau usaha terkait dengan kendaraan roda dua itu.
Kata Djoko, di Indonesia baru DKI Jakarta yang berkomitmen membangun jalur sepeda sepanjang 63 kilometer dari target 545 kilometer. Tahun ini, DKI menargetkan membangun 200 kilometer jalur sepeda. "Nampaknya tidak dapat terwujud karena anggaran difokuskan penanganan dampak virus korona," kata dia.
Djoko menyarankan kota lainnya mengikuti Ibu Kota yang mengembangkan jalur dan penggunaan sepeda sebagai transportasi.
"Daerah lain yang sudah punya jalur sepeda, tapi asal ada. Tidak ada kejelasannya target pencapaian," ujarnya. "Hanya sekedar memenuhi janji kampanye, setelah terpilih bikin jalur sepeda, tetapi tidak diikuti membiasakan warganya bersepeda untuk aktivitas kesehariannya."
Menurut dia, pengembangan jalur sepeda di Indonesia akan menghadapi kendala. Selain alasan cuaca, juga kontur jalan naik turun di sebagian wilayah. Ditambah, masyarakat Indonesia umumnya sudah terbiasa menggunakan sepeda motor.
Warga kelas menengah bawah lebih memilih menggunakan motor saat melakukan perjalanan jarak pendek, menengah atau panjang. Padahal, sepeda motor di Indonesia diciptakan tidak untuk perjalan jarak sedang atau menengah, namun untuk perjalanan jarak jauh.
"Buktinya, masa mudik lebaran yang dulunya banyak menggunakan bus, sekarang berlaih menggunakan sepeda motor," ujarnya.